Buah nanas, buah berwarna kuning yang rasanya cenderung asam segar, menjadi salah satu potensi dari lereng Gunung Kelud. Desa Sugihwaras, salah satu desa di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, menjadi salah satu desa sentra perkebunan nanas.
Informasi singkat tentang Desa Sugihwaras, desa ini berjarak sekitar 35 km ke sebelah timur dari pusat kota Kabupaten Kediri. Desa ini juga menjadi akses utama masuk ke Kawasan Wisata Alam Gunung Kelud. Termasuk wilayah di dataran tinggi, Desa Sugihwaras berada di ketinggian 500–600 mdpl.
Nanas menjadi salah satu komoditi terbesar dari Desa Sugihwaras. Dari sini lah warga setempat dapat menggerakkan roda perekonomian. Melihat potensi nanas sebagai komoditi unggulan, proses pengembangan produk nanas pun dilakukan.
Produk Unggulan di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar
Nanas di Desa Sugihwaras menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kediri. Tak hanya melihat pesona hamparan tumbuhan nanas, banyak pula hasil olahan tumbuhan nanas yang terus dikembangkan hingga saat ini.
Ada beberapa jenis nanas yang dibudidaya dan dipasarkan, mulai dari nanas madu hingga nanas lokal. Nanas pasir kelud menjadi incaran masyarakat dan wisatawan yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.
Selain dijual berupa buah matangnya saja, ada berbagai jenis produk olahan buah nanas yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Kediri. Berbagai produk itu antara lain ada pie nanas, selai nanas, nanas kering, sirup nanas, keripik nanas, dan berbagai olahan nanas lainnya.
Olahan nanas ini terus dikembangkan karena keuntungan penjualan buah nanas saja tidak terlalu banyak. Maka dari itu, perlu adanya inovasi-inovasi untuk meningkatkan kualitas produk olahan nanas dengan harga jual yang lebih tinggi.
Selain buahnya, ternyata tanaman nanas lebih dari itu, lho. Daun nanas yang biasanya dibuang justru dapat menghasilkan produk fesyen. Berbagai jenis barang dapat dihasilkan, seperti tas dan sepatu.
Terpilih sebagai Bagian dari Desa Sejahtera Astra 2025
Melihat potensi yang begitu besar pada sektor perkebunan nanas, PT Astra International Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) memasukkan Desa Sugihwaras sebagai salah satu desa binaan. Selain itu, ada empat desa lain yang juga termasuk pada program ini, yaitu ada Desa Ngancar, Pandantoyo, Bedali, dan Babadan.
Pada program ini, Astra melakukan berbagai sosialisasi dalam pembinaan untuk memajukan ekonomi kreatif di wilayah setempat. Salah satu contohnya adalah pelatihan pemanfaatan limbah nanas.
Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta dari kelima desa binaan Astra dengan mendatangkan pemateri yang telah rutin mengekspor kerajinan limbah daun nanas ke Malaysia. Pelatihan ini dilakukan untuk mengurangi daun nanas yang dibuang dan menjadi sampah. Selain itu juga memajukan ekonomi kreatif.
DSA Kecamatan Ngancar juga mengadakan workshop mengenai digital marketing kepada pelaku UMKM, petani nanas, dan BUMDes. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk membuka mata pada perkembangan teknologi yang berguna untuk memasarkan produk lokal.
Di masa modern ini, pelaku usaha memiliki akses yang sangat mudah dan bisa digunakan di mana pun dan kapan pun. Yaitu melalui pasar online. Dari situlah kegiatan pemasaran produk dapat dengan mudah diakses oleh penjual dan pembeli.
Dari Lokal Menuju Pasar Global
Saat ini, produk nanas dari Kediri tidak hanya dijual kepada warga lokal saja, tetapi juga diekspor ke luar negeri. Dikutip dari beritajatim.com,melalui Koperasi Nanas Sumber Rejeki, sebanyak 20.700 buah nanas atau seberat 20 ton, diberangkatkan dari Desa Sugihwaras menggunakan kontainer untuk diekspor ke Uni Emirat Arab.
Tentunya, nanas-nanas ini tidak hanya dari Desa Sugihwaras saja, tetapi dari setiap perkebunan nanas di Kabupaten Kediri. Melalui PT Arab Indo Group sebagai buyer, nanas dari Kediri sudah dapat bersaing dengan nanas-nanas dari negara lain. Selain itu, peluang terbuka untuk meluaskan pasar ke negara lain, seperti Qatar, Oman, dan pasar-pasar lain.
Potensi produk-produk lokal di Indonesia memiliki ciri unik yang apabila dikembangkan dengan tepat dapat menarik perhatian global. Dari Desa Sugihwaras kita belajar bahwa produk kedaerahan tidak menghancurkan kemungkinan bersaingnya di pasar global. Namun, perlu diingat bahwa masuk ke pasar global bukan akhir, tetapi menjadi titik awal pengenalan potensi lokal.
#ceritabaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News