Desa Bedali di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil nanas terbesar di Jawa Timur.
Namun dari panen yang melimpah, tersisa masalah yang jarang tersorot, yaitu lebih dari 2 ton limbah daun nanas setiap musim panen yang sebelumnya hanya dibakar atau dibiarkan membusuk.
Kini, masalah itu justru menjadi tonggak lahirnya inovasi hijau bernama ECOPINE (Eco Pineapple Fiber Entrepreneurship Model).
Melalui masalah tersebut, inovasi ini lahir untuk menjawab tantangan dan mengubahnya menjadi potensi baru dalam mengembangkan ekonomi desa.
Program ECOPINE merupakan gagasan dari Kelompok Tani Mukti yang diketuai oleh Pak Anam, dengan dampingan CV. Aswindra Desa Nusantara. Selain itu, Desa Bedali juga merupakan bagian dari Desa Sejahtera Astra (DSA). Kerja sama dengan Abmas ITS Surabaya juga telah berhasil menciptakan mesin pengurai serat (fiber stripper) guna mempercepat proses produksi. Berdasarkan data yang dikutip dari radarkediri.jawapos.com mencatat lebih dari 10 kg serat per hari kini berhasil dihasilkan.
Daun nanas yang dulunya menjadi limbah, kini diolah menjadi serat alami berkualitas tinggi, untuk bahan produk tekstil, kerajinan, hingga bahan medis non-woven.
Tak hanya berhenti pada produksi, proses pengolahannya juga dikemas menjadi wisata edukasi yang kini ramai dikunjungi pelajar, mahasiswa, hingga wisatawan.
Prestasi Nasional dan Dampak yang Ditimbulkan dari Inovasi ECOPINE
Kini sebanyak 20 warga sekitar Desa Bedali aktif sebagai operator mesin, pengrajin, dan guide wisata edukasi. Selain itu, DSA ini juga menjadi wadah bagi 200 pelajar dan mahasiswa yang ingin mengikuti pelatihan dan pengolahan serat nanas. Sejak dilakukan, program ini juga telah berhasil mengolah lebih dari 1 ton limbah daun nanas.
Dampak positif tersebut turut mengantarkan ECOPINE dalam ajang Festival Astra 2025, dan berhasil meraih Juara 3 Lomba Inovasi Pilar CSR Astra, pada (8-9 Agustus 2025).
“Dengan ECOPINE, Desa Bedali bukan hanya mengolah limbah menjadi bernilai, tetapi juga mengedukasi, mempererat komunitas, dan memberi kontribusi bagi pariwisata serta pendidikan,” tandas Dwi Pujiasih, Fasilitator DSA yang dikutip dari bicarablitar.com.
Selanjutnya, ECOPINE menargetkan pengembangan produk turunan seperti biokomposit dan fashion ramah lingkungan. Tak hanya itu, paket wisata edukasi menarik juga menjadi potensi untuk dikembangkan menjadi inovasi wisata berbasis limbah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News