Di tengah meningkatnya isu kekerasan seksual terhadap anak, seorang perempuan inspiratif dari Banten, Hana Maulida, muncul dengan sebuah inisiatif cemerlang bernama "Kakak Aman".
Gerakan ini tidak hanya menjadi secercah harapan bagi para orang tua dan anak-anak, tetapi juga berhasil membawanya sebagai salah satu calon penerima apresiasi bergengsi SATU Indonesia Awards 2024.
Melalui pendekatan yang ramah anak, Hana berupaya memutus mata rantai kekerasan seksual dengan membekali anak-anak pengetahuan untuk melindungi diri mereka sendiri.
Baca Juga: Baltasar Klau Nahak, Perpustakaan Keliling Agape, dan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024
Kisah di balik lahirnya Kakak Aman berawal dari keprihatinan mendalam Hana terhadap maraknya kasus kekerasan seksual yang menyasar anak-anak di lingkungannya. Dalam sebuah sesi diskusi daringĀ melalui aplikasiĀ zoom yang dilaksanakan pada Jumat (12/9/2025), Hana bercerita mengenai latar belakang pendirian Kakak Aman.
"Saya pernah mengunjungi salah satu korban kekerasan seksual, jadi anak ini tu anak yang ceria pada dasarnya, cantik anak perempuan. Usianya 7 tahun, ia pernah mengalami kekerasan seksual oleh ayahnya sebanyak 10 kejadian" ungkap Hana.
Dari kejadian tersebut, rasa empati Hana meningkat. Apalagi, ia adalah Ibu dengan 2 anak merasa hatinya tergerak. Yang memperparah dari kejadian kekerasan seksual tersebut ialah, ketika sang anak melapor ke ibunya dan keluarga, tidak ada satupun yang menanggapi serius perihal kejadian yang dialami oleh anak perempuan 7 tahun tersebut.
Menurut Hana, anak usia 7 tahun seharusnya sudah bisa diajak bicara, sudah bisa diberi tahu perihal apa saja yang tidak boleh dilakukan orang lain kepadanya, terkhususnya menyentuh anggota badan yang tidak boleh disentuh.
Ia percaya bahwa pencegahan terbaik dimulai dari edukasi sejak dini. Anak-anak perlu diberdayakan dengan pengetahuan tentang bagian tubuh pribadi mereka, batasan sentuhan yang boleh dan tidak boleh, serta keberanian untuk berkata "tidak" dan melapor jika mengalami situasi yang tidak aman.
Dari sinilah Kakak Aman terbentuk. Nama ini dipilih karena merepresentasikan sosok kakak yang dapat dipercaya, aman, dan menjadi teman belajar bagi anak-anak. Hana merancang program ini agar jauh dari kesan menggurui atau menakut-nakuti.
Sebaliknya, ia menggunakan metode yang sangat dekat dengan dunia anak-anak, yaitu bermain dan bercerita. Kurikulumnya disusun secara sistematis dalam beberapa modul pembelajaran yang interaktif. Setiap sesi dikemas dalam bentuk permainan edukatif, dongeng, dan diskusi kelompok yang menyenangkan.
Melalui dongeng, anak-anak diajak untuk mengenali karakter protagonis yang berani melindungi dirinya. Melalui permainan, mereka belajar tentang "sentuhan aman" dan "sentuhan tidak aman" dengan cara yang mudah dipahami.
Salah satu materi inti yang diajarkan adalah konsep "Bagian Tubuh Pribadiku". Anak-anak diajarkan untuk mengenali dan menghargai bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh oleh orang lain, kecuali oleh orang tua atau dokter dengan pendampingan. Mereka juga diajarkan tentang pentingnya menjaga rahasia tubuh mereka.
Lebih dari itu, Hana dan tim relawan Kakak Aman melatih anak-anak untuk memiliki keberanian bersuara. Mereka didorong untuk segera memberanikan diri melapor kepada orang dewasa yang mereka percayai, seperti orang tua atau guru, jika ada seseorang yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Inisiatif yang dijalankan Hana Maulida ini telah memberikan dampak positif yang signifikan. Sejak diluncurkan, Kakak Aman telah menjangkau ratusan siswa di berbagai sekolah dasar di wilayah Banten dan sekitarnya. Respons dari pihak sekolah, orang tua, dan terutama para siswa sangat positif.
Anak-anak menjadi lebih sadar akan batasan-batasan pribadi dan lebih berani untuk mengungkapkan perasaan tidak nyaman mereka. Para guru dan orang tua pun merasa terbantu karena mendapatkan mitra dalam memberikan edukasi sensitif yang sering kali sulit untuk mereka sampaikan sendiri.
Keberhasilan Kakak Aman tidak luput dari perhatian publik. Inovasi dan dedikasi Hana Maulida dalam menjalankan program ini membawanya menjadi salah satu figur inspiratif yang terpilih dalam ajang SATU Indonesia Awards 2024.
Apresiasi ini menjadi bukti nyata bahwa inisiatif yang lahir dari kepedulian tulus dan dieksekusi dengan cara yang kreatif mampu memberikan perubahan besar di masyarakat. Bagi Hana, penghargaan ini bukan hanya sebuah pengakuan, melainkan juga sebuah amanah dan motivasi untuk terus memperluas jangkauan Kakak Aman agar lebih banyak lagi anak Indonesia yang terlindungi.
Kisah Hana Maulida dan Kakak Aman adalah cerminan kekuatan dalam menciptakan solusi atas permasalahan sosial yang kompleks. Ia membuktikan bahwa untuk melindungi generasi penerus bangsa, diperlukan lebih dari sekadar peraturan, tetapi juga aksi nyata yang menyentuh langsung ke akarnya.
Melalui edukasi yang memberdayakan, Hana tidak hanya menciptakan ruang aman bagi anak-anak, tetapi juga menanamkan benih keberanian yang akan terus tumbuh dan melindungi mereka di masa depan.
Inisiatif seperti Kakak Aman layak mendapatkan dukungan penuh agar dapat terus berkembang dan menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman kekerasan seksual.
#kabarbaiksatuindonesia
Baca Juga: Irfan Y Pratama di SATU Indonesia Awards 2024, Indonesia Berdaulat Teknologi Awanio
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News