samsul husen membentuk keluarga emas melalui sekolah calon ayah dan ibu - News | Good News From Indonesia 2025

Samsul Husen, Membentuk Keluarga Emas Melalui Sekolah Calon Ayah dan Ibu

Samsul Husen, Membentuk Keluarga Emas Melalui Sekolah Calon Ayah dan Ibu
images info

Pernahkah Kawan GNFI melihat adanya anak kecil yang berjualan tisu di perempatan lampu merah? Apakah Kawan GNFI pernah melihat anak kecil menawarkan jasa mengelap kaca mobil di lampu merah? Nyaris tiap hari kita disuguhkan dengan pemandangan semacam itu.

Di saat anak-anak seusianya sedang berada di bangku kelas, mereka malah melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. Namun, keadaan memaksa mereka untuk melakukan hal tersebut. 

Untuk mengatasi hal tersebut, setidaknya kita harus melihat tempat pertama kali mereka tumbuh dan berkembang. Yap, tempat tersebut adalah keluarga. Untuk membentuk generasi emas, dibutuhkan keluarga emas, yang di dalamnya harus ada orang-orang tua yang dapat mendidik anak-anaknya dengan baik. 

Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Samsul Husen, pendiri Sekolah Calon Ayah (SCA) dan Sekolah Calon Ibu (SCI), sekaligus penerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra pada tahun 2022 di bidang pendidikan.

Kilas Balik Latar Belakang Berdirinya SCA dan SCI

Membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah ternyata tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Berapa banyak pasangan yang tidak memiliki hubungan baik atau bahkan bercerai, sehingga juga berpengaruh buruk pada masa depan anaknya.

Samsul Husen, seorang pemuda di Yogyakarta, beranggapan bahwa tingginya angka perceraian disebabkan oleh kurangnya pemahaman holistik atau menyeluruh mengenai orang tua itu sendiri.

Ia berpandangan bahwa pendidikan orang tua seringkali terpecah menjadi beberapa kajian spesifik. Hal ini berakibat pada kebanyakan orang tua yang menerima sebagian ilmu saja, seperti ilmu parenting saja, ilmu gizi saja, ilmu psikologi saja, sehingga tidak menerima ilmu terkait orang tua yang saling terintegrasi satu sama lain.

Padahal, menjadi orang tua merupakan persoalan yang kompleks karena mencakup berbagai macam aspek. Terlebih, sebagaimana perkataan Husen, menjadi orang tua merupakan persoalan seumur hidup, sehingga tidak hanya memerlukan persiapan secara praktis saja, tetapi juga emosional dan spiritual.

Oleh karena itu, Husen mendirikan Sekolah Calon Ibu pada tahun 2014, yang kemudian diikuti oleh Sekolah Calon Ayah setelahnya. Sekolah tersebut bertujuan untuk menerapkan pendekatan holistik, yakni menyatukan berbagai aspek penting dalam ilmu yang berkaitan dengan orang tua secara komprehensif dalam satu program.

Program Utama SCA dan SCI

Untuk memberikan pemahaman menyeluruh, Husen beserta timnya menyusun beberapa program utama untuk dibawakan. Program-program tersebut berjumlah 4 buah program.

Pertama, ia memasukkan pendidikan terkait hubungan intim antara suami dan istri atau seksologi. Berdasarkan tuturannya, dari hasil riset, ditemukan bahwa hal tabu ini menjadi salah satu penyebab utama munculnya konflik dalam rumah tangga.

Selanjutnya, ia tentu juga turut menyertakan ilmu terkait parenting. Dalam kajian ini, para orang tua dan calon orang tua diajarkan berbagai hal terkait cara mendidik anak, mulai dari cara memandikan bayi hingga memasak dengan gizi seimbang.

Ketiga, para peserta juga diajarkan terkait manajemen keuangan, salah satu hal paling penting dalam urusan rumah tangga. Dalam hal ini, mereka diajarkan bagaimana mengelola uang, mulai dari alokasi dana untuk rumah tangga, istri, suami, orang tua, hingga cara investasi jangka panjang.

Terakhir, sebagai penutup rangkaian acara, para peserta akan diajak ke alam terbuka. Mereka diajak berkemah di alam terbuka selama dua hari satu malam. Tujuan dari kegiatan terakhir ini adalah untuk melatih keberanian, mengenali diri sendiri, dan membangun mental mereka.

Antusiasme dan Apatisme Masyarakat

Dengan usaha dan persiapan yang matang, program ini mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi dari para masyarakat. Para peserta pun datang dari berbagai belahan Indonesia.

Pada angkatan pertama, program ini sudah diikuti oleh 90 peserta. Pun kuantitas peserta tampak meningkat pada angkatan selanjutnya, yakni sebanyak 120 peserta.

Lancarnya program ini juga dibarengi adanya tantangan. Salah satunya adalah kurangnya minat dalam program Sekolah Calon Ayah. Tidak seperti SCI, SCA cenderung tidak seramai SCI. Kebanyakan orang berpikir bahwa tugas seorang ayah dalam sebuah keluarga hanyalah mencari nafkah. 

Padahal, jika dilihat lebih dalam, ayah adalah seorang kepala keluarga. Ia bak nahkoda yang sedang memimpin kapal di lautan. Sekali saja ada yang salah, maka akan tenggelam kapal tersebut.

Akan tetapi, perlahan namun pasti, dampak positif dari SCA dan SCI mulai terasa. Lebih dari 1000 alumninya, banyak dari mereka mengatakan hal-hal positif yang berguna untuk menjalani kehidupan rumah tangga.

Secara signifikan, inovasi yang diambil oleh Samsul Husen melalui SCA dan SCI-nya merupakan langkah preventif yang secara signifikan dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat. Dengan pendekatan holistiknya, diharapkan program ini dapat membangun keluarga yang lebih bahagia dan sejahtera.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.