sekolah pesisi juang membangun mimpi di tepi samudra - News | Good News From Indonesia 2025

Sekolah Pesisi Juang, Membangun Mimpi di Tepi Samudra

Sekolah Pesisi Juang, Membangun Mimpi di Tepi Samudra
images info

Di pesisir tenang Pantai Bintaro, Ampenan, Kota Mataram, berdiri sebuah sekolah sederhana tapi sarat makna, Sekolah Pesisi Juang.

Inilah inisiatif memikat yang digulirkan oleh sekelompok mahasiswa, dipelopori oleh Jauhari Tantowi, mahasiswa Teknik Geodesi ITN Malang, untuk membuka pintu pendidikan bagi buah hati keluarga nelayan yang terpinggirkan.

Sekolah ini lahir bukan dari dana besar, melainkan dari rasa peduli yang tulus, tumbuh di atas tanah seluas 6×10 meter, tepat di pinggir pantai Bintaro, Jalan Moh. Ruslan, RT 04, Lingkungan Bintaro Jaya, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, sejak tanggal 18 Juni 2020.

Latar Belakang Berdirinya: Ketika Pandemi dan Keterbatasan Bersatu

Pandemi COVID-19 menyisakan dampak yang amat terasa, tak terkecuali bagi anak-anak nelayan di pesisir. Mereka kerap menyewa ponsel seharga Rp2.000 per jam hanya untuk bisa mengikuti pembelajaran daring. Realitas ini memantik keprihatinan Jauhari dan kawan-kawan, yang tanpa tedeng aling-aling merasa terpanggil untuk memberi kontribusi nyata.

Dari rasa simpati tersebut, mereka mewujudkan Sekolah Pesisi Juang sebagai sekolah non-formal alternatif. Tujuan utamanya: menumbuhkan kembali semangat belajar anak-anak yang mulai luntur akibat rutinitas daring dan keterbatasan sarana.

Di sinilah mereka menemukan kembali kehangatan pembelajaran yang hilang.

Membentang dari Tanah Swadaya menuju Harapan Bersama

Awalnya, Sekolah Pesisi Juang berdiri di atas tanah hasil swadaya para pemuda yang terlibat. Tak dibangun dengan struktur megah hanya bangunan sederhana.

Apa yang tersedia adalah selembar mimpi yang kuat, ditopang oleh dukungan masyarakat sekitar yang menyumbang alat tulis, buku bacaan, rak buku, hingga semangat untuk bersama-sama membangun ruang belajar layak bagi anak-anak pesisir.

Kegiatan dan Program yang Membuat Belajar Menyenangkan

1. Pendekatan Non-Formal & Interaktif

Pengajaran di Sekolah Pesisi Juang disesuaikan dengan kebutuhan nyata anak-anak. Materi formal mereka bantu ulang dengan pendekatan yang menyenangkan. Proses pembelajaran selalu menyertakan unsur bermain, sehingga anak-anak tak hanya menyerap pelajaran, tetapi juga menikmatinya.

2. Kelas Dibagi Berdasarkan Usia

Anak-anak dibagi dalam dua kelompok: Kelas A untuk usia pra-sekolah hingga kelas 3 SD, dan Kelas B untuk usia sekitar kelas 4 SD hingga tingkat SMP. Pembagian ini membantu pendidik menyesuaikan metode belajar sesuai perkembangan dan jenjang anak-anak.

3. Relawan Mahasiswa: Pengajar yang Penuh Semangat

Para pengajar adalah mahasiswa dari berbagai kampus seperti UNRAM, UIN, hingga ITB yang datang sebagai relawan. Mereka tidak hanya membagikan ilmu, tetapi juga energi dan teladan, turut membangun iklim belajar yang hangat dan memotivasi.

4. Belajar, Bermain, dan Mencipta

Lebih dari sekadar membaca dan menulis, anak-anak diajak mengenal alam sekitar: membersihkan pantai, belajar mengolah sampah menjadi kerajinan tangan, hingga menonton film inspiratif melalui layar tancap edukatif di akhir bulan.

Mereka bukan hanya belajar, tetapi juga bertindak, merawat lingkungan sembari menumbuhkan kreativitas.

5. Donasi dan Beasiswa

Sekolah ini juga menyalurkan beasiswa hasil donasi kolektif. Beasiswa ini bertujuan membantu anak-anak nelayan agar tetap bisa mengakses pendidikan formal, meski menghadapi kendala biaya, sekaligus mendorong keberlanjutan masa depan mereka.

Penutup: Ketika Pantai Menjadi Gerbang Impian

Sekolah Pesisi Juang adalah bukti nyata bahwa dari keterbatasan—tanah kecil di tepi pantai, relawan muda penuh pengabdian, masyarakat yang peduli—bisa lahir ruang belajar yang memanusiakan, menumbuhkan harapan, dan menjadi pintu menuju masa depan.

Anak-anak pesisir bukan sekadar peserta didik; mereka adalah benih-benih masa depan yang, dengan bimbingan penuh cinta dan kebersamaan, bisa tumbuh dan bersinar di panggung manapun.

Semoga kisah ini terus menginspirasi, bahwa pendidikan adalah hak semua anak, tak peduli dari mana mereka berasal, dan bahwa sebuah sekolah kecil pun bisa menyulam mimpi besar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.