Pendidikan dasar, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD), merupakan fondasi yang sangat penting bagi perkembangan anak-anak. Di usia ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang nilai-nilai moral, sosial, dan keterampilan hidup yang akan membentuk karakter mereka di masa depan.
Oleh karena itu, Sub Unit Padukuhan Kanutan mengimplementasikan secara langsung tujuan dari program KKN dengan menjalin kerja sama dengan SD Kanisius Kanutan, Bantul, DIY, mengingat pentingnya pemberdayaan institusi pendidikan, terlebih bagi SD yang merupakan wadah bagi generasi penerus bangsa melalui program kerja mengajar bersama tim KKN-PPM UGM.
Rangkaian Kegiatan Fun Learning Adventure: Jelajahi Dunia Pengetahuan Bersama Tim KKN-PPM UGM Bambanglipuro dilaksanakan pada Senin (22/7/2024) hingga Jumat (1/8/2024).
Melalui program kerja ini, Tim KKN-PPM UGM memberikan beberapa materi belajar kepada siswa-siswi di SD Kanisius Kanutan, antara lain mengenai pembelajaran terkait: 1). Penggunaan tiga kata ajaib (Tolong, Maaf, Terima kasih); 2). Edukasi hemat energi; 3). Edukasi manfaat pohon bagi lingkungan; 4). Pengenalan budaya Jepang; dan 5). Edukasi praktikum sederhana.
Baca Juga: Tim Mahasiswa KKN-PPM UGM Godean Mengajar Bahasa Korea untuk Anak-Anak di Dusun Nglarang
1. Penggunaan Tiga Kata Ajaib
Edukasi Penggunaan Tiga Kata Ajaib dilaksanakan pada 22 Juli 2024. Bentuk kegiatan edukasi ini dilakukan dengan pengenalan tiga kata ajaib melalui video pembelajaran, yaitu mengenai penggunaan kata "tolong", "maaf", dan "terima kasih".
Setelah itu, pemahaman siswa-siswi mengenai materi diuji dengan kuis. Kemudian siswa dan siswi kelas 2–6 diminta untuk mempraktikkan secara langsung tentang materi tiga kata ajaib.
Dari materi ini, diharapkan para murid SD Kanisius Kanutan dapat mulai dan terbiasa menggunakan kata tolong untuk meminta bantuan orang lain, meminta maaf jika berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih setelah menerima pertolongan.
2. Edukasi Hemat Energi
Edukasi Hemat Energi dilaksanakan pada 29 Juli 2024. Bentuk kegiatan edukasi ini juga dilakukan dengan pemutaran video pembelajaran.
Para murid menyaksikan video materi untuk memahami pengertian energi, macam-macam energi, jenis sumber energi, dan penjelasan tentang cara menghemat listrik.
Usai pematerian, siswa-siswi SD Kanisius Kanutan diajak bermain bingo berisi sikap hemat yang sudah mereka lakukan dalam menghemat energi. Jika siswa-siswi mendapatkan empat sikap dalam satu baris/kolom, maka mereka akan memperoleh apresiasi.
Kegiatan ini ditutup dengan menyanyikan bersama lagu bertema hemat energi. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SD Kanisius Kanutan bisa lebih sadar akan pentingnya hemat energi dan mulai mempraktikkan cara-cara hemat energi dari Tim KKN-PPM UGM Bambanglipuro.
3. Edukasi Manfaat Pohon bagi Lingkungan
Edukasi Manfaat Pohon bagi Lingkungan dilaksanakan pada 30 Juli 2024. Bentuk kegiatan ini dilakukan dengan pematerian tentang pengertian pohon, bagian-bagian pohon, siklus hidup pohon, pemutaran video tentang manfaat pohon, dan melakukan praktik penanaman biji pohon.
Pemahaman siswa-siswi SD Kanisius Kanutan kemudian diuji dengan kuis. Setelah itu, para murid melakukan praktik sederhana tentang penanaman biji pohon.
Praktik tersebut dilakukan secara berkelompok. Adapun biji pohon yang ditanam berjenis sengon laut dan sengon merah.
Dengan adanya edukasi serta praktik penanaman tersebut, diharapkan siswa-siswi SD Kanisius Kanutan dapat memahami manfaat pohon bagi lingkungan sehingga ke depannya akan menjaga lingkungan serta mampu menanam pohon secara mandiri.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UGM Kenalkan Biota Laut melalui Nonton Film dan Mewarnai Bersama
4. Pengenalan Budaya Jepang
Pengenalan Budaya Jepang dilakukan pada 31 Juli 2024. Kegiatan ini diawali dengan pengenalan kata sapaan dalam bahasa Jepang, seperti "ohayou gozaimasu" ('selamat pagi'), "konnichiwa" ('selamat siang'), dan "konbanwa" ('selamat malam').
Para murid juga diajarkan cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. "Watashi wa __desu", berarti 'Saya adalah __', merupakan salah satu cara simpel ketika memperkenalkan diri.
Selain itu, para siswa-siswi juga dikenalkan cara menyebutkan angka 1-10 dalam bahasa Jepang, yaitu ichi (satu), ni (dua), san (tiga), yon (empat), go (lima), roku (enam), nana (tujuh), hachi (delapan), kyuu (sembilan), dan jyuu (sepuluh).
Pematerian juga dilanjutkan dengan mengenalkan makanan khas dan tempat terkenal di Jepang—Gunung Fuji dan Kota Kyoto.
Dengan adanya pengenalan budaya Jepang ini, harapanya siswa-siswi SD Kanisius Kanutan dapat mengambil dan menerapkan budaya Jepang yang bersifat positif pada kehidupan sehari-hari sekaligus membangkitkan rasa minat siswa untuk menguasai bahasa Jepang.
5. Edukasi Praktikum Sederhana
Kegiatan praktikum sederhana dilakukan pada 1 Agustus 2024. Bentuk kegaiatan edukasi ini berupa percobaan lilin dalam gelas dan gunung meletus.
a. Percobaan Lilin dalam Gelas
Untuk melakukan eksperimen sederhana ini, pertama-tama, nyalakan lilin dan letakkan di dalam mangkuk atau piring.
Isi mangkuk atau piring dengan air secukupnya dan tambahkan pewarna yang telah disiapkan. Pewarna ini akan memperlihatkan pergerakan air selama eksperimen berlangsung.
Setelah itu, nyalakan lilin dan tutup dengan gelas yang telah disediakan. Setelah beberapa saat, lilin akan padam. Beberapa detik setelah lilin padam, air akan perlahan masuk ke dalam gelas.
Peristiwa ini terjadi karena api hanya bisa menyala selama ada oksigen di sekitarnya. Ketika lilin ditutup dengan gelas, oksigen di dalam gelas akan habis, sehingga lilin padam.
Proses pembakaran ini menyebabkan tekanan udara di dalam gelas menjadi lebih rendah dibandingkan di luar gelas. Menurut hukum Boyle, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan.
Jadi, saat volume oksigen di dalam gelas berkurang, tekanan udara di dalam gelas menurun. Akibatnya, tekanan udara dari luar mendorong air masuk ke dalam gelas.
b. Percobaan Gunung Meletus
Percobaan gunung meletus dilakukan untuk meniru fenomena alam terkait aktivitas gunung berapi, seperti keluarnya lahar dari kawah gunung.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk percobaan ini meliputi cuka, baking soda, sabun, dan pewarna merah untuk menyerupai warna magma.
Pertama, masukkan sabun dan baking soda ke dalam gunung berapi. Kemudian, tambahkan tiga tetes pewarna merah. Terakhir, tuangkan cairan cuka dan tunggu sebentar.
Tak lama kemudian, magma buatan akan keluar dari gunung berapi. Hal ini terjadi karena cuka yang bersifat asam bereaksi dengan baking soda yang bersifat basa, menetralkan keasamannya.
Baking soda adalah natrium bikarbonat dan cuka adalah asam lemah. Campuran kedua bahan kimia ini menghasilkan karbon dioksida yang keluar dari gunung berapi buatan tersebut.
Dengan adanya praktikum sederhana ini, diharapkan dapat meningkatkan keingintahuan siswa-siswi terhadap fenomena alam yang mungkin terjadi di dunia nyata dengan belajar lebih giat
Di samping itu, diharapkan pula kegiatan ini dapat membuat suasana yang baru bagi siswa-siswi guna memulai periode sekolah yang baru dengan penuh semangat.
Baca Juga: UNICEF dan KKN UGM 2024: Pentingnya Peran Orang Tua-PAUD terhadap Masa Depan Anak
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News