itb adalah sejarah aula barat dan timur diusulkan jadi cagar budaya - News | Good News From Indonesia 2025

ITB adalah Sejarah, Aula Barat dan Timur Diusulkan Jadi Cagar Budaya

ITB adalah Sejarah, Aula Barat dan Timur Diusulkan Jadi Cagar Budaya
images info

ITB adalah Sejarah, Aula Barat dan Timur Diusulkan Jadi Cagar Budaya


Dimulai pada 1918, arsitek Belanda bernama Henry Maclaine Pont merancang gedung-gedung pertama untuk kampus Technische Hoogeschool te Bandoeng, cikal bakal ITB. Aula Barat dan Aula Timur, saat itu dikenal dengan nama Barakgebouw A dan B. Pembangunannya rampung sekitar 1920, dan sejak awal sudah diperuntukkan sebagai ruang pertemuan besar.

Sejak awal berdiri, kedua gedung itu menandai kehadiran pendidikan teknik modern pertama di tanah Hindia Belanda. Aula Timur bahkan diresmikan bersamaan dengan pembukaan sekolah tinggi itu pada 3 Juli 1920.

Artinya, saat ini, bangunan tersebut telah berusia 106 tahun.

baca juga

Apa Yang Unik dari Aula ITB?

Gaya arsitektur yang dipakai Pont dikenal sebagai Indo-Eropa atau sering disebut juga Indis Tropis. Istilah ini merujuk pada arsitektur kolonial yang memadukan elemen bangunan Eropa dengan penyesuaian terhadap iklim tropis Indonesia.

Misalnya, atap dibuat lebih lebar agar melindungi dari hujan deras, ventilasi diperbanyak untuk sirkulasi udara, dan halaman luas disediakan untuk menciptakan ruang terbuka yang nyaman.

Nah, yang paling menarik dari gedung ini adalah atapnya. Bentuknya mirip rumah tradisional Nusantara, akan tetapi tidak merujuk pada satu identitas tertentu. Ada yang bilang menyerupai atap julang ngapak dari Sunda, ada juga yang melihat pengaruh Minangkabau.

"Atap yang dimiliki oleh aula barat dan timur telah dimodifikasi dari berbagai atap tradisional yang ada di nusantara, sehingga tidak menonjolkan satu daerah saja,” kata Dr. Ing. Himasari Hanan,MAE, dosen program studi Arsitektur ITB, sebagaimana dikutip dari laman ITB.

baca juga

Atap itu disusun dari sirap kayu, yakni lembaran kecil kayu tipis yang ditata saling menindih. Bahan ini dipilih karena cocok untuk iklim tropis. Sirap kayu mampu menahan hujan sekaligus memberi sirkulasi udara agar ruangan tetap sejuk. Dan memang, kayu adalah bahan andalan gedung aula ITB.

Jika masuk, Kawan akan melihat ruangan ruang luas tanpa banyak struktur bangunan dari besi atau beton. Aula ini menggunakan struktur laminated wood, yaitu kayu tipis yang direkatkan berlapis lalu dibentuk melengkung. Teknik ini membuat kayu bisa menahan beban besar tanpa harus menggunakan baja atau beton.

"Keistimewaan aula barat dan aula timur ini adalah mempertemukan teknologi modern yang ada pada saat itu, yang diwakili oleh laminated wood, yaitu kayu yang berlapis-lapis yang mengisi kolong bangunan tersebut," imbuhnya.

baca juga

Keseimbangan Bangunan Aula ITB

Selain itu, Himasari juga menekankan bahwa keindahan Aula Barat dan Aula Timur ITB terletak pada komposisinya yang seimbang. Ia menyebut setiap bagian bangunan ini dirancang dengan proporsi yang pas, mulai dari badan bangunan hingga atapnya.

Henry Maclaine Pont tidak hanya memikirkan bangunan gedung, tetapi keseluruhan tata ruang kampus. Ia menata bangunan dengan pendekatan sumbu utara–selatan yang mengarah langsung ke Gunung Tangkuban Parahu. Gunung itu dijadikan latar visual sekaligus penanda orientasi ruang.

baca juga

Perjalanan Fungsi dan Pemeliharaan

Aula Timur sempat berubah fungsi. Dari tahun 1961 hingga 1987, Aula Timur ITB dijadikan perpustakaan pusat ITB. Akan tetapi, gedung itu dikembalikan ke fungsi semula sebagai aula, melalui proses pemugaran. Beberapa bagian pintu dan jendela asli masih dipertahankan hingga hari ini.

Sementara Aula Barat tetap konsisten sebagai tempat pertemuan penting. Upacara wisuda, seminar, hingga diskusi nasional.

baca juga

Aula Barat dan Timur ITB Jadi Cagar Budaya

Kedua aula tersebut—Aula Barat dan Aula Timur—telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat. Kini, kedua aula tersebut tengah diusulkan sebagai cagar budaya nasional.

Langkah ini menjadi momentum bagi ITB dan masyarakat Jawa Barat dalam menjaga serta melestarikan Aula Barat dan Aula Timur sebagai simbol sejarah, pendidikan, dan budaya bangsa.

“Beberapa hal menjadikan Aula Barat dan Aula Timur ITB diprioritaskan statusnya sebagai cagar budaya peringkat nasional,” tulis ITB dalam laman resminya

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.