Di salah satu sudut Rua de Campo Alor, Timor Leste, berdiri sebuah masjid besar dengan dominasi warna putih dan hijau segar. Adalah Masjid An Nur, masjid pertama dan tertua di Timor Leste yang jadi simbol berkembangnya Islam di Bumi Loro Sae.
Masjid An Nur dibangun pada tahun 1955 atas inisiatif Imam Haji Hasan bin Abdulah Balatif, Kepala Campo Alor, dan masyarakat Muslim di Dili. Di era pendudukan Portugis, masjid ini dijadikan salah satu lokasi perjuangan untuk mengusir penjajah.
Konon, tokoh-tokoh Muslim Timor Leste, seperti Haji Salim bin Said Al Katiri, Hedung bin Abdullah, dan Sya’ban Joaqim juga pernah meminta bantuan pada rakyat dan pemerintah Indonesia untuk melawan Portugis.
Getol Dukung Timor Leste Masuk ASEAN, Adakah Untungnya untuk Indonesia?
Masjid An Nur Dili yang Khutbah Jumatnya Pakai Bahasa Indonesia
Melalui BIPA Kemendikdasmen, dijelaskan bahwa khutbah salat Jumat di Masjid An Nur Dili menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan mayoritas jemaahnya berasal dari Indonesia.
Ustaz dan pengajar di masjid ini juga mayoritas berasal dari Indonesia. Namun, Imam Masjid An Nur adalah warga asli Timor Leste.
Dulu, Masjid An Nur memiliki madrasah yang dinamakan Madrasah An Nur Dili yang berdiri pada 1976. Dalam tahap perkembangannya, mayoritas pengurusnya berasal dari Sulawesi Utara.
Menyadur dari Timor-Leste Research Program, bahasa resmi di Timor Leste adalah Tetun dan Portugis. Akan tetapi, pemerintahnya mengesahkan bahasa Inggris dan Indonesia sebagai bahasa kerja.
Meskipun demikian, sama seperti Indonesia yang memiliki banyak ragam bahasa daerah, disebutkan jika Timor Leste juga memiliki puluhan bahasa dan dialek yang dituturkan masyarakatnya.
Ternyata Orang Timor Leste Masih Banyak yang Gunakan Bahasa Indonesia, Alasannya?
Islam di Timor Leste
Tahukah Kawan GNFI jika Islam sempat menjadi agama mayoritas di Timor Leste?
Dalam tulisan Novia Rahmadani di jurnal Al-Isnad, Islam mulai berkembang lewat perdagangan bangsa Arab yang hijrah ke Timor Leste di abad ke-14. Kemudian, para pedagang ini mulai tinggal, menetap, serta berdakwah di sekitar abad ke-16.
Sejak saat itu, Islam terus berkembang hingga sempat menjadi agama mayoritas. Namun, saat Portugis datang dan membawa misi gospel, upaya Kristenisasi mulai gencar dilakukan.
Bahkan, diterangkan jika ada seorang uskup yang membaptis sekitar 5.000 rakyat Timor Leste per tahun 1556. Akibatnya, perkembangan Islam di sini berlangsung lambat karena Portugis membatasi aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan Islam.
Bertahun-tahun kemudian, saat Timor Leste lepas dari Portugis dan menjadi bagian Ibu Pertiwi, Islam berkembang cukup cepat jika dibandingkan dengan masa jajahan Portugis sebelumnya.
Pemerintah Indonesia juga memfasilitasi perkembangan Islam di sini dengan melakukan pendistribusian Al-Qur’an secara gratis, tunjangan finansial untuk pendakwah, sampai pembangunan tempat peribadatan dan lembaga pendidikan Islam.
Di tahun 1981, Masjid An Nur dipugar. Lantai atasnya dipakai untuk tempat ibadah. Sementara itu, lantai bawahnya digunakan untuk aktivitas sosial keagamaan.
Tak berhenti di sana, pemerintah Indonesia juga mendatangkan guru-guru berkompeten untuk mengajar di madrasah di Timor Timur—nama Timor Leste saat masih berada di Indonesia. Meskipun mayoritas warganya beragama Katolik, kehidupan antarmasyarakatnya terbilang rukun.
Namun, saat Timor Leste resmi merdeka dari Indonesia pada 20 Mei 2002, pertumbuhan agama Islam di sana mengalami penurunan. Mayoritas pemeluk Islam saat itu adalah warga Indonesia yang merantau, sehingga saat Timor Leste merdeka, mereka mulai meninggalkan negara tersebut dan kembali ke tanah air.
Kawan GNFI, meskipun merdeka dari Indonesia, perkembangan Islam di Timor Leste tidak serta merta berhenti. Bahkan, Perdana Menteri Timor Leste pertama, Mari Alkatiri, adalah seorang Muslim keturunan Arab.
Pada 10 Desember 2002, berdiri sebuah lembaga bernama Centro da Communidade Islamica de Timor Leste (CENCISTIL). Lembaga ini mengurusi aspek-aspek pembinaan Islam dan didukung penuh oleh pemerintah setempat.
Jejak RRI dan TVRI yang Pernah Mengudara di Timor Leste
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News