stefani teria salhuteru dan moluccas coastal care jaga pesisir maluku - News | Good News From Indonesia 2025

Stefani Teria Salhuteru dan Moluccas Coastal Care Jaga Pesisir Maluku

Stefani Teria Salhuteru dan Moluccas Coastal Care Jaga Pesisir Maluku
images info

Stefani Teria Salhuteru dan Moluccas Coastal Care Jaga Pesisir Maluku


“Senja di Negeri Rutong, tempat akar mangrove memeluk laut dan batu karang jadi saksi. Alam yang indah ini bukan hanya pemandangan, tapi juga rumah bagi kehidupan yang harus kita jaga,” tulis akun Instagram @moluccas_coastal_care 19 jam yang lalu.

Maluku dengan segala komponen keindahannya seperti laut, mangrove, dan kebersihan lingkungan masih menyimpan tugas untuk dijaga kelestariannya. Maka, berdirilah Stefani Teria Salhuteru, S. Pi., M. Si, sosok perempuan di balik gerakan Moluccas Coastal Care (MCC).

Tak hanya sekadar teori, ia terjun langsung ke lapangan, mendengar cerita para nelayan, petani rempah, hingga anak-anak di Banda Neira. Stefani menyadari bahwa menjaga laut dan pesisir bukan hanya soal ekosistem. Namun, juga tentang kesejahteraan manusia yang hidup di dalamnya.

Inilah yang juga mengantarkan Stefani dan MCC mendapatkan berbagai pengakuan nasional dan internasional, termasuk SATU Indonesia Awards 2022 di bidang Lingkungan. Seperti apa kisahnya?

Dari Kesadaran ke Aksi Nyata, Moluccas Coastal Care Lahir

Di tepi laut Banda yang hijau jernih, tiga orang pesisir tampak sibuk dengan benang di tangannya. Rupanya, mereka sedang berusaha memancing.

Di hari lain, sekelompok anak terlihat sedang tekun menggambar tanaman dengan pensil warna. Ada yang batangnya diwarnai ungu, cokelat muda, hingga seluruhnya hijau seperti daun. Sesuka hati mereka.

Raut wajahnya tampak senang ketika mulai menempel kertas-kertas kecil tentang bagian-bagian pohon dan manfaatnya di sebuah lembar kertas berukuran besar. Rupanya, mereka sedang belajar tentang tumbuhan di di Sekolah Kalesang. Di sinilah mereka mengenal bukan hanya huruf dan angka, tetapi juga pelajaran tentang laut, mangrove, dan pentingnya menjaga Bumi tempat mereka berpijak.

baca juga

Sekolah Kalesang ‘hanyalah’ satu dari sekian program utama yang dijalankan oleh Moluccas Coastal Care.

“Banda itu indah. Saya dan teman di tahun 2016 pergi dengan naik kapal, melihat Banda yang luar biasa indahnya, gunungnya, alamnya. Tetapi kami ingin melihat lebih ke dalam masyarakatnya. Bagaimana mereka bisa mengelola sumber daya alam yang ada? Itu yang lebih penting,” sebutnya dalam wawancara dengan TVRI Maluku.

Ia berpikir, apakah dirinya memiliki kapasitas pengetahuan dan ilmu yang cukup untuk bisa membantu masyarakat di Pulau Banda.

Stefani yang mempunyai passion senang berdiskusi dan bekerja dengan masyarakat di pulau-pulau kecil lantas mendirikan MCC di tahun 2017. Visinya adalah membangun masyarakat pesisir dan pulau kecil yang mandiri, sejahtera, serta berkeadilan.

Dalam perjalanannya, lambat laun lulusan sarjana perikanan ini menyadari bahwa pelestarian lingkungan tidak bisa dipisahkan dari aspek sosial dan ekonomi. Masyarakat harus dilibatkan, bukan sekadar jadi objek pembangunan.

Itulah mengapa MCC tidak hanya bergerak di ranah konservasi laut, tetapi juga mengembangkan program lain, yakni Rumah Bibit Sayur. Di Banda, masyarakat diajak menanam berbagai tanaman agar tidak melulu bergantung pada kapal pengangkut dari luar.

Sayuran segar dapat dipetik langsung dari kebun sendiri. Ini mendukung ketahanan pangan sekaligus mengurangi biaya hidup.

Selain itu, MCC membangun Rumah Pengering rempah untuk pala, cengkih, dan kenari, yang mana adalah komoditas unggulan Banda sejak ratusan tahun lalu. Dengan teknologi sederhana tetapi efektif, hasil panen tidak lagi cepat rusak.

Dengan demikian, nilai jualnya meningkat dan petani punya peluang lebih besar untuk memperbaiki taraf hidup.

baca juga

Ajarkan Anak Cinta Alam melalui Seni dan Budaya

Target Moluccas Coastal Care Program seperti Moluccan Color menghadirkan kelas seni rupa berbasis lingkungan. Anak-anak diajak menggambar ikan, menanam pohon, bermain musik, menari, atau membuat karya dari bahan daur ulang. Kesenian menjadi pintu masuk edukasi. Tentunya hal ini membuat isu lingkungan terasa dekat dan menyenangkan.

Dalam sosial medianya, MCC telah banyak mengunjungi sekolah dari jenjang TK hingga ke atas untuk melakukan program ini. Menjadi teman bermain sekaligus belajar.

Stefani percaya, jika anak-anak sejak kecil sudah akrab dengan laut sebagai sahabat, mereka akan tumbuh menjadi generasi penjaga pesisir.

“Edukasi lingkungan terhadap anak-anak merupakan upaya pemeliharaan lingkungan di level dasar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan (knowledge), kesadaran akan lingkungan (awareness), perubahan perilaku (attitude), kemampuan untuk mengelola lingkungan (skill), serta kemampuan berpartisipasi mengajak orang lain (participant). Semua ini merupakan tahapan yang perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan di Maluku,” tulis MCC dalam salah satu kesempatan.

MCC juga menanamkan ‘semangat hijau’ melalui program Tree of Hope, membagikan ratusan bibit pohon kenari, pala, dan tanaman hutan lain.

Melawan Sampah, Menjaga Mangrove

Sampah adalah salah satu tantangan besar global, terutama sampah plastik. Laut yang indah sering tercemar limbah sekali pakai.

“Laut adalah rumah kedua,” sebut Moluccas Coastal Care pada salah satu postingannya.

Stefani dengan programnya turun tangan dengan mengajak warga membersihkan pesisir, membuat inovasi jaring di kawasan mangrove untuk menangkap sampah, hingga mengedukasi soal bahaya plastik sekali pakai.

Bagi Stefani, melawan sampah adalah tanggung jawab bersama. Ia kerap menekankan bahwa masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta harus saling bergandengan tangan.

baca juga

Perempuan Maluku di Garis Depan

Kehadiran Stefani membawa warna baru di gerakan lingkungan Maluku. Tak cuma sebagai akademisi atau aktivis, ia juga menjembatani berbagai kepentingan. Sebagai perempuan, ia sering menghadapi pandangan skeptis. Namun, justru hal itu membuatnya semakin tangguh.

Ia memberi ruang bagi perempuan pesisir untuk ikut bersuara. Dalam setiap program, MCC mendorong keterlibatan perempuan, mulai dari pengelolaan rumah bibit sayur hingga rumah pengering rempah

“Memang di MCC, hampir semua (anggotanya) perempuan. Sebenarnya bukan memilih, tapi untuk manajemen di suatu lokasi yang baru dan untuk bisa dekat dengan masyarakat, memang butuh peran dari perempuan. Sebab, perempuan setidaknya punya cara untuk berbicara dengan pemerintah, dekat dengan masyarakat, secara pendekatan lebih luwes,” sebut Stefani ketika diwawancarai oleh TVRI.

Ia mengaku senang karena masih ada perempuan di Maluku masih mau bekerja di pulau-pulau kecil, meski dengan tekanan yang ada. Namun, menjalankan perannya dengan hati yang tulus dan sangat tangguh.

Jejak MCC yang Semakin Luas

Dari Banda hingga pulau-pulau kecil lainnya di Maluku, MCC terus memperluas jangkauan. Apa yang dimulai dari kepedulian seorang anak negeri, kini telah menjelma menjadi gerakan kolektif yang melibatkan masyarakat, relawan, hingga dukungan dari berbagai pihak.

Diketahui, banyak pihak telah berkolaborasi dengan aktivitasnya, termasuk Pemerintah Kota Ambon, Pemerintah Provinsi Maluku, DLHP Ambon, BRIN, DJPb, hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

MCC juga mendapat support oleh berbagai NGO, perusahaan BUMN, dan institusi pendidikan, termasuk Universitas Pattimura Ambon.

Stefani dengan Molucass Coastal Care mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 dalam bidang lingkungan. Membuktikan bahwa tak hanya diakui secara publik, tetapi juga apa yang didedikasikan untuk negeri berdampak bagi masyarakat.

Kini, selama Molucass Coastal Care masih berdiri, di setiap rumah belajar yang dibangun, setiap bibit pohon yang ditanam, dan setiap anak yang tersenyum sambil menyebut nama ikan, adalah alasan untuk terus melangkah.

 

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.