Sampah menjadi salah satu permasalahan yang tidak kunjung usai hingga saat ini. Bukan hanya tidak enak di mata, permasalah sampah ini juga bisa memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Dikutip dari laman Portal Informasi Indonesia, data Badan Pusat Statistik pada 2024 menunjukkan bahwa sampah masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Pada tahun tersebut, timbunan sampah nasional mencapai angka 64 juta ton per tahunnya.
Dari angka tersebut, 12 persen di antaranya berasal dari sampah-sampah plastik. Artinya masih ada timbunan sampah plastik di Indonesia sebesar 7,68 juta ton hingga saat ini.
Berdasarkan fakta tersebut, butuh kesadaran bagi setiap masyarakat akan hal ini. Untungnya, masih banyak tokoh penggerak di Indonesia yang memberikan perhatian khususnya terhadap permasalahan tersebut.
Salah satu tokoh inspiratif yang menaruh perhatiannya pada permasalahan sampah ini adalah Amilia Agustin. Kesadaran akan sampah di diri Amilia Agustin tidak muncul baru-baru ini saja.
Inisiatif untuk menanggulangi sampah justru muncul ketika Amilia Agustin masih menjadi siswa di tingkat SMA dulunya. Lewat gerakan yang dia mulai, Amilia Agustin berusaha untuk mengatasi permasalahan masalah sampah, khususnya di lingkungan sekolah.
Apa program yang dijalankan oleh Amilia Agustin dalam menanggulangi sampah yang kemudian mengantarkan dirinya menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010?
Amilia Agustin dan Program Go To Zero Waste School
Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, kesadaran akan permasalahan sampah muncul dalam diri Amilia Agustin ketika dirinya masih menjadi siswa SMA. Dilansir dari E-booklet SATU Indonesia Awards 2023, Amilia Agustin yang waktu itu menjadi pelajar di SMA Negeri 11 Bandung merasa prihatin dengan kondisi lingkungan yang ada di sekolahnya.
Amilia merasa risih dengan onggokan sampah yang terlihat di lingkungan sekolahnya tersebut. Padahal kondisi ini tentu bisa mengganggu kenyamanan dalam proses belajar di sekolah nantinya.
Atas dasar inilah, muncul sebuah ide dari Amilia untuk membentuk komunitas yang berfokus pada penanggulangan permasalahan tersebut. Setelah berbincang dengan beberapa temannya, akhirnya Amilia berinisiatif untuk menjalankan sebuah program yang dia beri nama "Go to Zero Waste School".
Ide ini tidak berhenti sebagai gagasan saja. Amilia juga mencari cara agar komunitas yang dia bentuk tersebut benar-benar mewujudkan keinginan yang ditargetkan.
Atas dasar ini, Amilia kemudian menyusun sebuah proposal karya ilmiah remaja dengan nama yang sama untuk diusulkan dalam Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia pada 2008 silam.
Usaha yang dia lakukan mendapatkan hasil yang positif. Proposal yang dia kirimkan berhasil disetujui dan lolos dalam Program Young Changemakers.
Berkat itu, Amilia memiliki modal Rp2.5 juta yang digunakan untuk biaya operasional dalam menjalankan komunitas yang dia canangkan. Biaya ini pula yang digunakan untuk mendukung proyek pengelolaan sampah yang dia usung dalam program "Go to Zero Waste School" tersebut.
Proyek ini sendiri berfokus pada empat bidang pengelolaan sampah, yakni sampah anorganik, organik, tetra pak, dan kertas.
Peraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010
Upaya Amilia Agustin dalam menanggulangi permasalahan sampah tidak hanya berakhir begitu saja. Selain berhasil mendapatkan pendanaan dari Program Young Changemakers, Amilia juga terpilih sebagai salah satu tokoh inspiratif dan menerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010.
Lewat prestasi ini, Amilia membuktikan bahwa upaya dalam menanggulangi permasalahan sampah bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan bagi para pelajar sekolah sekalipun.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News