jejak meylinda ayu syahrani relawan perempuan indonesia yang turunkan bantuan di gaza via airdrop - News | Good News From Indonesia 2025

Jejak Meylinda Ayu Syahrani, Relawan Perempuan Indonesia yang Turunkan Bantuan di Gaza Via Airdrop

Jejak Meylinda Ayu Syahrani, Relawan Perempuan Indonesia yang Turunkan Bantuan di Gaza Via Airdrop
images info

Meylinda Ayu Syahrani, disebut sebagai satu-satunya perempuan yang mengikuti misi airdrop di Gaza lewat komunitas relawan Tim Peduli. Perempuan berusia 21 tahun itu, turut serta di antara belasan laki-laki yang tediri dari sejumlah relawan maupun personel TNI AU.

Sebagai informasi, airdrop adalah mekanisme penyaluran bantuan dengan cara menjatuhkan barang dari pesawat udara menggunakan parasut. Mekanisme ini biasanya dipakai saat jalur darat tidak bisa ditembus, misalnya karena perang, blokade, atau bencana alam yang menghancurkan jalan.

Mekanisme ini memiliki kelebihan, yakni pepat menjangkau wilayah luas, bahkan bisa menyalurkan bantuan ke daerah yang terisolasi atau berbahaya.

Bakal ‘Menampung’ 2.000 Warga Gaza, Pulau Galang Ternyata Juga Pernah Dipakai untuk Pengungsi Vietnam di Masa Lalu

Indonesia sendiri mengirim bantuan ke Gaza lewat jalur ini selama 17 hari, dari 15 sampai 31 Agustus 2025. Totalnya mencapai 91,4 ton, yang terdiri dari makanan, air, sampai obat-obatan.

Semua dikirim dari Pangkalan Udara King Abdullah II di Zarqa, Yordania, menuju wilayah Deir Al-Balah di Jalur Gaza menggunakan pesawat Hercules. Total ada 12 orang termasuk Mey di pesawat tersebut.

Operasi ini dilakukan karena jalur darat ke Gaza tertutup rapat akibat blokade. Airdrop menjadi pilihan paling mungkin, meski penuh risiko.

Operasi airdrop berlangsung di bawah koordinasi langsung Pemerintah Indonesia yang menggandeng Royal Jordanian Air Force (RJAF). Kerja sama ini penting karena wilayah udara Yordania menjadi titik awal penerbangan menuju Gaza.

Dari Palestina ke Surabaya: Ahmed dan Ibrahim Kuliah di Unair Demi Pulihkan Korban Perang

Ruang bagi Perempuan untuk Jadi Relawan

Meylinda adalah mahasiswa Ushul Fiqh di University of Jordan. Ia memutuskan mengikuti misi kemanusiaan ini setelah komunitas relawan Tim Peduli membuka ruang partisipasi untuk perempuan.

Tim Peduli adalah komunitas relawan yang lahir dari semangat solidaritas anak muda Indonesia di luar negeri, khususnya di Yordania. Anggotanya mayoritas mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di berbagai universitas di Amman. Mereka merasa terpanggil untuk membantu sesama, terutama para pengungsi Palestina dan Suriah yang jumlahnya sangat besar di Yordania.

Awalnya, misi udara ke Gaza memang hanya terbuka untuk laki-laki. Alasannya, pekerjaan di pesawat dianggap terlalu berat karena harus mengangkat barang bantuan.

Bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Gaza via airdrop saat HUT ke-80 RI
info gambar

 

Ketika pengumuman keluar bahwa perempuan juga bisa ikut, Meylinda mendaftar. Ia tidak ditempatkan untuk mengangkat paket, melainkan sebagai tim dokumentasi, orang yang merekam dan mencatat jalannya operasi.

Mengapa Isu Palestina Penting untuk Terus Disuarakan di Kampus Indonesia?

Sebagai bagian tim dokumentasi, dari dalam pesawat, Meylinda menyaksikan langsung bagaimana kondisi di Gaza yang selama ini hanya bisa ia lihat dari layar gawai. Ada berbagai perasaan yang ia alami saat hendak mendokumentasikan proses penerjunan bantuan.

"Waktu di dalam pesawat perasaan saya campur aduk, senang, sedih, excited. Kan kelihatan ya bangunan-bangunan Gaza-nya hancur," kata Mey, dikutip dari Kumparan.

Ia menambahkan, bangunan-bangunan tersebut bahkan tidak lagi berbentuk dan menyisakan warna hitam bekas ledakan.

"Dari atas kelihatan hitam. Kayak bukan bangunan lagi, tidak bisa dideskripsikan lagi. Parah," ungkapnya.

Menjadi Fans, Menjadi Manusia: Kerennya Solidaritas BTS Army Indonesia untuk Palestina

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.