Hanya dalam kurun waktu 5 menit 36 detik 91 milidetik, tim asal Indonesia, Borneo Flasher berhasil merakit sekaligus menguji komponen CPU pada ponsel. Pencapaian yang diraih dalam waktu yang singkat itu, membuat tim Borneo Flasher pulang sebagai juara dalam kompetisi CGC World Cup 2025.
Circuit Global Championship (CGC) World Cup adalah sebuah kompetisi internasional di bidang reparasi ponsel. Lomba ini mempertemukan teknisi dari berbagai negara untuk menguji keterampilan mereka dalam mendiagnosis, memperbaiki, dan merakit ulang komponen ponsel, terutama bagian yang paling rumit seperti CPU (Central Processing Unit).
Tahun ini, final CGC World Cup 2025 digelar di Guangzhou, Tiongkok pada 17-18 September. Indonesia berhasil pulang sebagai pemenang dan menaklukkan negara-negara lain.
Delegasi Indonesia terdiri dari Gume iColor, Atnan S, Diki Arista, dan Gugum Gumilar. Perjalanan mereka ke Tiongkok bermula saat Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah Borneo Championship yang diselenggarakan di Jakarta pada 30-31 Agustus 2025. Ajang ini merupakan kompetisi perbaikan CPU ponsel Internasional, hasil kolaborasi antara Borneo Schematic dan G-LON.
Pada kompetisi tersebut, Fuad, teknisi asal Semarang, memecahkan rekor untuk menyelesaikan CPU repair dengan waktu 3 menit 15 detik. Capaian inilah yang mengantarkan Indonesia terbang ke Guangzhou, Tiongkok.
Siapa Borneo Flasher?
Nama Borneo Flasher belakangan kerap terdengar di kalangan teknisi ponsel. Meski membawa nama Borneo, pusat aktivitas mereka justru berada di sebuah desa kecil di Boyolali, Jawa Tengah.
Ya, Borneo Flasher adalah Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) di bidang servis HP. Didirikan sebagai lembaga pelatihan, Borneo Flasher menawarkan kelas perbaikan smartphone di bidang hardware maupun software.
Saking bekennya LPKS ini, peserta pelatihan pun datang dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka difasilitasi mess gratis, antar jemput dari bandara hingga terminal, bahkan kesempatan magang tanpa biaya tambahan.
“From Zero to Hero – Keep Learning Until The End,” katanya.
Lembaga ini mengajarkan banyak peserta didik yang memulai dari nol, tanpa latar belakang pendidikan formal di bidang elektronika. Dengan belajar terus-menerus, Borneo Flasher yakin mampu mengantarkan mereka untuk mencapai keahlian tinggi, bahkan sampai ke level kompetisi dunia.
Selain pelatihan, Borneo Flasher juga dikenal lewat Borneo Schematics, perangkat lunak yang membantu teknisi menganalisis kerusakan ponsel melalui skema dan peta rangkaian elektronik. Inovasi ini membuat nama mereka cepat melambung, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di mancanegara.
Puncaknya, pada 2025, tim teknisi Borneo Flasher menorehkan sejarah. Dalam ajang CGC World Cup di Guangzhou, Tiongkok, mereka berhasil meraih gelar juara dunia kategori tim. Dengan kecepatan dan ketelitian, tim Indonesia menyelesaikan tantangan perbaikan CPU ponsel dalam waktu lebih singkat dibanding pesaing dari berbagai negara.
Nama Borneo Flasher pun kini bukan sekadar identitas sebuah lembaga, melainkan simbol bahwa keahlian teknis anak bangsa bisa diakui dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News