Di balik popularitas keripik sebagai camilan favorit hampir semua orang, ada satu masalah besar. Kebanyakan keripik yang beredar di pasaran tinggi garam, minyak, hingga pengawet. Enak, tetapi seringkali jauh dari kata sehat. Sementara itu, petani lokal yang menghasilkan singkong, ubi, dan rempah Nusantara justru belum banyak mendapat ruang untuk berdaya lewat produk dengan nilai jual tinggi. Camilan sehat yang sekaligus bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat sekitar terasa masih jarang ditemui.
Dari Ide ke Inovasi
Dari kegelisahan inilah, Tita Arila, perempuan inspiratif asal Bandung, menghadirkan terobosan. Ia ingin membuktikan bahwa keripik tidak harus identik dengan “camilan itu tidak sehat”, dan bahan lokal bisa diolah jadi produk modern yang bernilai tinggi. Dari ide tersebut, lahirlah Keripik BFF (Best Friend Forever), camilan sehat, renyah, tanpa pengawet, dengan bumbu khas Indonesia, sekaligus memberdayakan petani dan masyarakat lokal.
Sejak kecil, Tita memang gemar ngemil keripik. Hobinya itu kemudian berkembang jadi mimpi untuk menciptakan camilan yang berbeda dari yang sudah ada. Baginya, keripik tidak hanya sekadar makanan ringan, tetapi juga bisa menjadi sarana edukasi gaya hidup sehat serta pemberdayaan ekonomi.
Perjalanan BFF tidak mudah. Modal terbatas membuat Tita harus memutar otak untuk memangkas pengeluarannya. Selain itu, Ia juga belajar memilih bahan berkualitas, menjaga proses produksi tetap higienis, hingga mengemas produk dengan desain menarik yang eye-catching di kalangan anak muda.
Penjualan awal dilakukan melalui media sosial dan e-commerce, kemudian berkembang lewat bazar, pameran, dan promosi komunitas. Perlahan, Keripik BFF mulai dikenal masyarakat. Sertifikat halal yang diperoleh semakin memperkuat kepercayaan konsumen.
Satu hal yang menarik adalah bahwa Tita juga menyediakan varian keripik yang cocok dikonsumsi oleh konsumen yang sedang diet. Ia membuat varian keripik tersebut rendah kalori dan lemak sehingga aman untuk dikonsumsi tanpa harus khawatir pada berat badan. Hal ini tentunya merupakan inovasi yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Memberdayakan Masyarakat
Lebih dari sekadar bisnis, BFF menjadi wadah pemberdayaan. Tita melibatkan petani lokal sebagai pemasok bahan baku, seperti singkong, ubi, dan rempah-rempah, sehingga hubungan tersebut menciptakan simbiosis mutualisme, yakni saling menguntungkan antara Tita dan Petani. Hal tersebut karena mereka tidak hanya mempermudah para petani dalam menjual hasil panennya, tetapi juga memastikan bahan-bahan produksi keripik sehat, segar, dan alami.
Ia juga membuka lapangan kerja, memberi pelatihan produksi keripik, hingga membekali masyarakat dengan keterampilan yang bermanfaat di masa depan. Dengan begitu, BFF tidak hanya mengutamakan rasa, tetapi juga keberlanjutan dan dampak sosial.
Apresiasi dan Penghargaan
Ketekunan Tita membuahkan hasil. Inovasi camilan sehat ini meraih SATU Indonesia Awards di bidang kewirausahaan pada tahun 2022, penghargaan bergengsi yang diberikan atas kontribusinya menghadirkan solusi makanan ringan yang menyehatkan sekaligus memberdayakan dan menginspirasi banyak orang.
Selain itu, Tita juga berperan dalam menginspirasi banyak pengusaha muda. Ia kerap kali diundang sebagai pembicara dalam seminar tentang kewirausahaan. Di sana, ia banyak berbagi pengalamannya dalam menjalankan usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Kesuksesan Tita Arila membuktikan bahwa ide sederhana bisa berkembang menjadi usaha besar bila dijalankan dengan konsisten dan penuh semangat. BFF hadir sebagai bukti bahwa camilan bisa sehat, modern, dan berdaya guna bagi masyarakat. Camilan ini sangat cocok dikonsumsi, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Semangat inovasi dan keberlanjutan yang diusungnya kini menjadi inspirasi bagi banyak pengusaha muda di Indonesia. Keripik BFF bukan hanya camilan, melainkan juga gerakan mencintai produk lokal, hidup sehat, dan saling memberdayakan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News