Berbicara tentang plastik, hingga kini material ini merupakan salah satu masalah yang tidak pernah usai. Setelah menjadi limbah, plastik hanya akan menumpuk di TPA atau berserakan mengotori lingkungan. Namun beda hal seperti yang dilakukan di sebuah yayasan yang dikenal dengan Dunia Anak Alam Foundation. Di sini limbah ini digunakan sebagai pengganti uang untuk membayar sekolah.
Dalam sistem sekolah ini, siapapun yang hendak belajar disana, mereka cukup membayar dengan limbah plastik, dikemas menjadi sebuah ecobrick. Yang mana ini merupakan respon mereka terkait adanya isu terkait bahaya dan merugikannya plastik sisa pakai yang berserakan di lingkungan. Ecobrick sendiri adalah sebuah inovasi botol yang diisikan oleh limbah plastik yang dipadatkan.
Ecobrick Market, Program Tukar Plastik dengan Sembako
Selain mengumpulkan dari anak-anak yang mendaftar sekolah, Dunia Anak Alam Foundation juga memiliki cara lain untuk mengkolektifkan limbah ini, yakni dengan sebuah program Ecobrick Market. Sebuah program di mana mereka membuka sebuah bazar sembako dan beberapa pakaian anak yang dapat ditukarkan dengan ecobrick. Tujuannya yakni mengajak masyarakat sekitar lingkungan sekolah untuk membuat inovasi serupa. Todak hanya anak-anak yang terlibat, tetapi juga kalangan lainnya seperti remaja hingga dewasa.
Di sisi lain, untuk mendapatkan segala kebutuhan sembako dan pakaian, beberapa Minggu sebelum acara yayasan ini membuka kesempatan untuk eksternal dan mitra berdonasi baik berupa barang maupun dana. Pertama diadakan sejak tahun 2022, kini di tahun 2025 program ini sudah diselenggarakan di bulan Maret dan Agustus lalu dengan antusias yang masih sama sebelumnya.
Anak Bisnis Lainnya
Tak hanya sekolah dan program Ecobrick Market, Dunia Anak Alam Foundation juga memiliki cabang bisnis lain seperti Eco Lodge dan Garasi Coffee House. Yang dimana, nantinya kedua bisnis ini tidak hanya mengambil peranan dalam lingkungan, tetapi juga bisa membantu pendanaan dana operasional dan tenaga pengajar Anak Alam Learning House.
Berbeda dari penginapan pada umumnya, Eco Lodge mengusung konsep ramah lingkungan. Seperti dari suasana yang lebih menyatu dengan alam hingga penggunaan panel surya sebagai sumber energi. Beralih ke Garasi Coffee House, kafe ini mengusung konsep hidangan vegan yang memadukan menu internasional dengan bahan-bahan Nusantara dan ragam kopi. Seperti salah satunya casserole, babka coklat, otak-otak vegan, nugget ayam versi vegan, dan ada 13 jenis kue kering.
Ragam program ini adalah bentuk langkah sederhana yang melibatkan masyarakat sekitar demi membangun keberlanjutan dengan membentuk sebuah kebiasaan baru, merubah pola pikir, dan menciptakan lingkungan yang bebas dari limbah plastik.
Dengan hadirnya Dunia Anak Alam Foundation juga menunjukkan bahwasanya meski mereka berada di luar kota besar ataupun bukan di kawasan wisata, pada akhirnya mereka bisa menciptakan sebuah potensi baru. Yang awalnya dahulu hanya bergantung kepada penanaman jagung dan memancing, kini menjadi ada potensi mengolah limbah.
#KabarBaikSATUIndonesiaAwards
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News