Produk makanan ringan Indonesia menunjukkan daya tarik yang kuat di pasar Vietnam, dengan potensi transaksi mencapai Rp4,28 miliar (setara 266 ribu dolar AS) dalam pameran Vietfood Beverage & Propack 2025 di Ho Chi Minh City, Vietnam.
“Potensi transaksi sebesar 266 ribu dolar AS masih akan terus bertambah seiring tindak lanjut inquiries pascapameran,” ujar Atase Perdagangan RI Hanoi, Addy Perdana Soemantry.
Meski industri makanan dan minuman Vietnam sangat kompetitif, peluang besar tetap terbuka bagi produk olahan Indonesia seperti wafer, biskuit, dan minuman ringan. Hal ini didorong oleh pertumbuhan populasi usia muda yang meningkatkan pengeluaran bulanan untuk makanan dan minuman.
Vietnam merupakan pasar penting, tercatat sebagai importir terbesar pertama sereal Indonesia dan importir terbesar kedua untuk minuman manis.
Capaian ini memperkuat posisi neraca perdagangan Indonesia, yang mengalami surplus sebesar 2,20 miliar dolar AS terhadap Vietnam pada periode Januari-Juni 2025.
Ekspor utama Indonesia ke Vietnam didominasi oleh komoditas seperti batu bara dan minyak sawit, sementara produk makanan ringan terus menunjukkan tren yang menjanjikan untuk terus berkembang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News