Mengajar, Mendidik, Menginspirasi. Tiga kata yang menjadi prinsip Gerakan Kendari Mengajar yang didirikan 23 Juni 2013.
Semua bermula dari pertemuan empat komunitas pendidikan dan literasi di kota Kendari. Saat itu Asniwun Nopa juga bergabung menjadi salah satu anggotanya. Dari sinilah setelah diadakan diskusi akhirnya Asniwun Nopa bersama teman-temannya menggagas Gerakan Kendari Mengajar.
Tahun 2021 sudah ada 5 daerah binaan Gerakan Kendari Mengajar. Sampai detik ini, GKM masih aktif berkegiatan dan berkolaborasi dengan komunitas, organisasi mahasiswa, pihak pemerintah dan swasta.
Lima tahun setelah Gerakan Kendari Mengajar berdiri, Asniwun Nopa mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards kategori pendidikan tingkat provinsi. Penghargaan ini menambah lecutan semangat bagi Asni, sapaan akrab Asniwun Nopa, untuk terus beraksi bagi pendidikan di Kendari.
Di tahun awal GKM berdiri, Asni bersama tim GKM menelusuri sudut-sudut kota Kendari untuk menentukan daerah yang akan menjadi target aksi GKM. Dalam akun Youtube resmi Gerakan Kendari Mengajar, Asni mengatakan bahwa terdapat kriteria daerah yang menjadi target GKM seperti daerah yang terpencil, akses fasilitas umum yang kurang memadai (listrik dan jalan), serta daerah yang banyak anak-anak usia sekolah tetapi masih kurang maksimal dalam mendapatkan hak pendidikan.
Asni mencontohkan terdapat satu daerah yang anak-anaknya bersekolah formal tetapi di sekolah tersebut tidak ada guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini yang membuat Asni sadar bahwa kesenjangan pendidikan bukan hanya perkara anak-anak yang tidak bersekolah/putus sekolah tetapi anak-anak yang bersekolah pun tetap punya masalah kesenjangan jika dibandingkan dengan sekolah di kota besar.
Daerah binaan pertama Gerakan Kendari Mengajar yaitu daerah Pulonggida. Pada tahun 2013 di daerah itu belum ada akses jalan dan listrik yang memadai. Daerah binaan selanjutnya yaitu Nanga-nanga. Asni menyebutkan jika di wilayah tersebut sebagian masyarakatnya adalah mantan tahanan politik.
Kegiatan rutin yang dilakukan Gerakan Kendari Mengajar adalah memberikan pengajaran mata pelajaran umum dan agama seperti membaca Al-Qur'an dan pengetahuan Islam lainnya. Kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan di ruang terbuka dengan strategi belajar sambil bermain. Namun, selain mengajar, relawan GKM juga melakukan aksi sosial seperti beberapa gerakan yang bisa disebut sebagai gerakan serba seribu. Kawan GNFI penasaran? mari kita bahas!
Gerakan Serba Seribu dari Gerakan Kendari Mengajar
Gerakan 1000 Buku | Foto: (akun Youtube Gerakan Kendari Mengajar)
Gerakan Kendari Mengajar punya cara tersendiri untuk terus menginspirasi sesuai dengan slogan mereka. Pada tahun 2014 Gerakan Kendari Mengajar menggagas Gerakan 1000 Buku One Man One Book. Mengutip Kumparan, 1100 buku terkumpul dari donasi berbagai pihak dan GKM menyalurkannya ke titik-titik taman baca yang ada di Sulawesi Tenggara.
Setahun kemudian, tahun 2015 berlangsung kegiatan Gerakan 1000 Buku Tulis yang didonasikan ke sembilan sekolah se-Sulawesi Tenggara. Tahun berikutnya, Gerakan Kendari Mengajar mengadakan Gerakan 1000 Seragam Sekolah. Pengurus GKM membuat sebuah gerakan bukan hanya untuk formalitas program kerja tetapi Asni mengungkapkan bahwa gerakan yang digagas sesuai dengan kebutuhan anak-anak setempat seperti buku dan alat tulis, buku bacaan, dan seragam sekolah.
Dengan gerakan serba seribu ini GKM mengajak banyak pihak untuk punya andil dalam pendidikan khususnya di kota Kendari. Gerakan Kendari Mengajar juga menjadi bukti bahwa ucapan tak seberapa penting dibanding aksi nyata.
"Daripada sekadar berkata-kata indah penuh semangat, kenapa tidak kita saat ini melakukan aksi nyata?" Ucap Asniwun Nopa penuh keyakinan.
#kabarbaiksatuindonesia
Sumber:
https://youtu.be/mtPR1h_6NJo?feature=shared
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
