menyelami kreativitas di desa tuksongo melalui songo art studio - News | Good News From Indonesia 2024

Menyelami Kreativitas di Desa Tuksongo melalui Songo Art Studio

Menyelami Kreativitas di Desa Tuksongo melalui Songo Art Studio
images info

Terletak di dekat pusat tempat bersejarah di Magelang, Jawa Tengah—Candi Borobudur, Desa Tuksongo tak hanya dikenal dengan kuliner tradisional dan kebudayaannya yang khas. Desa wisata ini juga memiliki permata tersembunyi, yaitu Songo Art Studio.

Songo Art Studio didirikan secara independen oleh Hatmojo—akrab disapa Mojo. Studio lukis ini telah menjadi salah satu pusat kesenian dan kreativitas di Desa Tuksongo.

Mojo sudah berkecimpung di dunia kesenian sejak tahun 90-an. Untuk mendukung bidang yang ia geluti, Mojo pun memutuskan untuk membuat Songo Art Studio, yang memang bertujuan untuk menjadi ruang kerja serbaguna miliknya.

"Awalnya, ruang kerja saya ini dibuat bukan untuk studio, melainkan untuk ruang kerja pada umumnya, yang apa saja bisa saya kerjakan sebagai seniman," jawab Mojo, saat ditemui oleh beberapa anggota dari Tim KKN-PPM UGM Borobudur 2024 di studio lukisnya.

Baca Juga: Unit Mlati Membuka Program KKN dengan Cultural Exchange in Mlati

Nyatanya, di studio tersebut, Mojo tak hanya membuat lukisan saja. Ia juga membuat belangkon, ecoprint, dan kerajinan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, ruang kerja pribadinya itu secara natural berubah menjadi studio lukis. Pada awalnya, studio lukis itu bernama "Artmojo Painting Studio". Namanya kemudian berubah menjadi "Songo Art Studio" setelah peresmiannya pada September 2023.

Kata songo pada Songo Art Studio juga diambil dari nama desa ini sendiri, yakni Tuksongo. Mojo menjelaskan bahwa nama Tuksongo itu sangat berarti sejak dulu.

"Songo itu, kan, berarti 'sembilan', yang merujuk pada banyaknya sumber mata air di desa ini (Tuksongo) pada zaman dahulu," jelas Mojo.

Berdasarkan letak geografisnya yang berada di desa wisata, Songo Art Studio juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap Desa Tuksongo melalui keseniannya.

Sejak ditetapkan sebagai studio lukis, studio milik Mojo ini kerap disambangi tak hanya para kawan seniman, tetapi juga para wisatawan lokal maupun asing yang melancong ke Desa Tuksongo.

"Kalau ada wisatawan yang hadir ke studio saya, biasanya sudah saya sediakan perlengkapan untuk melukis, seperti kanvas. Peran saya hanya menyediakan alat saja. Tapi, untuk saat ini saya sedang vakum," ucap Mojo.

Alasan Mojo hanya menyediakan alat lukis dan mengarahkan para wisatawan yang berkunjung ke studio lukisnya karena ia tidak ingin membatasi kreativitas orang lain.

Menurutnya, kreativitas itu tak terbatas. Mojo ingin menawarkan kebebasan dalam menciptakan sebuah karya pada setiap orang yang berkunjung ke studio lukisnya.

Alasan tersebut sejalan dengan hasil karyanya yang tidak memiliki tema yang spesifik. Hal ini karena Mojo sendiri tak ingin membatasi karyanya dengan tema tertentu.

"Saya tidak suka karya saya dibatasi atau dikotak-kotakkan dalam satu tema. Tapi, kalau untuk karya, saya lebih suka menyebutnya sebagai series,” terangnya.

Baca Juga: Perayaan Hari Anak dalam KKN di Desa Tulakan, Kreativitas dan Keceriaan dalam Warna
Lukisan karya Hatmojo
info gambar

Melalui karya yang dibuat sesuai series, ini menunjukkan bahwa karya Mojo tidak monoton dan bisa berubah selang beberapa tahun tergantung pada judul series yang akan ia usung.

Proses kreatif Mojo sebelum menghasilkan sebuah series atau karya tertentu juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Karya yang dihasilkannya juga hasil dari pemikiran kreatif yang panjang. Pasalnya, Mojo selalu melakukan riset yang detail setiap membuat karya.

"Saya selalu melakukan riset yang panjang dan banyak membaca dari berbagai sumber sebelum mencetuskan sebuah karya," ucapnya.

Mojo juga mengungkapkan bahwa dampak dari hasil riset yang ia lakukan setiap membuat karya dapat membuat dirinya mendapatkan ilmu baru.

Setelah melalui proses perjalanan seni yang panjang dan menghasilkan banyak karya seni, Mojo memiliki perspektif yang unik ketika ditanya tentang pencapainnya selama ia menjadi seniman.

Mojo tidak melihat pencapaian itu sebagai benda, melainkan sebagai kesempatan yang ia dapatkan sebagai seorang seniman. Menurutnya, kesempatan yang ia dapatkan selama menjadi seniman adalah sebuah pencapaian.

"Saya tidak melihat pencapaian itu sebagai benda, melainkan kesempatan yang datang kepada saya ketika karya saya bisa dipamerkan di beberapa negara seperti, Jerman, Singapura, dan Italia," ucap Mojo.

Selain itu, Mojo juga memiliki harapan yang besar untuk dirinya dan studio miliknya di masa yang akan datang.

"Harapan saya, studio lukis ini bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bakat saya ini adalah pemberian Allah yang akan saya jalankan sebaik mungkin agar berguna bagi sekitar," pungkas Mojo.

Baca Juga: Fun Learning Adventure, Belajar sambil Bermain bareng KKN-PPM UGM Bambanglipuro

Penulis: Hadistia Leovita Subakti

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.