Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) melalui BP3MI Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Kesehatan Mental bertema “Jiwa yang Kuat, Tangguh Menatap Masa Depan”pada 9-11 Oktober 2025 di Hotel Wyndham Yogyakarta, Kabupaten Sleman.
Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran dan refleksi bagi para Purna Pekerja Migran Indonesia (Purna PMI) agar bisa meng-handle berbagai macam masalah emosional yang timbul setelah kembali ke tanah air.
Acara ini diikuti oleh 40 Purna PMI dan Anggota keluarga PMI dari 2 kalurahan di Yogyakarta yaitu, Kelurahan Donokerto dan Wonokerto.
Selama tiga hari, para peserta mendapatkan pembekalan tentang cara menjaga kesehatan mental, mengelola stres, serta membangun ketahanan diri ketika menghadapi tantangan setelah kembali ke tanah air.
Para peserta mengikuti berbagai sesi interaktif, mulai dari materi psikologis, diskusi kelompok, hingga refleksi diri. Mereka diajak memahami bahwa kesiapan mental adalah pondasi utama dalam keberhasilan sebelum dan sesudah kembali ke tanah air.
Salah satu pemateri dari bidang psikologi menjelaskan bahwa kesehatan mental yang baik bukan berarti tanpa masalah, melainkan kemampuan untuk mengenali emosi, beradaptasi, dan mencari dukungan ketika dibutuhkan.
“Pekerja migran tidak hanya dituntut kuat secara fisik, tetapi juga tangguh secara batin. Jiwa yang sehat adalah bekal paling berharga di tanah rantau,” ujar salah satu narasumber dalam seminar tersebut.
Dalam sesi materi, peserta diperkenalkan dengan 4 kategori kondisi mental yang umum dialami manusia, yaitu:
- Mental Disorder: gangguan mental seperti depresi atau kecemasan berat yang sudah terdiagnosis oleh profesional. Kondisi ini memerlukan penanganan medis dan dukungan psikologis jangka panjang.
- Mental Problem meliputi pengalaman emosional seperti berduka, patah hati, atau putus asa. Kondisi ini dapat diatasi dengan dukungan sosial dan lingkungan yang positif.
- Mental Distress: kondisi di mana seseorang merasa kesal, jengkel, sedih, marah, atau lesu. Ini adalah sinyal alami bahwa seseorang sedang menghadapi tekanan dan perlu beristirahat atau beradaptasi.
- No Distress, Problem, or Disorder: fase reflektif ketika seseorang sedang termenung, penuh pertimbangan, atau menenangkan diri; tanda bahwa individu mampu mengelola emosinya dengan baik.
Selain mendengarkan materi, para peserta juga mengikuti sesi “Menulis Surat untuk Diri Sendiri”. Dalam sesi ini, peserta diajak menuliskan pesan motivasi untuk masa depan, sebuah janji pribadi agar tetap kuat dan bahagia selepas mengikuti kegiatan seminar ini.
Surat tersebut akan menjadi pengingat diri di kemudian hari, sebagai bagian dari perjuangan yang telah dijalani.
Selama kegiatan berlangsung, suasana di ruang seminar terasa hangat dan penuh semangat. Para peserta aktif berbagi pengalaman, rasa cemas, hingga harapan mereka untuk keluarga yang sedang merantau ke luar negeri atau kehidupan mereka setelah menjadi Purna PMI.
KP2MI berharap kegiatan seperti ini dapat membangun daya tahan mental yang tangguh bagi setiap Purna PMI atau keluarga PMI. Sebab, menjadi pekerja migran bukan sekadar tentang bekerja, melainkan juga tentang tumbuh, belajar, dan berkontribusi untuk Indonesia.
“Kami ingin setiap Purna PMI atau keluarga PMI memiliki pikiran yang sehat. Karena dari sanalah mereka bisa menjalani hari dengan aman, produktif, dan bermartabat,” ujar perwakilan BP3MI Yogyakarta saat menutup acara.
Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama dan sesi foto di ruang kegiatan Hotel Wyndham Yogyakarta. Senyum para peserta menggambarkan semangat baru, semangat untuk menatap masa depan dengan jiwa yang lebih kuat dan hati yang lebih tenang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News