Maraknya tantangan pengelolaan sampah yang dialami masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan padat penduduk seperti Provinsi Bali. Banjar Tegeh Sari yang terletak di Denpasar Utara, Bali menemukan dan mengambil sebuah langkah inovatif melalui program Bank sampah.
KOMITMEN PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN MELALUI KAMPUNG BERSERI ASTRA
Bank Sampah dinilai sangat tepat untuk mengatasi permasalahan sampah yang heterogen. Masyarakat telah menilai bahwa sampah yang ada bukanlah lagi sebuiah beban, tetapi peluang dalam menghasilkan uang, sistemasi dari program ini yakni masyarakat hanya dengan menukarkan sampah mereka yang nantinya akan ditukar dengan uang tunai sesuai jenis dan berat sampah. Program ini merupakan sebuah kolaborasi dari PT Astra International Tbk-yakni sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, asuransi, dan pembiayaan. Pada implementasinya, Kampung Berseri Astra sendiri memiliki empat pilar pengembangan yakni: kewirausahaan, Pendidikan, lingkungan, dan kesehatan.
Sejak tahun 2019, kegiatan Bank Sampah yang dilakukan di Banjar Tegeh Sari, Bali ini telah melibatkan berbagai pihak seperti: ibu-ibu PKK, warga sehari-hari, para pelajar, dan pihak swasta. Kolaborasi pihak swasta melalui program KBA untuk mendapatkan beberapa dukungan fasilitas, pelatihan tentang bagaimana memilah sampah dan merubah konsep dari sekadar “buang” menjadi “pilah” dan “manfaatkan”.
BEBAN DAN PELUANG
Banjar Tegeh Sari, Bali melalui aspek lingkungan khususnya pengelolaan sampah menjadikan salah satu fokus utama dalam menghadapi kondisi padat penduduk dan konsumsi masyarakat yang tinggi. Duta KBA Banjar Tegeh Sari, I Gede Mantrayasa, menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah sehingga memerlukan beberapa pendekatan kreatif dalam solusinya.
“Masalah yang dialami dalam pengelolaan sampah yakni, partisipasi masyarakat yang heterogeny dan perlu adanya pemingkatan partisipasi masyarakat yang sibuk dengan aktivitas mereka” ujarnya.
Pada tahun 2024, Bank Sampah di Banjar Tegeh Sari telah memiliki empat lokasi operasional yang mampu melayani pelanggan sebanyak 1.100. Pembangunan Bank Sampah ini tentunya memiliki tujuan agar masyarakat dapat memilah jenis sampah yang mereka hasilkan. Menggunakan sistem imbalan berkisar antara Rp2.000 hinggaRp12.000 per kilogram, tergantung jenis dan berat sampahnya.
“Sistem ini merupakan salah satu efektif untuk membangun partisipasi dan minat masyarakat terhadap sampah yang mereka hasilkan,” lanjut I Gede Mantrayasa
PERUBAHAN KECIL YANG BERDAMPAK BESAR
Gerakan aksi nyata yang dilakukan oleh masyarakat di Banjar Tegeh Sari, Bali membuktikan bahwa sebuah perubahan kecil yakni dengan memilih sampahnya dari rumah bisa menumbuhkan aksi yang menyelamatkan bumi. Tidak hanya sampai disitu saja, komunitas Bank Sampah bukanlah sebuah komunitas yang sekadar komunitas lingkungan formal, tetapi bisa menjadi sebuah batu loncatan untuk membangun sebuah komunitas sehat, verdas, produktif- sesuai dengan visi Kampung Berseri Astra.
Sistem yang terstruktur seperti pemilahan sampah, tidak hanya membutuhkan alat saja tetapi juga kesadaran dan konsitensi warga. Oleh karena itu kolaborasi antara masyarakat, pemerintah lokal, dan swasta melalui program Kampung Berseri Astra dapat memperkuat program yang bekerlanjutan dan menyelamatkan ribuan hingga jutaan manusia yang disebabkan oleh sampah.
Setiap langkah kecil yang diberikan akan mempunyai makna besar bagi kehidupan yang berkelanjutan, hal ini sejalan dengan cita-cita bersama Bangsa dan komitmen mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.
#kabarbaiksatuindonesia
#Lingkungan
#KampungBerseriAstra
#goodnewsfromindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
