Di kaki Gunung Panderman, Kota Batu, terdapat sebuah desa yang tidak hanya kaya akan hasil bumi dan budaya, tapi juga semangat warganya dalam membangun kemandirian. Desa itu bernama Bumiaji, salah satu penerima program Desa Sejahtera Astra (DSA). Di balik berkembangnya desa ini, berdirilah sosok inspiratif bernama Anjani Sekar Arum, perempuan muda yang memadukan seni, budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi satu kekuatan besar.
Dari Batik Bantengan ke Ekonomi Kreatif Desa
Perjalanan Anjani dimulai sejak ia masih menjadi mahasiswa Seni dan Desain di Universitas Negeri Malang. Kecintaannya pada budaya lokal mendorongnya menciptakan karya yang tak hanya indah, tapi juga bermakna. Ia menggagas Batik Bantengan, motif batik yang terinspirasi dari kesenian tradisional Bantengan yang merupakan warisan khas masyarakat Batu yang menggambarkan semangat, gotong royong, dan perlindungan.
Melalui bantuan dan pendampingan dari Astra, Anjani mengembangkan kegiatan ini menjadi wadah ekonomi kreatif. Di bawah naungan program Desa Sejahtera Astra Bumiaji, ia melibatkan ibu-ibu rumah tangga, pemuda, dan pelaku UMKM lokal untuk ikut dalam proses produksi batik, kerajinan, hingga pemasaran daring. Kini, Batik Bantengan bukan hanya simbol budaya, tapi juga identitas ekonomi baru bagi masyarakat Bumiaji.
Membangun dengan Hati dan Budaya
Anjani tak hanya dikenal karena prestasinya sebagai penerima SATU Indonesia Awards 2017 kategori budaya, tapi juga karena pendekatannya yang lembut dan membumi. Ia percaya bahwa pembangunan desa tak bisa lepas dari nilai budaya yang mengakar. “Batik bagi kami bukan sekadar kain, tapi cerita kehidupan dan gotong royong warga desa,” ujarnya dalam kegiatan Road to Lomba Foto Astra 2025 di Bumiaji.
Melalui kegiatan seni dan ekonomi kreatif ini, Anjani berhasil menyatukan warga dari berbagai latar belakang. Mulai dari seniman, petani, dan pelaku usaha dalam satu semangat yaitu memajukan desa lewat kolaborasi. Kini, Desa Bumiaji bukan hanya dikenal sebagai penghasil apel, tapi juga sebagai desa wisata budaya dengan berbagai kegiatan positif seperti pelatihan batik, pameran UMKM, dan festival seni lokal yang rutin diselenggarakan bersama Astra dan masyarakat.
Harapan untuk Masa Depan
Anjani Sekar Arum tumbuh sebagai sosok yang mencintai budaya Jawa Timur sejak kecil. Latar belakang keluarganya yang sederhana di Batu membuatnya akrab dengan kehidupan desa dan semangat gotong royong warganya. Sejak kuliah di Universitas Negeri Malang, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan seni dan budaya, dari pameran hingga lokakarya batik. Dari situ lahir gagasannya untuk menjadikan kesenian lokal sebagai jalan pemberdayaan masyarakat.
Ia percaya bahwa pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan peningkatan ekonomi warga.
Melalui sanggar yang ia dirikan, Anjani melatih ibu-ibu dan anak muda Bumiaji untuk membatik, merancang desain, hingga memasarkan produk ke luar daerah. Kegigihannya membuahkan hasil yaitu batik karyanya mulai dikenal di tingkat nasional dan menjadi ikon baru Kota Batu.
Sikap rendah hati dan kepeduliannya membuat Anjani dijuluki warga sebagai “emban budaya”, perempuan yang menghidupkan tradisi dengan cara modern dan berkelanjutan.Langkah Anjani Sekar Arum dan masyarakat Bumiaji adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal sederhana yaitu kemauan untuk bergerak bersama.
Program Desa Sejahtera Astra telah memberi panggung bagi banyak pejuang desa yang tak hanya membangun ekonomi, tapi juga menjaga warisan budaya Indonesia.Kawan GNFI, kisah Anjani mengingatkan kita bahwa semangat, kreativitas, dan kolaborasi dapat menenun masa depan yang lebih baik. Karena dari desa yang sejuk di Batu, lahirlah harapan yang hangat untuk seluruh Nusantara.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News