cerita rakyat dari sulawesi selatan legenda warokou dan ular sawah - News | Good News From Indonesia 2025

Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan, Legenda Warokou dan Ular Sawah

Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan, Legenda Warokou dan Ular Sawah
images info

Legenda warokou dan ular sawah merupakan salah satu fabel atau cerita rakyat yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Fabel ini berkisah tentang ular sawah yang telah memangsa anak burung warokou.

Simak kisah lengkap dari cerita rakyat Sulawesi Selatan tersebut dalam artikel berikut.

Legenda Warokou dan Ular Sawah, Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan

Dikutip dari buku Kusrini yang berjudul Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia: Cerita Rakyat Sulawesi, pada zaman dahulu di pinggiran sebuah telaga yang ada di Toraja Timur, hiduplah seekor ular sawah yang tinggal di sana. Ular sawah ini tinggal di balik batu dan semak-semak.

Usia ular sawah ini sudah beranjak tua. Sehari-hari dia memangsa katak yang ada di sekitar telaga sebagai santapannya.

Pada siang hari, ular sawah ini menghabiskan waktu dengan tidur. Ketika malam tiba, barulah dia mulai mencari katak untuk dimakan.

Seiring berjalannya waktu, katak-katak yang ada di sana mulai sedikit. Hal ini membuat ular sawah tersebut mulai kekurangan makanan.

Pada suatu malam, ular sawah hanya berhasil menemukan beberapa katak saja. Hal ini membuat dia tidak begitu kenyang pada waktu itu.

Pagi harinya, dia mencoba untuk tidur. Namun karena masih merasa lapar, ular sawah ini akhirnya terbangun pada siang hari.

Dia pun kemudian keluar sarang untuk mencari makan. Tiba-tiba, ular sawah ini mendengar suara dari atas pohon.

Ternyata di sana ada dua ekor anak burung warokou atau burung tekukur. Langsung saja ular sawah tersebut memakan salah satu anak burung itu.

Setelah merasa kenyang, ular sawah ini kembali ke kandang. Dia sengaja meninggalkan seekor anak burung warokou untuk dimakan keesokan hari.

Tidak lama kemudian, kedua induk burung warokou kembali ke sarang. Alangkah terkejutnya mereka karena salah satu anak burung telah hilang.

Kedua induk burung ini kemudian memutuskan untuk berjaga di sarang. Dia mengintai dari pohon yang agak tinggi untuk mengetahui siapa yang sudah memakan anak mereka.

Keesokan harinya, ular sawah kembali ke sarang tersebut. Ketika hendak mematuk anak burung itu, tiba-tiba kedua induk mereka muncul.

Kedua induk burung warokou langsung menuduh ular sawah sudah memakan anak mereka. Ular sawah yang terkejut dengan hal itu langsung murka dan menerkam anak burung warokou yang tertinggal.

Induk burung ini langsung mematuk kepala ular sawah. Akibatnya anak mereka jatuh dari pohon tersebut.

Ular sawah langsung kembali ke sarangnya. Sementara itu, kedua induk burung warokou langsung menghampiri anak mereka.

Ternyata satu-satunya anak mereka yang tersisa mati akibat terkaman ular sawah. Hal ini membuat kedua induk burung warokou tersebut ingin membalas perbuatan ular sawah.

Mereka kemudian memutuskan untuk meminta bantuan kepada burung pongka atau burung elang. Mereka ingin burung pongka memangsa ular sawah tersebut.

Namun burung pongka justru memberi sebuah saran kepada kedua burung warokou tersebut. Burung pongka berkata jika mereka bisa mengambil kalung permata dari permaisuri kerajaan yang sering mandi di telaga tersebut.

Setelah itu, lemparlah kalung permata tersebut ke sarang ular sawah. Kedua induk burung warokou ini kemudian mengikuti saran burung pongka tersebut.

Ketika sang permaisuri tengah mandi, diam-diam kedua induk burung warokou langsung mengambil kalung permata yang tergantung. Permaisuri yang melihat hal ini langsung memerintahkan pengawalnya untuk mengejar kedua burung tersebut.

Kedua induk burung warokou ini langsung melesat menuju sarang ular sawah. Sementara itu, para pengawal permaisuri berusaha mengejar kalung permata tersebut.

Sesampainya di sana, ternyata ular sawah tengah tidur lelap di sarangnya. Kedua induk burung warokou ini langsung menjatuhkan kalung permata tersebut di sana.

Para pengawal yang memperhatikan dari jauh menyadari bahwa kalung permaisuri jatuh di sarang ular sawah. Mereka kemudian mulai menarik busur dan memanah ular sawah tersebut.

Panah para pengawal mulai mengenai ekor ular sawah. Hal ini membuatnya terbangun dan hendak melihat kondisi sekitar.

Namun malang, begitu ular sawah mulai melihat keluar sarang, panah para pengawal langsung menancap di kepalanya. Akhirnya ular sawah tersebut mati seketika dan mendapatkan ganjaran atas perbuatannya sebelumnya.

Itulah kisah fabel tentang legenda warokou dan ular sawah, salah satu cerita rakyat dari daerah Sulawesi Selatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.