pemulihan psikologis korban banjir bandang pentingnya dukungan emosional pascabencana - News | Good News From Indonesia 2025

Pemulihan Psikologis Korban Banjir Bandang: Pentingnya Dukungan Emosional Pascabencana

Pemulihan Psikologis Korban Banjir Bandang: Pentingnya Dukungan Emosional Pascabencana
images info

Pemulihan Psikologis Korban Banjir Bandang: Pentingnya Dukungan Emosional Pascabencana


Menjelang akhir tahun, Indonesia kembali diuji oleh berbagai bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah. Banjir bandang dan tanah longsor menjadi salah satu bencana yang paling banyak muncul, dan meninggalkan dampak mendalam bagi masyarakat yang terdampak.

Beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi sorotan karena kerusakan yang cukup parah dan jumlah korban yang tidak sedikit. Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya merusak infrastruktur atau menghancurkan harta benda, tetapi juga membawa kehilangan nyawa dan trauma bagi mereka yang selamat.

Banyak korban yang harus kehilangan rumah mereka dan terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara yang disediakan pemerintah. Di tengah keterbatasan fasilitas dan ketidakpastian hidup, para korban berusaha bertahan, menata kembali kehidupan mereka yang porak-poranda, sekaligus menghadapi rasa kehilangan yang mendalam.

Dalam kondisi seperti ini, kepedulian dan bentuk solodaritas dari berbagai pihak melalui bantuan logistik memang sangat dibutuhkan, namun sering kali perhatian terhadap kondisi psikologis para korban masih kurang.

Padahal, pemulihan mental adalah bagian yang tak kalah penting dari proses bangkit setelah bencana. Trauma, kecemasan, dan ketakutan yang muncul pasca-bencana bisa menghambat kemampuan korban untuk memulai kehidupan baru.

Dukungan emosional yang konsisten menjadi fondasi penting agar mereka dapat merasa didengar, dihargai, dan mulai menumbuhkan kembali harapan dalam hidup mereka. Tanpa perhatian terhadap sisi psikologis, bantuan materi saja tidak cukup untuk membantu mereka pulih secara menyeluruh.

Dalam buku Trauma Healing Pascabencana Banjir Bandang di Pengungsian karya Dewiyanti, Cheristina, dan Bestfy Anitasari, dijelaskan sejumlah cara praktis yang dapat dilakukan untuk mendukung pemulihan mental korban bencana. Yuk, kita simak bersama!

Pendampingan Secara Individu atau Kelompok

Salah satunya adalah pendampingan, baik secara individu maupun dalam kelompok. Para penyintas membutuhkan ruang yang aman untuk berbagi pengalaman dan mengekspresikan perasaan mereka.

Ketika perasaan dan pengalaman pahit tidak tersalurkan, rasa terisolasi dan tekanan emosional bisa semakin berat. Kehadiran seorang pendamping yang mau mendengarkan dengan empati dapat membuat mereka merasa tidak sendirian dan mulai menemukan kembali rasa aman.

Mengekspresikan Perasaan melalui Seni dan Musik

Selain pendampingan, mengekspresikan emosi melalui seni dan musik juga menjadi cara efektif untuk membantu penyintas mengatasi trauma. Aktivitas seperti menggambar, mewarnai, melukis, atau memainkan alat musik dapat menjadi media pelepas emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Seni memberi ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan melalui warna, bentuk, dan goresan, sementara musik mampu menjadi sarana untuk menenangkan pikiran dan mengurangi beban emosional. Dengan cara ini, mereka mendapatkan ruang aman untuk menyampaikan isi hati sekaligus meredakan tekanan yang mereka rasakan.

Melakukan Aktivitas Fisik dan Berolahraga

Aktivitas fisik juga terbukti memberikan manfaat signifikan. Olahraga ringan atau kegiatan fisik sederhana dapat membantu menurunkan tingkat stres, memperbaiki suasana hati, dan memulihkan energi positif.

Dengan mengajak para penyintas bergerak aktif, mereka tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menguatkan mental dan membangun rasa percaya diri secara perlahan. Aktivitas fisik ini menjadi salah satu cara agar mereka kembali merasakan kendali atas hidup mereka di tengah ketidakpastian pasca-bencana.

Pada akhirnya, membantu korban bencana alam tidak hanya soal menyalurkan bantuan logistik. Pendampingan emosional, ruang untuk mengekspresikan perasaan, dan dukungan untuk tetap aktif secara fisik menjadi langkah nyata yang dapat kita lakukan untuk mendampingi mereka pulih.

Lewat kepedulian yang menyeluruh, kita bisa memastikan bahwa proses pemulihan para penyintas berjalan lebih manusiawi, penuh empati, dan tetap membawa harapan. Dengan begitu, meski bencana telah merenggut banyak hal, rasa kemanusiaan, solidaritas, dan dukungan nyata dari masyarakat dapat menjadi cahaya yang menuntun mereka kembali membangun kehidupan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RD
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.