mengenang banjir sempor yang bikin indonesia jadi perhatian dunia internasional - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenang Banjir Sempor yang Bikin Indonesia Jadi Perhatian Dunia Internasional

Mengenang Banjir Sempor yang Bikin Indonesia Jadi Perhatian Dunia Internasional
images info

Mengenang Banjir Sempor yang Bikin Indonesia Jadi Perhatian Dunia Internasional


Siklon Tropis Senyar menerjang sejumlah kawasan Asia Tenggara pada akhir November 2025 lalu. Terdapat tiga negara yang terkena siklon tropis langka tersebut yaitu Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Tiga provinsi Indonesia di wilayah Sumatra lantas menjadi penerima derita paling besar. Bermula dari hujan lebat, lalu datanglah banjir bandang hebat yang membawa lumpur dan kayu gelondongan dalam jumlah tak terbayangkan. Hasilnya adalah musibah yang sayangnya tidak ditetapkan sebagai bencana nasional oleh pemerintah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan per 20 September 2025 jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang itu sebanyak 1.090 jiwa, di mana korban terbanyak dari Provinsi Aceh dengan total 472 orang. Jumlah korban yang banyak ini tentu membuat Indonesia khususnya Sumatra menjadi perhatian dunia internasional.

Sepanjang riwayat kebencanaan banjir bandang, bukan kali ini saja Indonesia menjadi perhatian. Musiba serupa pernah terjadi pada 1967 di mana Waduk Sempor mengirim gelombang air yang menewaskan ratusan warga yang tengah tertidur lelap.

Waduk Sempor Mata Air Kebumen

Waduk Sempor berada di Kecamatan Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Pembangunan waduk ini sudah dicanangkan pada 1958, kala Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Sukarno.

Proses pembangunan sayangnya tidak berjalan lancar karena kurangnya dana dari pemerintah sehingga proyek sempat tertunda sampai tampuk pemerintahan Orde Lama berganti ke Orde Baru. Pada awal-awal pemerintahan Suharto inilah diestimasikan Waduk Sempor baru rampung sekitar tahun 1970.

Pada pertengahan 1967, proyek pembangunan waduk yang sempat vakum kembali digalakkan. Meskipun baru selesai setengah persen, pemerintah telah membuka keran Waduk Sempor untuk mengairi sawah seluas 1.300 hektare. Rencananya jika pembangunan selesai air waduk mampu mengairi sawah seluas 16.000 hektare sekaligus dimanfaatkan untuk wadah penaburan 100 ribu bibit ikan tawes dll.

Namun, di tengah pembangunan hujan lebat mengguyur wilayah Kebumen dan sekitarnya, Waduk Sempor pun jebol dan membuat air dua musim sebanyak 12 juta meter kubik tumpah sekaligus menjadi banjir bandang yang menelan ratusan korban jiwa.

Lebih Dahsyat daripada Banjir Bengawan Solo

Kejadiannya pada 27 November 1967 pukul 11 malam. Tumpahan air Waduk Sempor yang menggelegak meluncur ke arah selatan, lebih tepatnya mengarah ke Kecamatan Gombong.

Terdapat tiga desa yang terkena terjangan banjir air Waduk Sempor yakni Desa Sempor, Jatinegara, dan Semondo. Desa Semondo sendiri letaknya bersinggungan dengan jalur kereta api lintas selatan. Alhasil, perjalanan KA relasi Jakarta – Yogyakarta sempat terputus dan membuat PNKA mengalihkan trayek tersebut ke lintas utara.

Banjir disebut harian Kompas terbitan 6 Desember 1967 sebagai “banjir yang lebih mengerikan daripada banjir Bengawan Solo”. Bagaimana tidak? Dalam kegelapan dan hujan lebat, air bah datang bak tamu tidak diundang. Air menerjang hebat rumah-rumah yang membuat warga tiga desa terbangun dari tidur lelapnya. Suara rintihan dan tangis para korban terdengar di malam mencekam itu. Dilaporkan musibah itu menelan 127 korban jiwa. Rumah, sawah, dan harta benda warga ludes karena hanyut terbawa amukan air Waduk Sempor.

Dari banyak korban, Sumarjono merupakan salah satu saksi hidup musibah itu. Sumarjono yang kala itu masih berusia 8 tahun kehilangan keluarganya dari ayah, ibu, kakak, hingga adik-adiknya. Setelah 11 tahun peristiwa menyesakkan itu terlewat, ia mengaku harta keluarganya sama sekali tidak bersisa.

“Bagaimana mungkin? Tanah saja larut!” ujar Sumarjono, Dikutip Good News From Indonesia dari artikel berseri Kompas berjudul “Sempor Waduk Harapan Rakyat Jateng Bagian Selatan” terbitan 28 Februari – 1 Maret 1978.

 Artikel surat kabar Australia, The Canberra Times, mengabarkan bencana banjir bandang di Kebumen. Saat itu baru ada 112 korban jiwa yang baru ditemukan. (Sumber: The Canberra Times)
info gambar

Artikel surat kabar Australia, The Canberra Times, mengabarkan bencana banjir bandang di Kebumen. Saat itu baru ada 112 korban jiwa yang baru ditemukan. (Sumber: The Canberra Times)


Musibah banjir Sempor sendiri menjadi pemberitaan di mana-mana. Tak hanya di koran-koran nasional, tetapi juga internasional. Sejumlah koran dari Malaysia, Singapura, Australia, Inggris, sampai Amerika Serikat menyiarkan kembali laporan kantor berita Antara, Reuters, dan United Press International (UPI) tentang bagaimana dahsyatnya banjir Sempor yang menelan ratusan korban jiwa.

Kabar buruk itu membuat keran simpati mengucur deras untuk korban banjir Sempor. Sekjen PBB U Thant salah satunya yang langsung mengirim telegram tanda berkabung untuk musibah besar tersebut.

Kelalaian Petugas

Setelah air surut, musibah banjir Sempor masih tetap diperbincangkan. Mata orang-orang tertuju ke ke Pembantu Pelaksana Bidang Operasi Proyek Sempor, Harjono yang dianggap lalai menjalankan tugasnya.

Menurut penelusuran wartawan Antara Suratman pada Januari 1968, disebutkan Harjono mendapat kunci pintu air aliran Waduk Sempor karena ketua proyek tengah cuti. Bawahan dari ketua itu pun memberi kunci kepada Harjono dan menganjurkan agar pintu air dibuka saja karena sedang hujan. Curah hujan kian tinggi pada siang harinya, tetapi Harjono yang saat itu asyik bermain kartu kukuh menunda membuka pintu air.

Dari kelalaian itu timbullah peristiwa yang tidak diinginkan. Waduk Sempor jebol, sehingga air luap yang mengamuk membawa maut kepada orang-orang yang tengah tertidur di rumahnya masing-masing.

Sidang perkara jebolnya Waduk Sempor. (Sumber: Suara Merdeka)
info gambar

Sidang perkara jebolnya Waduk Sempor. (Sumber: Suara Merdeka)


Setelah investigasi, Harjono ditahan pihak berwajib untuk dimintai pertanggungjawabannya. Raut wajahnya tetap tenang, sama sekali tidak memperlihatkan rasa penyesalan. Pada 25 Juli 1968, ia disidang di Pengadilan Negeri Kebumen. Hakim Ketua Paulus Wadjojo menetapkan Harjono hukuman 9 tahun penjara atas kelalaiannya.

Tempat Wisata Andalan

Perbaikan Waduk Sempor diupayakan setelah peristiwa banjir bandang tragis tersebut. Pemerintah pusat pada pertengahan Desember 1967 menggelontorkan anggaran sebesar Rp750 ribu untuk perbaikan khususnya untuk tanggul-tanggul yang fungsinya untuk menyalurkan air ke sawah.

Setelah melakukan pembangunan bertahap dengan dibantu perusahaan Jepang, Nippon Koei dan perusahaan Jerman, Hydrotechnik GmbH, Waduk Sempor baru diresmikan pada Suharto pada 1 Maret 1978. Dalam peresmian itu, secara simbolis Suharto mengambil beberapa ekor ikan emas ke dalam sebuah tong yang selanjutnya dilepaskan ke perairan waduk menggunakan derek besar.

Sebelum peresmian itu, Pemimpin Proyek Sempor, Uhadiyono meyakini Waduk Sempor tidak hanya menjadi mata air untuk Warga Kebumen dan sekitarnya, tetapi juga diharapkan menjadi objek pariwisata andalan. Anak Gombong lulusan ITB itu mengatakan daerah Sempor memiliki pemandangan alam yang indah dengan pegunungan batu granit sehingga pas untuk dikunjungi.

Jauh setelah diresmikan, Waduk Sempor masih setia menjadi mata air kehidupan. Pada 1990-an, profesi ojek perahu menjadi primadona bagi warga setempat yang ingin menyeberang dari satu desa ke desa lainnya. (Sumber: Bernas)
info gambar

Jauh setelah diresmikan, Waduk Sempor masih setia menjadi mata air kehidupan. Pada 1990-an, profesi ojek perahu menjadi primadona bagi warga setempat yang ingin menyeberang dari satu desa ke desa lainnya. (Sumber: Bernas)


Apa yang diharapkan Uhadiyono terealisasi hingga sekarang. Waduk Sempor menjadi salah satu objek wisata andalan di wilayah Kebumen. Dengan biaya masuk terjangkau, pengunjung bisa memancing ikan hingga menikmati keindahan alam sambil menaiki perahu wisata.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.