Sejak beberapa tahun lalu, pandemi COVID-19 memberi dampak besar pada dunia, termasuk Indonesia. Negara yang dikenal dengan pesona pariwisatanya ini harus menghadapi pukulan telak. Banyak masyarakat dirumahkan, mobilitas dibatasi, dan destinasi wisata kehilangan pengunjung. Akibatnya, pemandu wisata kehilangan penghasilan, dan UMKM lokal ikut terpukul.
Namun, di tengah situasi sulit itu, muncul ide inovatif untuk menghidupkan kembali pariwisata melalui cara yang kreatif: dunia virtual.
Teknologi Jadi Jembatan Pariwisata
Kawan GNFI, inilah yang dilakukan oleh Reza Permadi, seorang anak muda yang meraih SATU Indonesia Awards 2023 kategori Teknologi. Reza hadir dengan solusi berbasis digital melalui platform Atourin.
Baginya, teknologi bukan sekadar alat, tetapi jembatan untuk memperkenalkan desa wisata Indonesia ke mata dunia. Dengan latar belakang di bidang pariwisata, Reza berkomitmen menghadirkan inovasi yang tidak hanya mempromosikan destinasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal agar lebih siap menghadapi era digital.
Hadirkan Virtual Tour dan AVMS
Langkah awal Reza adalah menghadirkan virtual tour, konsep yang memungkinkan wisatawan menjelajahi destinasi melalui layar gawai. Meskipun terdengar sederhana, langkah ini memberi harapan baru bagi pemandu wisata yang kehilangan pemasukan akibat pandemi.
Dari sekadar menggunakan Google Maps dan kamera ponsel, Reza mengembangkan Atourin Visitors Management System (AVMS). Sistem ini membantu pengelola destinasi dalam mengatur data pengunjung, membuat laporan statistik, dan memasarkan produk wisata secara digital. Dengan data yang lebih rapi, pemerintah daerah dan komunitas bisa membuat strategi promosi yang tepat sasaran.
Atourin sebagai Platform Digital Wisata
Atourin kini telah berkembang menjadi platform yang menyediakan layanan lengkap, mulai dari reservasi, rekomendasi destinasi, hingga paket tur yang bisa dibeli langsung secara online. Wisatawan dapat mencari informasi tentang desa wisata, melihat jadwal kegiatan, membaca review, bahkan ikut kelas virtual yang mengajarkan budaya lokal.
Bagi pegiat pariwisata, Atourin menjadi ruang belajar. Mereka bisa mengunggah foto destinasi, membuat deskripsi yang menarik, hingga memantau statistik kunjungan secara real time. Dengan pendekatan ini, setiap desa wisata memiliki peluang yang sama untuk dikenal, tidak hanya destinasi besar yang sudah populer.
Edukasi dan Pemberdayaan UMKM
Selain menghadirkan platform virtual, Reza juga mengembangkan fitur edukasi untuk pegiat wisata. Melalui kelas online, webinar, dan modul singkat, pelaku usaha kecil dapat belajardigital marketing, storytelling wisata, hingga strategi pengelolaan berbasis komunitas.
Kolaborasi dengan UMKM lokal pun menjadi bagian penting. Produk khas daerah seperti kuliner, kerajinan, dan paket tur unik dapat dipasarkan melalui kanal digital yang ia bangun. Dengan begitu, manfaat teknologi bukan hanya dirasakan di layar, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kawan GNFI bisa membayangkan, sebuah desa yang sebelumnya sepi kini bisa memasarkan produk kopi lokalnya hingga ke luar negeri. Inilah bukti bahwa teknologi mampu membuka pintu baru bagi pelaku usaha kecil.
Tantangan dan Perjuangan
Meski inovasinya berdampak luas, perjalanan Reza tidak selalu mudah. Tantangan terbesarnya adalah meyakinkan masyarakat lokal untuk beradaptasi dengan teknologi. Banyak pelaku wisata tradisional awalnya ragu menggunakan platform digital karena terbiasa dengan cara konvensional.
Reza bersama timnya sering turun langsung ke lapangan untuk mengadakan pelatihan. Mereka membantu masyarakat membuat akun, mengunggah foto destinasi, dan memahami cara melayani wisatawan secara digital. Butuh waktu dan kesabaran, tetapi perlahan masyarakat mulai melihat hasil nyata dari upaya ini.
Di sisi lain, keterbatasan sumber daya dan pendanaan membuat Reza harus mengandalkan kreativitas dan jejaring pribadi. Ia sering bekerja sama dengan komunitas relawan, universitas, hingga pemerintah daerah yang peduli terhadap pengembangan pariwisata.
Dampak dan Visi Masa Depan
Kerja keras itu membuahkan hasil. Destinasi wisata kecil yang sebelumnya kurang dikenal kini mulai dilirik wisatawan berkat promosi virtual. UMKM setempat mengalami peningkatan penjualan, dan jangkauan pasar mereka semakin luas.
Ke depan, Reza ingin memperluas jangkauan Atourin ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Dengan dukungan teknologi, ia berharap bisa menciptakan peta digital pariwisata yang lebih akurat dan personal. Kawan GNFI nantinya bisa mendapatkan rekomendasi wisata sesuai minat, membuat perjalanan lebih bermakna.
Selain itu, Reza juga ingin mendorong konsep sustainable tourism. Artinya, pariwisata harus berjalan seimbang: meningkatkan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan budaya lokal. Dengan pendekatan berbasis data, pengelola bisa mengontrol jumlah pengunjung agar tidak merusak ekosistem.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah Reza Permadi adalah bukti bahwa inovasi, ketekunan, dan kepedulian terhadap budaya lokal bisa berjalan seiring. Perjuangannya membuktikan bahwa pariwisata bukan hanya tentang destinasi indah, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat di baliknya.
Bagi Kawan GNFI yang ingin berkontribusi, langkah kecil bisa dimulai dari promosi desa wisata di media sosial, membeli produk UMKM, atau ikut virtual tour untuk mengenal budaya daerah lain. Dengan dukungan bersama, mimpi Reza untuk memajukan pariwisata Indonesia akan lebih cepat terwujud.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
