Di sebuah sudut kecil di Klaten, Jawa Tengah, terdapat sebuah desa yang membuktikan bahwa warisan budaya dan inovasi dapat bersatu padu untuk menciptakan keajaiban. Kp. Butuh RT.24/12, yang terletak di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten dikenal sebagai sentra pengrajin wayang klithik, sebuah seni tradisional yang terancam punah. Namun, berkat sinergi antara semangat gotong-royong masyarakat dan dukungan strategis dari program Kampung Berseri Astra, desa ini kini telah bertransformasi menjadi desa wisata berkelas dan berhasil meraih Penghargaan Apresiasi Kategori Kampung Berseri Astra (KBA) Terbaik Tingkat Nasional. Penghargaan bergengsi ini bukanlah hasil instan, melainkan puncak dari sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan dedikasi.
Perjalanan Transformasi Desa Budaya yang Penuh Tantangan
Sebelum program Astra hadir, Kp. Butuh menghadapi tantangan besar yang mengancam kelangsungan seni wayang klithik. Meskipun memiliki keunggulan seni yang unik dan turun-temurun, potensi ekonomi dan pariwisata dari kerajinan wayang belum sepenuhnya tergarap. Kampung ini kekurangan infrastruktur yang memadai, manajemen pariwisata yang terintegrasi, dan strategi pemasaran yang efektif. Wisatawan yang datang sering kali hanya sebatas melihat proses pembuatan wayang tanpa adanya pengalaman yang lebih mendalam, sehingga potensi ekonomi dari setiap kunjungan tidak maksimal. Hal ini menyebabkan para pengrajin sulit berkembang, dan regenerasi pengrajin muda menjadi terhambat. Situasi ini menciptakan lingkaran setan di mana kurangnya pendapatan membuat seni tersebut semakin ditinggalkan oleh generasi penerus.
Kampung Berseri Astra: Sebuah Kolaborasi yang Mengubah Segalanya
Program Kampung Berseri Astra hadir sebagai katalisator perubahan, berfokus pada empat pilar utama yang menjadi pondasi keberlanjutan: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan. Melalui pilar kewirausahaan dan lingkungan, Astra memberikan dukungan yang tidak hanya sebatas materi, tetapi juga pendampingan mendalam dan berkelanjutan. Dukungan ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pelatihan manajemen usaha, peningkatan kualitas produksi wayang, hingga pengembangan paket-paket wisata tematik yang menarik dan berkesan.
Transformasi ini terlihat jelas dari setiap sudut desa. Para pengrajin, yang dulu hanya berfokus pada produksi, kini juga berperan sebagai pemandu wisata yang antusias dan mampu membagikan cerita serta filosofi di balik setiap ukiran wayang. Pemasaran produk yang lebih profesional berhasil menembus pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional, melalui platform digital dan pameran.
Selain itu, aspek "Berseri" dari program ini menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan lingkungan. Masyarakat Desa Butuh didorong untuk mengelola sampah dengan baik, menata desa menjadi lebih bersih dan rapi, serta menanam pohon-pohon rindang. Upaya ini tidak hanya meningkatkan estetika desa, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan sehat bagi penduduk maupun pengunjung.
Membangun Masa Depan Berkelanjutan: Pelajaran dari Desa Butuh
Kisah sukses Kp. Butuh adalah bukti nyata dari kekuatan kolaborasi. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, tetapi juga memastikan warisan budaya wayang klithik tetap hidup dan dicintai oleh generasi mendatang. Kp. Butuh kini menjadi model inspiratif yang menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang solid antara perusahaan dan komunitas, sebuah desa dapat berkembang secara berkelanjutan.
Penghargaan KBA Terbaik Tingkat Nasional menjadi pengakuan atas dedikasi dan kerja keras yang telah dilakukan. Ini adalah sebuah pengingat bahwa kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang hidup dan terus berevolusi, terutama ketika ia disandingkan dengan inovasi dan semangat wirausaha. Kp. Butuh telah membuktikan bahwa seni, ekonomi, dan lingkungan dapat tumbuh harmonis, dan menjadi sebuah mercusuar harapan bagi kampung-kampung lain di seluruh Indonesia.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
