Lia Andarina Grasia telah berpulang empat tahun lalu tepatnya pada 25 Agustus 2021. Di usia muda, Lia, sapaan akrab Lia Andarina Grasia, pergi meninggalkan jejak dan warisan yang masih dijalani kawan-kawannya di Kulonprogo sampai saat ini. Dedikasi Lia dalam bidang pendidikan membuahkan penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2017 di tingkat provinsi.
Kita dapat melihat kegiatan terbaru Bule Mengajar di akun Instagram dan Youtube resmi Bule Mengajar. Dengan slogan "Share Your Knowledge!" yang diusung oleh Lia, kini kawan-kawan Bule Mengajar yang melanjutkan impian Lia menambahkan slogan yang terpampang di Instagram: "We Still Share Our Knowledges!".
Melansir Kompas, Lia, perempuan hebat ini merupakan lulusan S1 Hospitality Business di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Setelah lulus dari STP Nusa Dua Bali, Lia melanjutkan S2 Master of Tourism Studies di Universitas Gajah Mada.
Saat di Bali, Lia melihat banyak turis asing yang berinteraksi dengan warga lokal Bali. Setelah kembali ke Kulonprogo, Lia tidak menemukan pemandangan seperti yang ia lihat di Bali. Jarang sekali turis asing mau datang ke Kulonprogo. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Lia membentuk program Bule Mengajar.
Alasan lainnya yaitu Lia merasa terpacu karena perkataan dari dosennya di Bali bahwa sia-sia saja Lia melanjutkan studi S2 Pariwisata di UGM, terlebih Lia memimpikan untuk mengembangkan pariwisata Kulonprogo. Dosennya berkata daerah Kulonprogo tidak bisa berkembang, hal ini yang membuat Lia ingin membuktikan perkataan itu salah. Sembari berkuliah, Lia mulai merintis program Bule Mengajar di tahun 2014.
Lia mengundang beberapa teman warga negara asing untuk mengajar di sekolah tingkat SMP dan SMA/K. Nantinya pengajar bule itu akan membagikan pengetahuan mereka tentang bahasa Inggris, budaya dari negaranya, dan musik. Namun, sebelum itu, ternyata ada hal menarik yang Lia hadapi saat pertama kali membawa pengajar bule ke Kulonprogo.
Warga Negara Asing yang Begitu Asing di Mata Masyarakat Kulonprogo
Lia lahir di Kulonprogo. Ia sudah tidak asing dengan bule yang kerap ia temui saat berkuliah di Bali. Perempuan kelahiran tahun 1990 ini ingin membawa masuk banyak turis asing ke Kulonprogo untuk mengenalkan budaya dan potensi wisata di Kulonprogo.
Namun, cerita menarik dihadapi Lia saat membawa warga negara asing ke sekolah. Cerita itu Lia tuturkan saat menjadi bintang tamu di acara TV Kick Andy tahun 2017 silam. Pertama kali pengajar bule masuk ke ruang kelas, seluruh siswa di kelas malah pergi karena takut.
Begitu juga saat pertama kali para bule ini berinteraksi dengan masyarakat di daerah Kulonprogo, anak-anak di sekitar lantas kabur dan menangis. Lia mengatakan kalau masyarakat di Kulonprogo belum terbiasa dengan warga negara asing. Dari situ, Lia bertekad untuk membiasakan masyarakat Kulonprogo dengan WNA. Ia kian menambah jumlah pengajar bule agar masyarakat tidak merasa asing lagi.
WNA yang akan mengajar di sekolah melalui Bule Mengajar harus melalui tahap seleksi terlebih dahulu. Bule pengajar berusia minimal 18 tahun dan maksimal 40 tahun. Sebelumnya akan diadakan sesi wawancara untuk mengetahui alasan dan tujuan bule tersebut ingin berkontribusi pada program Bule Mengajar. Kini, sudah lebih dari 500 bule pengajar dari puluhan negara yang telah berpartisipasi dalam kegiatan Bule Mengajar di Kulonprogo.
Selain mengajar di sekolah, Bule Mengajar juga mengasah kemampuan berbahasa Inggris untuk pekerja di bidang pariwisata. Hal ini jelas ditujukan agar pengelola dan pekerja pariwisata siap menjamu dan melayani tamu asing dengan bahasa Inggris yang mereka kuasai.
Dari Bule Mengajar untuk Kulonprogo
Salah satu hal menarik dalam kegiatan Bule Mengajar adalah para bule pengajar diwajibkan membayar Rp 100.000 untuk bisa mengajar di program ini. Nantinya uang yang dibayarkan itu akan dibelikan suvenir khas dari Kulonprogo yang akan diberikan lagi kepada bule pengajar. Jadi, perputaran dana itu bisa mengalir untuk pelaku usaha di Kulonprogo dan bule pengajar itu sendiri.
Selain mengajar di sekolah-sekolah, bule pengajar ini juga melakukan serangkaian kegiatan wisata di Kulonprogo. Lia memang punya impian untuk memajukan wisata di Kulonprogo. Rangkaian kegiatan Bule Mengajar menjadi salah satu aksinya untuk mewujudkan mimpinya.
Namun, Lia mengatakan bule pengajar lebih senang saat mengajar di sekolah dibandingkan berwisata. Alasannya adalah para bule pengajar ini saat mengajar merasa dirinya adalah duta bagi negaranya yang memperkenalkan budayanya di hadapan anak-anak Kulonprogo. Hal itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para bule pengajar.
Lia telah membuktikan pernyataan dosennya keliru. Ia nyatanya bisa membentuk program berkelanjutan yang bahkan setelah dirinya berpulang masih dijalankan kawan penerusnya.
Lia tidak mau hanya punya gelar lulusan pariwisata dari kampusnya, tetapi ia mau ilmu yang dipelajari bisa bermanfaat di masyarakat.
"Kalau kuliah cuma mengejar gelar banyak orang yang bisa, tapi kalau dari kuliah itu ilmunya bisa diimplementasikan di masyarakat sepertinya itu masih langka (jarang) dilakukan," ujar Lia Andarina Grasia di hadapan banyak penonton Kick Andy delapan tahun lalu.
Meski raga telah tiada, nama Lia tetap menggema berkat mimpinya yang ia wujudkan lewat Bule Mengajar.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News