Berawal dari Kisah Aisha
Tujuh tahun adalah usia seharusnya seorang anak sibuk dengan dunia bermain, belajar, atau memimpikan masa depan. Namun bagi Aisha masa kecil yang seharusnya diisi dengan penuh tawa justru dipenuhi dengan rasa ketakutan. Selama dua tahun, Aisha menjadi korban kekerasan dari orang terdekatnya, seseorang yang seharusnya menjadi pelindung dalam hidupnya.
Aisha menjadi korban pelecehan seksual dari ayahnya sendiri. Kejadian sudah lebih dari sepuluh kejadian. Aisha sudah mencoba untuk bercerita kepada Ibunya, namun tidak ada respon yang serius dari Ibunya. Hal ini menunjukan bahwa rendahnya pengetahuan tentang parenting, khususnya dalam edukasi seksual anak.
Kisah seperti Aisha bukanlah satu-satunya yang terjadi di Indonesia. Di balik angka terlapor, masih banyak korban yang memilih diam karena malu, takut, atau tidak tahu harus berbicara dengan siapa.
Berdasarkan data tahun 2024 dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) menunjukkan 19.628 kasus kekerasan terjadi di Indonesia. Sebanyak 11.771 atau sekitar 60% merupakan kasus kekerasan seksual pada anak. Angka ini hanyalah fenomena gunung es yang masih tersembunyi di balik diamnya anak sebagai korban.
Namun, di tengah kenyataan yang mengkhawatirkan itu, munculah secercah harapan dari Banten. Sekelompok anak muda yang enggan berpangku tangan, dengan maraknya kekerasan seksual yang terjadi pada generasi penerus bangsa. Mereka percaya, bahwa perlidungan anak bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah, namun juga dari semua lapisan masyarakat.
Dari kepedulian itu, lahirlah sebuah gerakan bernama Kakak Aman Indonesia. Gerakan yang berfokus pada upaya pencegahan kekerasan seksual anak melalui metode edukasi seksual yang ramah dan menyenangkan, sesuai dengan visinya yaitu, Menciptakan lingkungan yang aman bagi anak tumbuh dan berkembang, sehingga anak dapat fokus dalam menemukan potensi terbaik yang ada dalam dirinya.
Adapun misi dari Kakak Aman Indonesia yaitu:
- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam melindungi diri melalui pendidikan seksual.
- Meningkatkan kesadaran (awareness) masyarakat terhadap isu kekerasan anak pada umumnya, kekerasan seksual pada khususnya.
- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orang dewasa (yang berada di sekitar anak) dalam memberikan edukasi perlindungan diri bagi anak.
Dari Banten untuk Indonesia
Gerakan ini dipelopori oleh Hana Maulida, seorang perempuan dari Banten yang tergerak hatinya dalam melihat isu kekerasan seksul yang masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Bersama sejumlah rekannya dari berbagai latar belakang dan keahlian, Hana kemudian mendirikan Kakak Aman Indonesia pada tahun 2023.
Nama "Kakak Aman" dipilih dengan makna yang sederhana dan penuh kasih. Kata "Kakak" menggambarkan sosok yang dekat, sebagai teman, dan dapat dipercaya, sedangkan kata "Aman" menjadi harapan utama: menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman kekerasan dan tempat bagi setiap anak tumbuh dengan rasa nyaman.
Alih-alih memberikan edukasi yang serius dan kaku, Kakak Aman Indonesia hadir dengan pendekatan yang menyenangkan agar mudah diingat oleh anak-anak. Mereka memperkenalkan tagline "AKU BERHARGA (I'm Precious)", yang mengajarkan kepada anak-anak untuk lebih mengenal bagian tubuh pribadi yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Kegiatan dalam penyampaian pencegahan kekerasan seksual dikemas dengan metode interaktif seperti: dongeng, dialog interaktif, worksheet, bernyani dan menari, bermain edukatif, serta penyampaian postes edukasi. Kegiatan ini didesain sederhana agar mudah dilakukan oleh siapa saja.
Kini, Kakak Aman Indonesia telah menjangkau lebih dari 4.000 anak serta 250 guru dan orang tua di 17 daerah di Indonesia, mulai dari Kabupaten Serang, Surabaya, hingga Papua Selatan. Upaya Kakak Aman juga telah mendapat pengakuan dari internasional. Pada Desember 2023, Kakak Aman terpilih dalam 16 proyek terbaik ASEAN program Young South East Asia Leadership Initiatives (YSEALI) yang diikuti lebih dari 800 pendaftar.
Tak berhenti di situ, pada tahun 2024, Kakak Aman meraih penghargan Program Pendidikan Terbaik Astra Satu Indonesia Award, yang diikuti lebih dari 18.000 peserta dari seluruh Indonesia. Kemudian mendapat Juara 1 Program Terinovatif Tingkat kabupaten Serang 2024, serta mendapat apresiasi secara langsung dari Kak Seto, atas perannya dalam edukasi pendegahan kekerasan seksual anak.
#kabarbaiksatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News