Di tengah banjirnya informasi gizi di media sosial, tidak sedikit masyarakat yang justru terjebak dalam hoaks. Misalnya, anggapan bahwa diet ekstrem tertentu bisa menggantikan pola makan seimbang, atau mitos bahwa beberapa makanan bisa langsung “membakar lemak”. Padahal, informasi seperti ini berisiko menyesatkan masyarakat dan berbahaya bagi kesehatan. Dari keresahan itulah lahir Pojokgizi, sebuah inisiatif yang kini menjadi gerakan besar untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat Indonesia.
Berawal dari Kerisauan akan Hoaks Gizi
Didirikan oleh Ayu Fauziyyah Adhimah, S.Gz., M.Gz, Pojokgizi berangkat dari keprihatinan bahwa profesi ahli gizi masih kurang dikenal dan sering kali dianggap sebelah mata. Padahal, kehadiran ahli gizi sangat penting dalam mencegah masalah kesehatan jangka panjang, mulai dari stunting, obesitas, hingga penyakit degeneratif.
Di sisi lain, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang akurat, sederhana, dan mudah dipahami. Pojokgizi hadir untuk menyajikan konten gizi berbasis ilmiah, tetapi dikemas dengan visual menarik dan bahasa ringan. Dengan begitu, masyarakat umum—mulai dari anak sekolah hingga lansia—bisa lebih paham pentingnya menjaga pola makan bergizi.
Program Nyata untuk Masyarakat
Tidak hanya di ranah digital, Pojokgizi juga aktif turun langsung ke lapangan. Berbagai kegiatan mereka antara lain:
Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita di posyandu.
Pemberian PMT bagi lansia setiap Jumat di lingkungan sekitar.
Pelatihan kader posyandu agar edukasi gizi bisa terus berlanjut.
Penyuluhan gizi untuk ibu balita dan edukasi gizi di sekolah-sekolah.
Selain itu, Pojokgizi juga berperan sebagai ruang belajar bagi mahasiswa gizi. Mereka memfasilitasi peningkatan kompetensi lewat media edukasi (seperti nutrition flashcard, papan gizi, hingga alat ukur status gizi sederhana), bimbingan belajar, serta webinar interaktif. Kegiatan ini membuktikan bahwa Pojokgizi bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat luas, tetapi juga menjadi wadah pengembangan diri bagi calon ahli gizi muda di Indonesia.
Tidak jarang, mahasiswa yang bergabung merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan edukasi gizi ke masyarakat. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan ilmu yang dimiliki. Inilah yang membuat Pojokgizi memiliki peran ganda: sebagai penyambung ilmu bagi masyarakat sekaligus ruang tumbuh bagi generasi muda gizi.
Dari Keraguan Hingga Apresiasi Nasional
Perjalanan Pojokgizi menuju panggung nasional bukanlah sesuatu yang instan. Awalnya, tim mereka sempat ragu mendaftarkan diri ke ajang Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 yang digagas Astra. Namun, dengan semangat dan keyakinan, Pojokgizi akhirnya melangkah.
Siapa sangka, mereka berhasil menembus 20 besar nasional, mengikuti proses penjurian bersama tim Tempo, hingga akhirnya dinobatkan sebagai penerima SATU Indonesia Awards 2024 bidang kesehatan.
Penghargaan ini tidak hanya menjadi pengakuan atas kerja keras mereka, tetapi juga membuka lebih banyak peluang kolaborasi dengan berbagai pihak. Jangkauan Pojokgizi pun semakin luas, menjangkau masyarakat dari berbagai lapisan. Lebih penting lagi, apresiasi ini memberi semangat baru bagi seluruh tim untuk terus berinovasi dalam menyebarkan pengetahuan gizi yang benar.
Mimpi dan Harapan ke Depan
Pojokgizi tidak berhenti pada pencapaian yang ada. Mereka punya mimpi besar:
Memperluas wilayah pemberian PMT dan edukasi gizi.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan, webinar, dan IG Live.
Berkolaborasi dengan lebih banyak pihak agar literasi gizi makin meluas.
Mengembangkan aplikasi gizi untuk mempermudah proses asuhan gizi terstandar bagi ahli gizi maupun mahasiswa.
Lebih dari itu, Pojokgizi ingin generasi muda ikut menjadi kreator konten kesehatan yang kredibel, bukan hanya konsumen informasi. Karena dengan konten yang valid, mitos bisa diluruskan dan masyarakat semakin sadar pentingnya gizi seimbang.
Gerakan Bersama untuk Indonesia Sehat
Perjuangan Pojokgizi membuktikan bahwa langkah kecil bisa menjadi gerakan besar. Dimulai dari meluruskan informasi sederhana tentang gizi, kini mereka menjelma sebagai pionir literasi gizi yang memberi dampak nyata.
Dalam era digital seperti sekarang, literasi kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Tidak hanya tenaga kesehatan, tetapi juga generasi muda, komunitas, dan masyarakat umum. Semakin banyak pihak yang peduli, semakin kuat pula ekosistem kesehatan Indonesia.
Mari, Kawan GNFI, kita dukung gerakan ini dengan cara sederhana: lebih bijak memilah informasi, peduli pada kesehatan, dan konsisten menjaga pola makan bergizi. Sebab dari langkah kecil hari ini, kita sedang menyiapkan masa depan bangsa yang lebih sehat, cerdas, dan kuat.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News