umar dani sang pelestari gili asahan kembali berseri - News | Good News From Indonesia 2025

Umar Dani sang Pelestari, Gili Asahan Kembali Berseri

Umar Dani sang Pelestari, Gili Asahan Kembali Berseri
images info

Umar Dani sang Pelestari, Gili Asahan Kembali Berseri


Apabila samudra adalah jantung yang berdetak, maka terumbu karang adalah nadinya, dan Umar Dani ialah seorang arsitek yang pantang menyerah merangkai kembali detak yang nyaris hilang itu. Di bawah permukaan air biru yang sunyi, jauh dari hiruk pikuk kota, ia menemukan panggilannya. Bukan dari bangku kuliah bergelar tinggi, melainkan dari bisikan ombak dan hamparan karang yang mati.

Umar Dani berdiri sebagai anomali, seorang penjaga laut yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang kelautan, melainkan didorong oleh panggilan hati. Bersama rekan-rekan sebayanya, ia bekerja swadaya dan sukarela, serta mampu membuktikan bahwa konservasi alam sejati tidak memerlukan ijazah. Namun, konservasi memerlukan hati yang tak gentar dan tangan yang rela berjuang.

Panggilan dari Lautan, Otodidak Berbekal Harapan

Umar Dani Memberikan Edukasi Mengenai Rehabilitasi Karang
info gambar

Umar Dani Memberikan Edukasi Mengenai Rehabilitasi Karang | Foto: Dokumentasi Pribadi Umar Dani


Umar Dani merupakan perwujudan dari niat dan prinsip yang dapat mengalahkan gelar. Ketika ditanya mengenai latar pendidikannya, ia dengan tegas menjawab, “Saya lakukan dengan otodidak dan keyakinan. Saya memberanikan diri untuk mencoba.

Lantas, di antara sekian banyak masalah lingkungan yang tak berujung di darat, mengapa laut dan konservasi pesisir yang menjadi panggilan hidupnya?

Dulu, di tahun 2000-an, tingkat destructive fishing atau penangkapan ikan dengan cara tidak ramah lingkungan sangat tinggi. Jika bukan kita, lalu siapa lagi, dan jika bukan sekarang, kapan lagi, haruskah kita menunggu kerusakan lebih parah lagi?” ucapnya.

Keputusannya ini melahirkan Kelompok Pengawasan Masyarakat (Pokmaswas) Deep Blue Sea pada 2013. Dia bersama 14 orang pemuda lainnya mendirikan kelompok ini dengan prinsip gotong royong. Untuk pendanaan operasional dan kegiatan konservasi, mereka tidak hanya mengandalkan donasi murni.

Sebaliknya, mereka mempunyai unit usaha mandiri berupa jasa menyelam (diving) dan pemandu wisata di Gili Asahan -- Dusun Mekarsari, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pendanaan juga datang dari lembaga non-pemerintah (NGO) yang berkolaborasi dalam sejumlah proyek spesifik. Sebuah model keberlanjutan yang cerdas, di mana laut sehat menarik turis, dan pendapatan dari pariwisata kembali digunakan untuk menyembuhkan laut.

baca juga

Tangan Dingin Merawat Karang, Hati Hangat Menuntun Nelayan

Patroli Laut oleh Pokmaswas Deep Blue Sea
info gambar

Patroli Laut oleh Pokmaswas Deep Blue Sea | Foto: Facebook Deep Blue Sea


Kegiatan utama Pokmaswas Deep Blue Sea yang dikomandoi Umar Dani sangatlah beragam, mencakup tiga pilar utama, edukasi, pengawasan, dan restorasi. Dalam bidang pengawasan dan konservasi laut, kegiatannya meliputi:

  • Rehabilitasi terumbu karang dengan metode transplantasi, yaitu mengambil potongan karang sehat (fragmen) dan menanamnya kembali di lokasi yang telah disiapkan untuk pemulihan ekosistem terumbu karang yang rusak.
  • Penanaman mangrove di sekitar pesisir pantai untuk mencegah abrasi.
  • Edukasi pesisir dengan melibatkan masyarakat dan anak-anak, seperti mengajak membuang sampah pada tempatnya, mengolah sampah, hingga memanfaatkan alat tangkap ikan ramah lingkungan.
  • Bersih pantai dan pesisir secara rutin.
  • Patroli dan pengawasan di wilayah perairan laut secara berkala menggunakan kapal berkekuatan 40 PK (tenaga kuda), yang merupakan bantuan operasional dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Umar Dani menekankan bahwa pekerjaan mulianya ini harus berpegang teguh pada prinsip penting, yaitu konsistensi dan komunikasi. Konsisten bergerak meski hasilnya tidak instan, dan selalu berkomunikasi dengan hati kepada masyarakat setempat.

Prinsip ini terwujud dalam program yang dianggapnya paling inovatif dan efektif mengubah perilaku masyarakat, yaitu sosialisasi atau penyadartahuan tentang kawasan konservasi laut dengan langkah persuasif kepada nelayan lokal.

Setelah kami lakukan edukasi pemahaman, risiko dan dampaknya dari tahun ke tahun, kasus mulai menurun, bahkan sampai saat ini sudah tidak ada lagi (penangkapan ikan dengan cara merusak). Dan nelayan beralih menjadi ‘boat man’, mengantar tamu berwisata, walaupun musiman,” katanya.

Melawan Badai di Lapangan: Dana Sulit, Cibiran Berdatangan

Umar Dani Memberikan Edukasi Terkait Konservasi Laut
info gambar

Umar Dani Memberikan Edukasi Terkait Konservasi Laut | Foto: Dokumentasi Pribadi Umar Dani


Ketika ditanya tantangan paling sulit ditaklukan dalam pengawasan laut, Umar Dani lantas berujar, “Kendala terbesar kami, yaitu pendanaan, karena kami tidak dapat anggaran dari pemerintah. Pandai-pandainya kami cari relasi dengan investor sekitar wilayah pengawasan kami.”

Tak hanya dari pendanaan, kendala juga berasal dari perkataan para nelayan lokal. Perlawanan tersebut sering kali datang dalam bentuk cibiran yang meragukan motif atau kemampuan mereka. Untuk mengatasinya, Pokmaswas Deep Blue Sea lebih menekankan pada cara-cara yang bersifat persuasif dan mengedepankan edukasi.

Sering kali, dia dituduh sok tahu atau dianggap mengganggu ‘dapur’ mereka. Ada pula yang menyindir, seolah ia hanya mencari popularitas atau keuntungan pribadi, nyatanya tidak ada pundi-pundi rupiah yang didapat.

Janji Terbayar: Karang Mekar, Hati Nelayan Bergetar

Rehabilitasi Terumbu Karang oleh Deep Blue Sea
info gambar

Rehabilitasi Terumbu Karang oleh Deep Blue Sea | Foto: Facebook Deep Blue Sea


Setelah bertahun-tahun berjuang, satu hasil nyata yang paling membuat Umar Dani bangga dan merasa kerja kerasnya terbayarkan, yaitu transformasi pemikiran dan perilaku nelayan lokal. Nelayan yang dulunya mencari ikan sebanyak-banyaknya hanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, kini merasa menyesal dan tak mau lagi mengulang ‘dosa’.

Keberhasilan terbesar kami, yaitu mampu mengubah pola pikir manusia, dari yang tidak paham menjadi mengerti. Dulu daerah kami yang paling pelosok, paling ujung, sekarang bisa dibilang jadi tujuan utama orang berwisata bahari,” ujarnya.

Selain itu, berkat semangat membaranya bersama Pokmawas Deep Blue Sea dalam merehabilitasi kawasan taman bawah laut, terumbu karang kembali sehat dan menjadi daya tarik utama wisatawan di Gili Asahan. “Airnya jernih dan ikan yang banyak menjadi daya tarik wisatawan untuk datang liburan, baik lokal maupun mancanegara,” ungkapnya.

Pesan Pengawal Laut untuk Generasi Muda Penuh Asa

Umar Dani saat Mengamati Paus Terdampar
info gambar

Umar Dani saat Mengamati Paus Terdampar di Desa Batu Putih pada 1 Februari 2022 | Foto: Dokumentasi Pribadi Umar Dani


Ketika diminta mendefinisikan konservasi laut dalam satu kalimat yang kuat, sederhana, dan mudah dingat, Umar Dani menyatakan:

Lautku adalah masa depanku.”

Sebagai penutup, ia menekankan pesan penting kepada masyarakat, terutama generasi muda, mengenai kondisi laut saat ini:

Jaga dan perbaiki lingkungan laut kita saat ini, karena lingkungan dan laut mampu memberikan ribuan manfaat untuk kehidupan manusia. Jangan malu dianggap gila, karena peduli terhadap lingkungan. Karena kegilaanmu itu akan membuat orang menjadi tergila-gila setelah tahu tujuan dari apa yang kamu perbuat,” ujarnya.

Umar Dani, seorang pemuda tanpa bekal ilmu pendidikan tinggi yang memilih bertempur di kedalaman biru Gili Asahan. Dia telah membuktikan bahwa keahlian sejati lahir dari dedikasi dan cinta yang mendalam. Dia adalah pengingat bahwa untuk menjadi seorang konservator ulung, yang dibutuhkan bukanlah selembar ijazah, melainkan semangat untuk merangkai kembali keindahan samudra yang mulai terkikis oleh polusi dan keserakahan manusia.

#kabarbaiksatuindonesia

Dukung Pokmaswas Deep Blue Sea di sini:

Facebook: Deep Blue Sea.

YouTube: Deep Blue Sea NTB.

Alamat: Dusun Mekarsari, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MD
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.