natuurmonument depok taman hutan raya tertua di indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Taman Hutan Raya Depok adalah Cagar Alam Tertua di Indonesia?

Taman Hutan Raya Depok adalah Cagar Alam Tertua di Indonesia?
images info

Taman Hutan Raya Depok adalah Cagar Alam Tertua di Indonesia?


Cagar alam merupakan bagian penting dalam struktur ekosistem suatu wilayah. Indonesia memiliki sejarah panjang mengenai lingkungan tropisnya. Sejak era Hindia-Belanda, pemerintah koloni memiliki kepedulian yang besar terhadap alam Indonesia. Salah satu bentuk kepedulian mereka adalah dengan membentuk Natuurmonument (Taman Hutan Kota).

Taman Hutan Raya (Tahura) tertua di Indonesia terketak di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Berdasarkan arsip-arsip dan dokumen kolonial, dijelaskan bahwa Natuurbescherming (Dinas Lingkungan Kolonial) telah mengusahakan Taman Hutan Raya Depok sebagai cagar alam pertama.

Awal Penemuan hingga Penetapan Tahura Depok sebagai Cagar Alam

Ilustrasi Cagar Alam Kolonial di Wilayah Tropis | Wikimedia
info gambar

Cagar Alam Era Kolonial | Sumber: Wikimedia


Awal ditemukannya Tahura Depok, berawal dari sejarah panjang yang dimulai pada akhir tahun 1800-an. Saat itu, ilmuwan Belanda bernama Dr. S. Hendrik Koorders mengunjungi Kebun Raya Bogor yang saat itu difungsikan sebagai pusat penelitian ilmu alam.

Sejarawan alumni Universitas Indonesia, Gibran Humam menuliskan bahwa Dr. Koorders datang ke Kebun Raya Bogor pada Januari–Maret 1885 untuk meneliti hutan-hutan di Jawa dan Sumatra.

baca juga

Hasil penelitian Dr. Koorders kemudian diterbutkan dalam buku berjudul Bijdragen tot de Kennis der Boomsoorten van Java (Kontribusi terhadap Pengetahuan Spesies Pohon di Jawa). Begitulah penjelasan Gibran Humam dalam tesisnya, Buitenzorg, Pusat Penelitian Alam

Pada 1913, Dr. Koorders kemudian menjadi ketua Perhimpunan Natuurbescherming (Asosiasi Konservasi Alam Hindia-Belanda). Bersama dengan diangkatnya Dr. Koorders menjadi ketua Natuurbescherming Tahura Depok kemudian ditetapkan pula menjadi Natuurmonument Depok (Cagar Alam Depok) pada 31 Maret 1913.

Keputusan Dr. Koorders untuk menjadikan Tahura Depok sebagai cagar alam adalah karena Tahura Depok memiliki karakter yang kuat. Meskipun telah ditebang secara radikal, Tahura Depok tetap bertahan dengan ciri khas aslinya.

Tanah di Depok memiliki kekuatan untuk pulih dengan cepat, berbeda dengan tanah-tanah di tempat lainnya, menurut penelitian Nugraha dan Mahzun dalam Journal of History Studies, 2023. 

Tahura Depok memiliki kearifan dan kenaekaragaman Hayati yang kaya. Tak heran, Dr. Koorders menerapkan Tahura ini sebagai cagar alam. Pasalnya, tertulis dalam Bulletin de l'Institut botanique de Buitenzorg oleh Dr. Koorders bahwa beliau sempat menemukan spesies jamur Cordiceps Depokensis di Tahura Depok. Ditemukan juga spesies pohon Sloane Javanica di taman ini. 

Nasib Tahura Depok Dewasa Ini

Kondisi Tahura Depok Terbaru | Rumah 123 - ©Google Maps
info gambar

Kondisi Tahura Depok Terbaru | Google Maps


Taman Hutan Raya Depok di era modern ini sempat ditutup pada tahun 2020. Per Maret 2025 lalu statusnya masih dalam proses di revitalisasi. Dilansir dari Indonesia.go.id, sebelum tahun 2000 tepatnya pada 1999, Kementerian Kehutanan mengeluarkan Kepmen nomor 276/KPTS-II/1999 tentang perubahan status dari Cagar Alam Depok menjadi Taman Hutan Raya Pancoran Mas.

Lalu pada tahun 2020, UPTD Tahura Pancoran Mas bersama Pemkot Depok telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), untuk tujuan ekowisata serta pusat konservasi tumbuh-tumbuhan.

baca juga

Perkembangan terbaru Tahura Depok dilansir dari Berita Depok, terdapat Rencana Revitalisasi yang telah berjalan dari Maret hingga kini, yang ditargetkan untuk selesai pada 2026-2027. Daftar fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di Tahura Depok antara lain:

  1. Pembangunan Jogging Track
  2. Perbaikan dan Penggantian Pagar
  3. Pembersihan Tanaman Pengganggu
  4. Renovasi Rumah Singgah Menjadi Pusat Edukasi

Dengan adanya kebijakan dari Pemkot Depok tersebut, diharapkan Taman Hutan Raya yang memiliki sejarah panjang dan potensi kaya tersebut dapat direstorasi dan bertahan lebih lama serta dapat kembali menyumbang oksigen bagi kota Depok.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.