perangi kekerasan seksual anak hana maulida dan kakak aman raih satu indonesia awards - News | Good News From Indonesia 2025

Perangi Kekerasan Seksual Anak, Hana Maulida dan Kakak Aman Raih SATU Indonesia Awards

Perangi Kekerasan Seksual Anak, Hana Maulida dan Kakak Aman Raih SATU Indonesia Awards
images info

Di tengah riuhnya tawa anak-anak yang tengah mendengarkan dongeng, sebuah gerakan sederhana tapi penuh makna tengah berlangsung. Gerakan itu bernama Kakak Aman, lahir pada tahun 2023 sebagai jawaban atas keresahan akan maraknya kekerasan seksual terhadap anak. Kakak Aman kini bukan hanya dikenal di komunitas lokal, melainkan juga diakui secara nasional melalui penghargaan SATU Indonesia Awards 2024 yang diperolehnya. Penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas dedikasi tokoh dalam mengembangkan kehidupan berkelanjutan di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi yang diselenggarakan oleh Astra.

Kemenangan itu bukan sekadar simbol prestasi. Bagi penggagasnya, Hana Maulida, penghargaan tersebut adalah tanda bahwa perjuangan untuk menciptakan ruang aman bagi anak-anak Indonesia telah mendapat dukungan luas. Yuk, simak cerita inspiratifnya di bawah ini, kawan GNFI!

Dari Ketukan Hati Seorang Ibu

Hana Maulida hanyalah seorang ibu yang bekerja di Badan Perlindungan Anak Kabupaten Serang. Semua berawal dari kisah yang membuat dada Hana terasa sesak. Hari itu ia mendengar berita kekerasan seksual terhadap anak di televisi. Lebih menyesakkan lagi, pelaku kekerasan seksual tersebut justru datang dari seorang ayah, sosok yang digadang-gadang menjadi pemimpin dan pelindung bagi anak. Hana merasakan kemarahan yang luar biasa.

Ia kemudian mendalami data dan menemukan fakta memprihatinkan. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) tahun 2023, saat ini Indonesia menghadapi darurat kekerasan seksual terhadap anak. Dari belasan ribu kasus kekerasan, 60% di antaranya adalah kekerasan seksual. Data tersebut belum menghitung kasus kekerasan seksual yang tidak terlapor. Dapat dipastikan jumlah angka kekerasan seksual yang sebenarnya jauh lebih besar dari itu. Fakta tersebut membawa kesimpulan ruang anak yang semakin terancam.

“Kalau orang terdekat saja bisa jadi ancaman, lalu di mana lagi ruang aman untuk anak-anak?” batinnya.

Hana pun mulai terketuk hatinya. Bersama rekan-rekannya, ia mulai berdiskusi, menyusun rencana, dan lahirlah gerakan Kakak Aman. Gerakan ini berfokus memberikan edukasi seksual kepada anak-anak. Perlahan, dari semula yang memberikan edukasi seksual kepada anak, gerakan ini juga menyasar kepada para guru dan orang tua. Pada akhirnya, edukasi seksual harus menjadi tanggung jawab bersama.

Baca Juga: Kakak Aman Indonesia: Mengubah Ketakutan Menjadi Keberanian melalui Edukasi Seksual yang Menyenangkan

Kegiatan Menyenangkan Ala Kakak Aman

Kegiatan Kakak Aman di SD Cilegon
info gambar

Gerakan Kakak Aman memiliki cara tersendiri dalam menjalankan kegiatan. Hana menyadari, anak-anak memiliki cara belajar yang unik. Memberikan ceramah panjang secara satu arah, sering kali membuat mereka bosan. Oleh karena itu, Kakak Aman berusaha menciptakan suasana menyenangkan dalam mengedukasi. Metode ini dapat lebih mudah diingat oleh anak-anak melalui berbagai kegiatan dan media seperti poster, games, dongeng, worksheets, bernyanyi, menari, dan berdialog. 

Kegiatan Kakak Aman dirancang agar mudah dilakukan dimana dan oleh siapa saja. Kakak Aman kemudian menerbitkan dua modul yang dapat diperoleh secara gratis. Modul pertama ditujukan untuk anak-anak dari jenjang TK-SD. Di dalamnya membahas pengenalan area privasi tubuh dan bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain tanpa izin. Selain itu, modul ini juga membahas tentang bagaimana cara bertindak saat menghadapi situasi berbahaya. Anak-anak diajarkan langkah sederhana seperti berani bilang tidak, segera lari, lalu melapor kepada orang yang mereka percayai. 

Sementara itu, modul kedua bersifat komprehensif. Modul ini diperuntukkan bagi kelompok anak menjelang masa pubertas yang didampingi oleh relawan terlatih. Selama empat kali pertemuan, mereka membahas materi secara bertahap dan intensif. Anak-anak tidak hanya mendengar, tetapi juga berlatih menyampaikan perasaan, mengenali tanda bahaya, dan memahami arti rasa aman.

Dengan pendekatan ini, Kakak Aman berhasil menciptakan ruang belajar yang menyenangkan sekaligus melindungi. Biayanya murah, metodenya sederhana, tetapi dampaknya sangat besar.

Mimpi dan Harapan di Masa Depan

Meski baru berusia dua tahun, Kakak Aman telah menjangkau puluhan sekolah dan komunitas di berbagai daerah. Hana tak ingin berhenti di sini. Ia ingin Kakak Aman tumbuh menjadi gerakan yang berkelanjutan dengan fasilitas nyata yang bisa diakses lebih banyak orang.

“Suatu hari, saya bermimpi Kakak Aman berkembang luas mendirikan Natural School dan Day Care yang ramah anak. Saya juga berharap edukasi seksual Kakak Aman dapat masuk ke dalam kurikulum sekolah. Namanya juga mimpi, harus yang tinggi,” ujarnya penuh semangat dalam talkshow Good Movement oleh GNFI pada 12 September 2025.

Seluruh mimpi itu berangkat dari visinya yang sederhana, yaitu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Baginya, anak adalah sumber daya paling berharga di dunia dan harapan terbaik untuk masa depan.

“Namun, masa depan seperti apa yang kita harapkan dari mereka yang sehari-harinya akrab dengan trauma dan ketakutan?” tambahnya mengakhiri acara talkshow.

Pertanyaan itu bagai cambuk bagi siapa pun yang mendengarnya. Ia mengingatkan bahwa perjuangan melawan kekerasan seksual bukan hanya tugas perorangan, tetapi juga tugas seluruh masyarakat Indonesia.

#kabarbaiksatuindonesia

Baca Juga: Sekolah Alam Harau Jembatan Merakit Mimpi untuk Masa Depan dari Pelosok Negeri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FT
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.