Makan Bergizi Gratis atau MBG menjadi salah satu program unggulan yang dijalankan oleh Prabowo Subianto di era kepemimpinannya. Namun tahukah Kawan, ternyata presiden sebelumnya juga pernah menjalankan program serupa yang diberi nama PMT-AS?
Mundur satu setengah dekade ke belakang, Susilo Bambang Yudhoyono yang pada waktu itu memegang tampuk kekuasaan tertinggi di Indonesia ternyata juga memberikan program serupa. Sama seperti program MBG yang dijalankan pada saat ini, PMT-AS juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah yang ada di Indonesia.
Meskipun demikian, ada sedikit perbedaan antara program yang dijalankan oleh kedua pimpinan negara tersebut. Selain itu, program PMT-AS yang dijalankan di era rezim Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY juga tidak berlangsung lama.
Lantas apa yang membedakan kedua program ini serta keberlangsungan PMT-AS di era rezim SBY tersebut?
Sekilas tentang PMT-AS pada Era Susilo Bambang Yudhoyono
PMT-AS adalah singkatan dari Program Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah, sebuah program yang pernah digulirkan oleh pemerintah pada periode 2010-2011. Program yang berjalan selama dua tahun ini dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) pada waktu itu.
Penggunaan istilah PMT-AS sendiri sebenarnya bukanlah hal baru dalam sejarah Indonesia. Soeharto di penghujung kekuasaannya juga pernah meluncurkan program serupa dengan nama yang sama.
Dikutip dari laporan Program Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan (ACDP) yang berjudul Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS): Ringkasan Eksekutif, kemunculan program PMT-AS di era SBY ini merupakan respon atas situasi yang terjadi pada waktu itu.
Gizi buruk bagi anak-anak masih menjadi salah satu masalah yang banyak terjadi di Indonesia pada periode tersebut. Selain itu, program ini juga diluncurkan untuk mempercepat tujuan pembangunan nasional dalam memperkecil angka putus sekolah hingga pengentasan kemiskinan.
Pada tahun pertama, program PMT-AS hanya ditargetkan pada murid sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah saja. Baru pada tahun berikutnya anak pra sekolah (TK/RA) juga ikut ditambahkan sebagai penerima program ini.
Meskipun demikian, program PMT-AS yang dijalankan di era SBY tidak mencakup semua daerah. Program ini hanya dijalankan di 27 kabupaten dari 27 provinsi saja, mencakup 1,2 juta anak TK/SD dan 180.000 murid RA/MI.
Pemberian Makanan Tambahan dan Obat Cacing
Seperti namanya, program PMT-AS di era SBY hanya memberikan makanan tambahan saja bagi para siswa sekolah. Hal ini tentu berbeda dengan porsi makanan berat yang diberikan untuk anak-anak dalam program Makan Bergizi Gratis yang digulirkan di era Prabowo.
Makanan yang diberikan pada program PMT-AS berupa kudapan atau jajanan pasar. Makanan yang diberikan ini ditargetkan bisa memenuhi 15 persen dari kebutuhan kalori harian siswa serta mengandung 5 gram protein.
Anggaran yang digunakan untuk setiap porsinya juga berbeda. Untuk sekolah umum yang berada di wilayah barat, setiap porsinya dianggarkan sebanyak Rp2.500.
Sementara itu, sekolah umum di wilayah timur mendapatkan anggaran Rp2.650 setiap porsinya. Jumlah anggaran berbeda juga ditujukan untuk sekolah yang berada di bawah lingkup Kementerian Agama.
Sekolah madrasah yang berada di wilayah barat mendapatkan anggaran Rp2.250 setiap porsinya. Di sisi lain, madrasah di wilayah timur mendapatkan Rp2.600 per porsi.
Selain mendapatkan makanan, para siswa sekolah juga menerima obat cacing secara berkala. Dikutip dari laman Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Kota Denpasar, pemberian obat cacing dalam program PMT-AS ini pernah diberikan dua gelombang di Kota Denpasar, yakni April dan Oktober 2011.
Dampak dari Program PMT-AS
Program Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan (ACDP) dalam laporannya menyebutkan bahwa pelaksanaan program PMT-AS memberikan dampak dan kesan positif bagi siswa. Motivasi belajar serta peningkatan prestasi di sekolah menjadi salah satu indikasi dampak yang diberikan oleh program PMT-AS.
Selain itu, program ini juga memberikan dampak bagi pemberdayaan anggota masyarakat yang ada di daerah setempat. Meskipun demikian, ada juga beberapa catatan perbaikan atas berjalannya program ini, seperti pemenuhan kebutuhan kalori yang tidak mencukupi, sarana kebersihan, hingga pelatihan serta sertifikasi untuk para guru.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News