bukan superhero tapi nyata mansetus dan motor ambulans untuk bidan desa - News | Good News From Indonesia 2025

Bukan Superhero tapi Nyata: Mansetus dan Motor Ambulans untuk Bidan Desa

Bukan Superhero tapi Nyata: Mansetus dan Motor Ambulans untuk Bidan Desa
images info

Bukan Superhero tapi Nyata: Mansetus dan Motor Ambulans untuk Bidan Desa


Di antara hutan, jalan berbatu, dan bukit. Di tengah sulitnya terjalnya perjalanan menuju pelosok Flores Timur, ada seorang pria yang membuktikan bahwa kepedulian bisa lebih kuat daripada fasilitas.

Mansetus Kalimantan Balawala. Lahir di Lewoleba, Nusa Tenggara Timur, Mansetus tumbuh menyaksikan banyak kisah memilukan yaitu para ibu hamil yang harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk melahirkan, anak-anak yang tak sempat mendapat pertolongan medis karena jarak dan medan yang berat. Dari sanalah tekadnya muncul: “kalau mobil ambulans tak bisa menjangkau mereka, biarlah motor yang bekerja.”

baca juga

Dari Motor Biasa Jadi Ambulans Penyelamat

Melalui Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS), Mansetus sebagai ketua bersama rekan-rekannya memulai sebuah inisiatif sederhana: menyediakan motor ambulans untuk bidan desa.

Inisiatif ini lahir dari kekhawatiran dan keresahan Mansetus terhadap tingginya angka kematian ibu hamil dan bayi di wilayahnya, yang sebagian besar disebabkan oleh pendarahan dan terlambatnya penanganan medis. Kondisi tersebut terjadi karena minimnya akses transportasi dari desa-desa di Flores menuju rumah sakit.

Adaptasi Medan, Adaptasi Kehidupan

Kondisi geografis Flores Timur yang menantang seperti jalan menanjak, berlumpur, dan tak jarang licin setelah hujan. Untuk itulah, Mansetus dan timnya memilih kendaraan yang kuat dan tangguh.

“Kami kini menggunakan Honda CRF150, karena motor ini yang paling cocok dengan kondisi, serta kontur medan jalan di desa-desa terpencil di Larantuka,” ucap Mans, panggilan akrabnya.
dikutip dari Kompas.

Motor ini dimodifikasi dengan boks khusus di bagian belakang, lengkap dengan perlengkapan medis darurat. Tak hanya itu, desainnya memungkinkan bidan membawa pasien atau perlengkapan persalinan tanpa harus menunggu kendaraan roda empat.

Dedikasi yang Tak Kenal Lelah

Mansetus bukan pejabat, bukan dokter, dan bukan tokoh terkenal di awal perjuangannya. Tapi semangatnya menjalar. Ia mengetuk pintu-pintu dukungan, dari pemerintah daerah hingga perusahaan swasta, untuk menambah armada dan biaya operasional. Ia tahu, perubahan besar tidak selalu butuh panggung besar melainkan cukup langkah kecil yang terus dilakukan dengan konsisten.

Berkat ketekunannya, pada tahun 2010 ia menerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari PT Astra International. Tapi bagi Mansetus, penghargaan terbesar bukanlah plakat atau piala melainkan senyum ibu-ibu yang selamat melahirkan, dan tangisan pertama bayi yang kini bisa tumbuh dengan sehat.

Kini, motor-motor tersebut bukan sekadar alat transportasi, melainkan jembatan hidup antara tenaga kesehatan dan masyarakat yang tinggal di pelosok. Dengan sistem pinjam-pakai, para bidan dapat dengan cepat menjangkau pasien tanpa perlu menunggu kendaraan dari kota.

Dalam beberapa tahun pertama program ini berjalan, hasilnya mulai terlihat nyata. Beberapa kecamatan di Flores Timur yang sebelumnya mencatat kematian ibu dan bayi, kini berhasil mencapai angka nol dan tidak ada lagi ibu atau bayi yang meninggal karena terlambat mendapatkan pertolongan.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BW
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.