5 jenis domba penghasil susu terbaik di dunia - News | Good News From Indonesia 2025

5 Jenis Domba Perah Penghasil Susu Terbaik di Dunia

5 Jenis Domba Perah Penghasil Susu Terbaik di Dunia
images info

5 Jenis Domba Perah Penghasil Susu Terbaik di Dunia


Jika bicara soal susu, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada sapi, atau setidaknya kambing. Namun, tahukah Kawan, ada dunia lain yang tak kalah menarik di balik susu putih yang lebih kental, gurih, dan kaya gizi, yaitu susu domba.

Susu ini jadi bahan baku rahasia di balik keju-keju premium seperti Roquefort dari Prancis atau Pecorino Sardo dari Italia.

Menariknya, tidak semua domba bisa menghasilkan susu dalam jumlah banyak. Hanya segelintir ras yang dikenal karena kualitas dan produktivitasnya yang luar biasa. Dan di antara mereka, ada lima “ratu susu” dunia yang namanya harum sampai ke meja makan manusia modern.

1. East Friesian

Domba East Friesian | Foto: EwigLernender, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons
info gambar

Domba East Friesian | Foto: EwigLernender, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons


East Friesian berasal dari pesisir timur laut Jerman dan dikenal sebagai penghasil susu terbanyak di dunia domba, bisa di atas 300 liter per masa laktasi! Namun, mereka butuh perawatan yang ekstra jika dibandingkan ras lainnya. 

Domba ini sensitif terhadap penyakit dan tidak tahan hidup di padang luas dengan cuaca ekstrem. Namun, mereka terkenal jinak dan tenang, dengan ciri khas ekor tanpa wol, disebut juga “rattail”. Kini, populasi East Friesian terbesar ada di Selandia Baru dan Australia, negara yang tahu betul bagaimana memberi kenyamanan untuk “ratu susu” satu ini.

2. Lacaune

Domba Lacaune | Foto: Lacaune Bulgaria, via lacaunebg.com
info gambar

Domba Lacaune | Foto: Lacaune Bulgaria, via lacaunebg.com


Kalau Kawan pernah dengar keju Roquefort yang gurih dan tajam aromanya, maka Kawan sudah menikmati karya dari ras Lacaune. Domba asal pegunungan Prancis selatan ini adalah bintang di balik industri keju dunia.

Lacaune bukan penghasil susu terbanyak, tapi kadar lemak dan proteinnya tinggi, membuat hasil kejunya lebih padat dan kaya rasa. Peternak Prancis telah menyeleksi genetik Lacaune selama puluhan tahun agar lebih efisien, hasilnya, kini mereka bisa menghasilkan sekitar 400–500 kg susu per laktasi, dengan kualitas yang sulit disaingi.

baca juga

Menariknya, banyak peternak Amerika menyilangkan Lacaune dengan East Friesian agar mendapat kombinasi ideal: susu banyak tapi tetap padat gizinya.

3. Awassi

Domba Awassi
info gambar

Domba Awassi | Foto: ihcetiner, via unsplash.com


Bayangkan domba yang bisa hidup di tengah panas, kering, dan minim rumput. Itulah Awassi, ras asli Timur Tengah yang diperkirakan berasal dari lembah antara Sungai Tigris dan Eufrat (Irak dan Suriah modern).

Awassi dikenal dengan ekor gemuknya (fat tail) dan warna khas: tubuh putih, kepala cokelat. Mereka bukan hanya kuat, tetapi juga cerdas dan mudah beradaptasi.

Dengan produksi susu sekitar 500 kg per laktasi, mereka menjadi tulang punggung peternakan di negara-negara Arab dan Israel.

Yang menarik, meskipun hidup di cuaca ekstrem, rasa susu Awassi tetap gurih dan manis alami, mungkin karena mereka belajar bertahan hidup dengan bijak di alam keras.

4. Assaf

 Domba Assaf | Foto: Mohammad Hani Badareen, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons
info gambar

Domba Assaf | Foto: Mohammad Hani Badareen, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons


Kalau Awassi adalah leluhur gurun, maka Assaf bisa dibilang anak modern hasil perkawinan antara Awassi dan East Friesian. Ras ini diciptakan oleh ilmuwan Israel pada tahun 1950-an untuk mendapatkan domba yang lebih subur dan produktif, tanpa kehilangan daya tahan.

Hasilnya? Kombinasi sempurna. Assaf bisa menghasilkan 300–400 kg susu per laktasi dengan masa produksi sekitar 200 hari. Selain itu, tingkat kesuburannya tinggi, jadi cocok untuk produksi ganda: susu sekaligus daging. Kini, Assaf sudah menaklukkan Eropa dan Amerika Latin, dari Spanyol hingga Chile.

Domba ini seperti versi “upgrade” yang membuktikan bahwa sains dan tradisi bisa berjalan beriringan dalam peternakan.

5. Sarda

Domba Sarda
info gambar

Domba Sarda | Foto: Francesco Canu, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons


Terakhir, ada Sarda, domba mungil asal Pulau Sardinia di Italia yang hidup di tanah berbatu dan padang rumput kering. Jangan remehkan ukurannya, mereka menghasilkan sekitar 370 kg susu per laktasi, cukup tinggi untuk kondisi alam yang keras.

Susu domba Sarda digunakan untuk membuat Pecorino Sardo, keju khas Italia yang populer di Eropa. Selain produktif, Sarda dikenal tangguh dan hemat pakan. Tak heran, di pulau kecil itu kini hidup lebih dari tiga juta ekor Sarda jumlah yang melampaui penduduk manusianya sendiri!

Sarda menunjukkan bahwa keunggulan tidak selalu datang dari kekuatan, tapi dari kemampuan beradaptasi.

Kini, domba perah sebenarnya sudah tak lagi terdengar asing di dunia peternakan Indonesia. Salah satunya domba Awassi, ras tangguh asal Timur Tengah yang ternyata mampu tumbuh subur di iklim tropis. Dengan pertumbuhan otot yang cepat dan produksi susu mencapai hampir dua liter per hari, Awassi menawarkan manfaat ganda: sumber daging sekaligus susu.

baca juga

Keunggulan adaptasinya terhadap panas dan pakan lokal menjadikan Awassi cocok dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia. Tak hanya efisien, domba ini juga membuka peluang baru bagi diversifikasi sumber susu di luar sapi.

Mungkin, masa depan susu Indonesia tak hanya akan datang dari kandang sapi. Namun, juga dari domba-domba kecil yang diam-diam menyimpan potensi besar, kuat, produktif, dan sepenuhnya sesuai dengan alam tropis Nusantara.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.