Alih-alih memandang Papua sebagai wilayah terpencil, sesungguhnya di sanalah semangat perubahan tumbuh semakin kuat. Semangat ini ada dalam diri Neas Wanimbo, pria asal Papua Pegunungan peraih penghargaan SATU Indonesia Award 2024 dalam bidang pendidikan. Bagi Neas, stigma daerah terpencil bukan alasan untuk menyerah pada keadaan. Hal tersebut kemudian diwujudkan melalui Yayasan Hano Wene yang ia dirikan untuk membawa "Kabar Baik" bagi calon generasi emas di daerah terpencil seperti Papua.
Berawal dari Permasalahan Mendasar, tetapi Sangat Vital
Neas lahir dari keluarga sederhana yang secara ekonomi tergolong sebagai keluarga tidak mampu. Keduanya merupakan petani. Selain itu, ia juga paham betul bahwa pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil seperti Papua masih jauh dari layak. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, misalnya, mencatat 32% anak-anak di bawah 15 tahun di Papua mengalami buta aksara—persentase tertinggi di seluruh negeri.
Kedua permasalahan tersebut—yakni kemiskinan dan pendidikan—turut memperkuat kepekaan sosial Neas untuk membentuk Yayasan Hano Wene Indonesia yang bergerak dalam pengentasan angka buta aksara di Papua Pegunungan.
Hano Wene: Kabar Baik dari Papua
Visi utama Neas dalam mendirikan Yayasan Hano Wene Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di daerah terpencil melalui penguatan literasi di kalangan anak-anak. Pemilihan nama Hano Wene tidaklah sembarangan. Dalam bahasa lokal di Wamena, Hano Wene memiliki arti “kabar baik,” yang jika difilosofikan maka yayasan ini bertekad untuk benar-benar membawa kabar baik bagi masyarakat di daerah terpencil seperti Papua Pegunungan.
Kabar baik yang ingin diwujudkan juga nampak dalam peran Neas sebagai pendiri sekaligus pemimpin Yayasan Hano Wene Indonesia. Perannya menekankan akan pentingnya kepemimpinan Orang Asli Papua (OAP) dalam memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat pribumi setempat. Oleh karenanya, solusi yang diusung harus adaptif dan relevan karena berasal "dari mereka, untuk mereka."
Buku, Air, dan Cahaya: Tiga Pilar Utama Hano Wene untuk Papua
Dalam pelaksanaannya, Hano Wene memiliki tiga pilar program—yakni pembangunan perpustakaan lokal, penyediaan akses air bersih, dan pengadaan green electricity—tiga permasalahan yang belum sepenuhnya terselesaikan di Papua.
Aksi nyata Hano Wene dimulai pada tahun 2017 dengan membangun perpustakaan pertama di SD YPPGI, Yahukimo. Kini, Hano Wene telah berhasil mendirikan 14 perpustakaan lokal di berbagai daerah di Papua, Papua Barat, dan Maluku. Mereka telah mendistribusikan 10.000 buku donasi, melayani sekitar 800 murid, dan melibatkan 20 relawan. Sebagai tambahan, mereka turut menyediakan makanan bernutrisi gratis seminggu sekali bagi anak-anak di sekolah mitra.
Selain pendidikan dan gizi, Hano Wene juga berupaya menyediakan akses dasar yang vital. Mereka kini berfokus pada penyediaan akses air bersih dan pengembangan proyek green electricity, seperti yang tengah dikembangkan di desa Illunggime, Distrik Lanny Jaya, Papua Pegunungan.
Dari Papua, Hano Wene Menyapa Dunia
Kisah inspiratif Neas dan rekan-rekannya melalui Yayasan Hano Wene Indonesia telah menarik perhatian publik, baik nasional maupun internasional. Penghargaan yang mereka peroleh mencakup pengakuan dari SDG PIPE (Sustainable Development Goals Pemuda Indonesia Penggerak Perubahan) pada Hari Sumpah Pemuda ke-91 di tahun 2019, lalu YSEALI (Young Southeast Asia Leaders Initiative) sebagai Alumni Academic Fellow, dan bahkan apresiasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di San Francisco.
Prestasi gemilang ini kemudian berlanjut pada tahun 2024, di mana Neas Wanimbo meraih penghargaan SATU Indonesia Awards (SIA) dari PT. Astra International Tbk. dalam sektor pendidikan.
Neas Wanimbo dan yayasannya dapat mengubah cara pandang kita. Walaupun Papua adalah daerah yang sering digambarkan terpencil dalam banyak media massa, hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi generasi mudanya untuk pasrah. Jika sekelompok orang dari daerah terpencil mampu membangun 14 perpustakaan dan menjangkau 800 murid dari nol, maka daerah lain di Indonesia juga bisa.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News