Global Sumud Flotilla adalah sebuah koalisi masyarakat sipil di seluruh dunia yang berkumpul dan berlayar bersama-sama untuk melakukan konvoi dan protes terhadap blokade serta genosida di Gaza, Palestina.
Kata ‘Sumud’ berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘keteguhan’ atau ‘ketahanan’. Inisiatif global ini muncul pada Juni 2025 dan menyatukan inisiator yang konsisten mendukung Palestina, yaitu Global March to Gaza, Sumud Convoy, Sumud Nusantara, dan the Freedom Flotilla Coalition.
Global Sumud Flotila diikuti oleh 44 negara di dunia, termasuk Indonesia. Negara-negara tersebut antara lain, Aljazair, Australia, Selandia Baru, Austria, Bahrain, Bangladesh, Belgia, Brasil, Kolombia, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Yordania, Kuwait, Libya, Luksemburg, dan Malaysia.
Lebih lanjut, ada Maladewa, Meksiko, Maroko, Belanda, Norwegia, Oman, Pakistan, Filipina, Polandia, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, Thailand, Filipina, Tunisia, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.
Dari 44 negara ini, ada lebih dari 50 armada kapal yang siap berlayar. Gerakan ini didukung oleh banyak pihak, termasuk politisi Italia, anggota parlemen Spanyol dan Portugal, hingga Presiden Kolombia.
Global Sumud Flotilla merupakan gerakan independen yang tidak terafiliasi dengan pemerintah atau partai politik mana pun. Solidaritas ini murni muncul untuk menghentikan tindakan genosida Israel.
Tak Harus Buka Hubungan Diplomatik, Pakar UMM Beberkan Alternatif untuk Indonesia Jika Israel Akui Palestina
Global Sumud Flotilla: Inisiatif Dunia untuk Palestina
Mata dunia semakin terbuka dalam memandang agresi dan kejahatan yang dilakukan Israel atas Palestina. Dukungan dan bantuan terus datang dari berbagai kalangan masyarakat, di mana mereka kompak menyuarakan penghentian genosida dan desakan untuk segera mengakui kemerdekaan Palestina.
Israel memberlakukan blokade di darat, laut, dan udara. Ini dilakukan mereka untuk memutus Gaza dari dunia luar.
Melalui laman resmi Global Sumud Flotilla, jalur darat diblokir sepenuhnya dan dikontrol ketat oleh Israel dan Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung Amerika Serikat. Selain itu, bantuan dari masyarakat dunia juga acap kali tertunda, dibatasi, atau bahkan dijadikan jebakan maut yang berbahaya bagi warga Palestina.
Oleh karena itu, perjalanan melalui laut dianggap ideal. Ide berlayar ini juga dianggap sah dalam hukum internasional. Kapal sipil yang membawa bantuan kemanusiaan dan melakukan protes damai di perairan internasional jelas dilindungi oleh hukum maritim. Seluruh awak kapal juga telah menjalani pelatihan sebelum berlayar untuk memastikan perjalanan dengan aman dan lancar.
Kawan GNFI, inisiatif luar biasa dari banyak negara ini didukung penuh oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB menyambut baik upaya-upaya dunia untuk menyalurkan lebih banyak bantuan ke Gaza, asalkan sesuai dengan prinsip kemanusiaan dan menjunjung tinggi martabat manusia.
Delegasi Indonesia di Global Sumud Flotilla
Sebagai salah satu negara yang aktif di forum internasional untuk membela Palestina, Indonesia juga tak ketinggalan untuk ambil bagian di Global Sumud Flotilla. 20 delegasi Indonesia ikut serta dalam misi mulia ini.
Di antara orang-orang tersebut, termasuk di dalamnya aktivis, jurnalis, dokter, tenaga medis, hingga figur publik yang aktif di bidang kemanusiaan. Delegasi menempuh perjalanan jauh dari Jakarta ke Barcelona, dan berlabuh di Tunisia. Dari Tunisia, relawan akan melanjutkan pelayaran menuju Laut Mediterania untuk konvoi bersama.
Kawan GNFI, melansir dari akun sosial media milik Indonesia Peace Convoy (IPC) yang juga bagian dari Global Sumud Flotilla, konvoi super besar ini membawa bala bantuan bagi warga Gaza, termasuk makanan, logistik, dan obat-obatan.
Indonesia mengirimkan lima kapal kemanusiaan. Menariknya, nama lima kapal itu diambil dari nama-nama pahlawan nasional Indonesia, yaitu Soekarno, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, Pati Unus, dan Malahayati.
Nama-nama ini sengaja diambil sebagai simbol semangat nasionalisme dan solidaritas Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Bukan Evakuasi, Indonesia Perlu Lakukan Ini untuk Bela Warga Palestina
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News