Vanili, tumbuhan serbaguna yang menjadi kegemaran sebagian orang pecinta vanilla. Aroma wanginya menenangkan, bila diolah menjadi sumber makanan terasa manis menggoyang lidah, serta menjadi berbagai wujud bahan baku yang umum dicari. Berkat nilai jual vanili yang menjanjikan, para petani di Desa Loha dapat mewujudkan bisnis UMKM bermanfaat sampai saat ini.
Melakukan budidaya vanili memanglah tidak mudah sebab banyak tantangan yang harus dilalui para petani vanili Desa Loha untuk mendongkrak ekonomi. Sehingga, melalui program pembinaan Desa Sejahtera ASTRA pada tahun 2021 lalu hingga kini, hasil tani vanili mendulang banyak rezeki dan menyejahterakan ekonomi masyarakatnya.
Proses Budidaya Vanili di Desa Loha Meningkat
Si Emas Hijau, begitulah julukan tanaman yang mengandung senyawa vanilin ini.Bila dilihat dari dekat, buah vanili berbentuk polong. Satu buah saja ukurannya lebih panjang dari jari-jari manusia. Tumbuhan merambat yang menghasilkan bubuk vanili sehingga memancarkan aroma harum dan manis. Diketahui buah vanili tumbuh bersama tanaman anggrek Vanilla planifolia yang menjadi asal muasal rasa vanila.
Berlimpah ruah di lahan subur Desa Loha. Terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, mengundang banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dari segala sektor bisnis. Akan tetapi, para petani Desa Loha sempat menghadapi banyak tantangan dari segi pengelolaan bisnis dan distribusi pemasarannya.
Berdasarkan penemuan dan analisis dalam Jurnal AGRIOVET (2022), sebelum pengelolaan manajemen dan pemasaran vanili menjadi peluang bisnis menjanjikan, terkini para tani belum memahami bagaimana pengelolaan budidaya vanili yang tepat. Misalnya saja seperti tidak ada pencatatan keluar masuk hasil penjualan, waktu penjualan, hingga tidak adanya perencanaan usaha kegiatan.
Tidak hanya dari segi pengelolaan dan arus uang keluar dan masuk, produk vanili tidak terjaga baik akibat saat panen dipetik sebelum umur kematangannya tiba. Pemeliharaan tanaman vanili jauh dari kata baik sehingga kualitasnya kurang dilirik.
Kelemahan dalam sektor pertanian dan modal para tani akhirnya mendapatkan dukungan dari segala sisi. Melihat potensi vanili memiliki nilai tinggi dan menjadi sumber peningkatan ekonomi terbaik Desa Loha, produk vanili dapat menjadi lebih baik berkat pembinaan langsung dari Astra dalam program DSA. Demi pemberdayaan vanili menjadi peluang terbaik yang dimiliki masyarakat Desa Loha.
Berkat Vanili, Petani Desa Loha Untung Drastis
Melansir dari siaran pers situs resmi YDBA, Astra menggandeng 54 petani vanili Desa Loha untuk dibina dari segi manajemen dan budidaya tani vanili. Berbagai macam strategi pengembangan budidaya vanili dikerahkan semaksimal mungkin demi kesejahteraan hasil tani vanili lebih maksimal.
Adapun usaha Astra mendongkrak bisnis vanili bernilai tinggi dimulai dari pembinaan dari segi manajemen, peningkatan dalam memasarkan produk vanili, teknis, dan menjaga standar QDC (quality, cost, and delivery). Pemasaran yang sebelumnya hanya menjual vanili basah lewat pedagang atau perantara seharga Rp100.000/kg telah bertransformasi menjadi vanili kering yang dipatok dengan harga Rp400.000–Rp1,3 juta/kg.
Kabar baiknya, produk vanili kering Desa Loha telah dikirim ke Jepang dan Korea. Keberhasilan vanili melalang buana tidak lepas dari peran para masyarakat Desa Loha sendiri yang telah dibina membuat produk pemanfaat vanili mandiri. Contohnya, produk lilin aroma terapi dari vanili kering.
Kini, berdasarkan publikasi terbaru dari laman resmi Bisnis, komoditas hasil UMKM vanili Desa Loha selama pembinaan 3 terakhir terasa lebih baik dan dapat melakukan ekspor-impor di pasar nasional dan internasional berkat pembinaan Astra melalui YDBA. Para petani Desa Loha giat menjaga hasil panen vanili terjaga dari segi teknis dan kualitas terbaik yang dapat dihargai lebih dari Rp1 juta/kg.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News