sejarah hari radio nasional dan kisah rri sebagai jembatan infomasi sepanjang zaman - News | Good News From Indonesia 2025

Sejarah Hari Radio Nasional dan Kisah RRI jadi Jembatan Infomasi Sepanjang Zaman

Sejarah Hari Radio Nasional dan Kisah RRI jadi Jembatan Infomasi Sepanjang Zaman
images info

Hari Radio Nasional diperingati setiap tanggal 11 September sebagai penghormatan atas lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI).

Sebagai media penyiaran yang lahir dari semangat perjuangan bangsa, RRI menjadi suara utama dan suara perjuangan dalam menyebarkan informasi ke berbagai penjuru negeri.

Hari Radio Nasional memiliki makna sejarah penting dan menandai bahwa radio memang pernah menjadi media utama dalam menyebarluaskan perjuangan, membangkitkan semangat kemerdekaan, serta menjaga persatuan bangsa.

Lalu, bagaimana sejarah berdirinya RRI? Berikut penjelasannya, Kawan GNFI!

Sejarah Berdirinya Radio Republik Indonesia

RRI Jakarta | Gambar: Wikimedia Commons

Setelah siaran radio Hoso Kyoku dihentikan pada 19 Agustus 1945, masyarakat Indonesia kehilangan sumber informasi yang vital sehari-hari. Sementara itu, radio luar negeri justru mengumumkan bahwa pasukan Inggris dan Sekutu akan menguasai Jawa dan Sumatra.

Hal ini mendorong tokoh-tokoh bangsa yang sebelumnya aktif di masa pendudukan Jepang untuk mendirikan lembaga radio nasional guna membangkitkan semangat perjuangan.

Seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, 8 tokoh bekas Hoso Kyoku mengadakan pertemuan dengan pemerintah di gedung Raad Van Indje Pejambon.

Mereka adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetardji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi. Mereka menuntut pemerintah untuk mendirikan radio sebagai sarana komunikasi rakyat agar bisa mendesak pasukan Sekutu yang akan mendarat di Jakarta.

Usulan tersebut awalnya ditolak karena peralatan radio masih ada dalam inventaris Sekutu, tapi, setelah Abdulrahman Saleh mengusulkan pembentukan RRI sebagai solusi, pemerintah menyetujui usulan tersebut.

Kemudian diadakan rapat kedua pada pukul 00.00 antara delegasi dari 8 stasiun radio di Jawa di rumah Adang Kadarusman. Dari rapat tersebut terpilih Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin pertama RRI.

Berkat hal inilah setiap tanggal 11 September akhirnya ditetapkan sebagai Hari Radio Nasional dan Hari Ulang Tahun RRI hingga saat ini.

Radio kala itu memang menjadi salah satu siaran lokal yang luas menjangkau berbagai kota di Indonesia. Karena itu, mereka sepakat untuk bergabung menjadi satu organisasi radio resmi yang milik bangsa, yang dikenal dengan Radio Republik Indonesia (RRI).

Munculnya RRI menjadi semangat baru yang sangat terkait dengan semangat nasionalisme. RRI berperan dalam menggabungkan seluruh rakyat Indonesia. Meski dengan keadaan yang masih terbatas setelah proklamasi kemerdekaan, radio menjadi sarana yang sangat efektif untuk menyampaikan berita, terutama mengenai kemerdekaan kepada masyarakat.

Radio juga menjadi alat untuk menyebarkan semangat perjuangan melawan penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia.

Dalam masa revolusi fisik tahun 1945 sampai 1949, RRI sangat berperan penting. Mereka mengirimkan informasi terkini tentang pertempuran, diplomasi, dan pidato-pidato penting dari para tokoh bangsa.

Siaran legendaris RRI adalah laporan mengenai perjuangan untuk menjaga kemerdekaan. Siaran ini terdengar hingga ke luar negeri dan memperkuat pengakuan dunia terhadap kedaulatan Indonesia.

Pada masa itu, RRI menjadi media penyatuan bangsa. Jangkauannya yang luas dan minimnya media lain membuat RRI menjadi media yang sangat penting.

Selain mengirimkan informasi penting, RRI juga menjadi sarana hiburan dan informasi yang membantu menumbuhkan rasa kebersamaan di antara rakyat Indonesia.

Hari Radio Nasional yang diperingati setiap 11 September tidak hanya mengenang lahirnya RRI, tetapi juga menghargai peran media penyiaran, terutama dalam perjuangan bangsa.

Baca juga: Stasiun Radio Malabar, Saksi Bisu Telekomunikasi Global Pertama di Indonesia

Tantangan RRI di masa kini

Perkembangan teknologi dan zaman yang terus berubah serta adanya berbagai platform digital membuat RRI menghadapi tantangan besar dalam persaingan.

Perubahan audiens dari dunia nyata ke dunia maya membuat RRI mengalami pergeseran audience. Dulu, RRI sering berhubungan langsung dengan masyarakat melalui siaran langsung. Namun sayangnya, saat ini, masyarakat lebih mengandalkan dunia maya, termasuk RRI.

Beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan memahami harapan masyarakat dalam menyampaikan informasi menjadi misi utama RRI untuk tetap eksis di era teknologi.

Layanan siaran yang edukatif dan informatif, serta hiburan, membuat RRI harus bisa tetap menjadi pilihan utama dan sumber informasi yang terpercaya bagi publik.

RRI tak hanya menjadi saksi bisu sejarah. Ia juga tetap menjadi suara yang aktif dan berkontribusi untuk Indonesia.

Selain itu, RRI juga menjadi suara yang menyebarkan kebaikan, harapan, dan semangat persatuan di seluruh penjuru tanah air kita yang tercinta, Indonesia.

Selamat Hari Radio Nasional!

Baca juga: Radio Balai Budaya Minomartani, Abadikan Seni Budaya di Yogyakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.