Upaya mengatasi stigma HIV/AIDS di kalangan remaja terus digencarkan oleh Rizka Ayu Setyani, dosen, dan peneliti kesehatan masyarakat. Melalui inovasi platform digital EKSTRIM (Edukasi, Konseling, Skrining, Tes HIV pada Remaja dengan Implementasi secara mandiri, ia mendorong anak muda agar lebih berani melakukan skrining risiko HIV secara mandiri dan aman.
Rizka menyadari, stigma masyarakat soal penyakit HIV/AIDS masih menjadi penghalang besar bagi remaja untuk mencari informasi maupun melakukan tes HIV, termasuk takut dihakimi.
Platform EKSTRIM menjadi problem solver untuk memberikan ‘ruang aman’ bagi mereka. Berbasis website, layanan ini berisi materi edukasi interaktif, penilaian risiko mandiri, hingga penyediaan konsultasi dengan pendidik sebaya.
Dengan pendekatan digital, Rizka memanfaatkan kedekatan generasi muda dengan teknologi untuk tujuan kesehatan.
Sebelum EKSTRIM, Rizka terlebih dahulu menggagas gerakan GEBRAK SETIA (Gerakan Bersama Kader Satgas Remaja Tanggap HIV/AIDS) di Sleman tahun 2019. Program ini mendapatkan hibah riset dari Kemendikbud Dikti saat ia menjabat sebagai dosen pemula. Ia bekerja sama dengan puskesmas dan Komisi Penanggulangan AIDS.
Program tersebut berbasis komunitas, memberdayakan remaja sebagai kader yang aktif menyebarkan informasi, mengedukasi teman sebaya, hingga mendorong kesadaran skrining HIV. Materi soal napza juga dimasukkan ke dalam edukasi karena masih relevan.
Kala COVID-19 melanda, GEBRAK SETIA dengan melanjutkan kegiatan penyuluhannya melalui online, seperti membuat talkshow daring dan konseling dari WhatsApp. Dari sini, perkembangannya justru melesat luas hingga akhirnya meluncurkan situs ekstrim.org.
Jika Kawan GNFI membuka situs ini, tak hanya menyediakan konten edukasi yang interaktif, tetapi kamu juga dapat melakukan skrining risiko secara anonim, mendapatkan konselor sebaya, mendaftar tes HIV akurat secara medis di layanan kesehatan terdekat, lokasi tes dan pengobatannya, hingga alarm minum obat antiretroviral.
Inovasi GEBRAK SETIA mendapat pengakuan nasional. Pada 2023, Rizka menerima apresiasi 14th SATU Indonesia Awards yang digelar PT Astra International Tbk. Saat itu, ia bersaing dengan hampir 15 ribu inovasi anak muda dari seluruh Indonesia. Hasilnya, wanita yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret tersebut masuk ke dalam jajaran pemenang untuk kategori kesehatan.
Dalam data statistikEKSTRIM, tercatat ada sekitar 770 pengunjung telah mengakses web, 404 orang pengguna layanan, 7 mitra, dan 4 layanan VCT-ARV.
Pencapaian tersebut menegaskan peran teknologi digital sebagai jembatan penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan akses yang lebih mudah dan privasi yang terjaga, stigma perlahan dapat diurai.
Perjalanan Rizka Ayu Setyani menunjukkan bahwa inovasi sosial tidak selalu berawal dari hal besar, melainkan dari kepedulian sederhana yang diwujudkan konsisten. Melalui EKSTRIM, ia membuka ruang aman bagi remaja untuk menjaga kesehatan diri sekaligus mematahkan stigma.
