Jika merujuk pada siswa seusianya, seharusnya Sahara masih duduk di bangku SMP kelas 9 atau SMA kelas 10. Saat ini, usianya baru 15 tahun 8 bulan. Akan tetapi, perempuan tersebut kini telah resmi menjadi mahasiswa IPB. Ia tercatat menjadi mahasiswa termuda di IPB University.
Sahara Anggelina Putri diterima melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi). SNBP adalah jalur seleksi masuk PTN nasional yang didasarkan pada prestasi akademik dan non-akademik.
Berbeda dengan SNBT (berbasis ujian tertulis), SNBP memberikan kesempatan bagi siswa berdasar portofolio, prestasi, dan rekam jejak akademik. Jalur ini ketat, kompetitif, dan unggul.
Nada Mellow dari Sebuah Gitar Rotan: Inovasi Aruma untuk Tugas Akhir Kuliah
IPB Satu-Satunya Pilihan
Sahara, lulusan SMAN 1 Parakansalak, Sukabumi, menempatkan IPB sebagai satu-satunya pilihan saat mendaftar kuliah.
“Waktu SNBP, baik pilihan pertama maupun kedua saya adalah IPB University. Alhamdulillah, sekarang diterima di sini,” katanya.
Tahu bahwa dirinya unggul, Sahara memilih mendaftar IPB karena reputasinya sebagai salah satu kampus pertanian terbaik di Indonesia. Sahara tidak merasa takut bersaing di kampus favorit meskipun ia adalah mahasiswa termuda. Apalagi, pilihannya mendapat dukungan penuh dari keluarga.
“IPB University itu salah satu kampus terbaik di Indonesia. Keluarga juga sangat mendukung, sehingga saya semakin termotivasi untuk mendaftar," jelas Sahara.
Kini ia menjadi mahasiswa IPB dengan Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian, di bawah Sekolah Vokasi.
Juliana, Orang Rimba Pertama yang Jadi Sarjana: Jual Tanah untuk Tebusan Batal Nikah
Kilas Balik Perjalanan Sahara, Masuk SD di Usia 4 Tahun
Yang menarik, sejak kecil Sahara memang mendahului teman-teman seusianya. Sahara mulai pendidikan sekolah dasar saat usianya belum genap empat tahun. Sebab, Sahara kecil bersikukuh langsung sekolah ke tingkat SD.
Ia lantas masuk sebagai anak bawang. Istilah “anak bawang” merujuk pada pendaftaran informal. Umumnya dimaknai sebagai tamu atau siswa tidak resmi.
Akan tetapi, saat guru melihat kemampuan Sahara yang melampaui teman-temannya, statusnya berubah menjadi siswa resmi.
“Waktu itu ada seorang guru yang melihat saya sudah mampu membaca, menulis, dan berhitung. Beliau yang mendorong agar saya diterima sebagai murid resmi,” katanya.
Arsa dan Ayu: Dua Tokoh yang Antarkan Mosaik Mahasiswa Baru IPB Raih Rekor MURI
Sisihkan Waktu Malam untuk Belajar
Konsisten menjadi kunci keberhasilan Sahara. Ia rutin menyisihkan 1 (satu) jam untuk belajar saat malam atau yang disebut sebagai deep learning.
Deep learning merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cara belajar mendalam. Deep learning berbeda dengan surface learning yang pelaksanaan belajar hanya di permukaan.
Fokus deep learning adalah pemahaman konsep, bukan hafalan. Metode deep learning biasanya dengan membaca ulang, membuat rangkuman, berdiskusi, atau mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Tujuannya, agar pengetahuan bertahan lama dan bisa diaplikasikan.
Kisah Inspiratif Artita, Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat UKT Nol Rupiah
“Setiap malam saya usahakan belajar ulang sekitar satu jam. Dengan begitu, saya bisa lebih memahami materi sekaligus melatih cara berpikir kritis dan mendalam,” ungkapnya.
Walaupun masih berstatus mahasiswa baru, Sahara telah menyusun rencana masa depan. Ia ingin memanfaatkan waktu kuliah di IPB University untuk membangun fondasi yang kuat, baik secara akademik maupun keterampilan praktis.
“Saya ingin mencari pekerjaan sekaligus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Harapannya, apa yang saya pelajari bisa benar-benar bermanfaat, tidak hanya bagi diri saya, tetapi juga untuk masyarakat,” tandasnya.
Aeshnina Azzahra, Polisi Sampah Muda yang Surati Pemimpin Dunia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News