belajar sambil mengabdi mahasiswa teknik sipil almuslim bangun mushola di bireuen - News | Good News From Indonesia 2025

Belajar Sambil Mengabdi, Mahasiswa Teknik Sipil ALMUSLIM Bangun Mushola di Bireuen

Belajar Sambil Mengabdi, Mahasiswa Teknik Sipil ALMUSLIM Bangun Mushola di Bireuen
images info

Bagi sebagian mahasiswa, kerja praktek hanyalah kewajiban akademik untuk memenuhi syarat kelulusan. Namun, bagi Ferdian Syahputra, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Almuslim, pengalaman ini menjadi kesempatan berharga untuk belajar sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Selama sebulan penuh, sejak 16 Juli hingga 16 Agustus 2025, Ferdian menjalani kerja praktek di proyek pembangunan mushola milik PT Alam Rimbun Perkasa yang dikerjakan oleh PT Takabeya Perkasa Group.

Proyek ini berlokasi di Desa Paku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Bagi Ferdian, ini adalah pengalaman pertama merasakan langsung bagaimana sebuah bangunan lahir dari perencanaan hingga berdiri di tengah masyarakat.

Dari Kampus ke Lapangan

Di bangku kuliah, Ferdian akrab dengan teori: menghitung beban, membaca gambar teknik, hingga mempelajari standar konstruksi. Namun di lapangan, ia mendapati kenyataan bahwa teori hanyalah bekal awal. Praktik di proyek menuntut keterampilan lebih, seperti ketelitian, kerja sama tim, hingga manajemen waktu.

Desa Iboih: Surga Lumba-lumba di Sabang, Aceh yang Sempat Sepi, tapi Tidak Menarik Diri

Ferdian diberi kesempatan untuk meninjau langsung balok B1, B2, dan B3, tiga elemen struktur penting yang menopang kekuatan mushola. Ia juga terlibat dalam berbagai tahapan, mulai dari persiapan lahan, pemasangan tulangan, pembuatan bekisting, pengecoran beton mutu K-250 sesuai SNI 2847:2019, hingga perawatan beton (curing).

Mahasiswa Universitas Almuslim terjun langsung dalam pembangunan mushola.
info gambar

“Lewat kerja praktek ini, saya bisa langsung melihat bagaimana teori yang dipelajari di kampus diterapkan di lapangan. Banyak pengalaman berharga yang bisa jadi bekal untuk karier saya nanti,” tutur Ferdian dengan penuh semangat.

Dukungan dari Kampus dan Pembimbing

Dosen pembimbingnya, Kumita, ST., MT, turut memberikan apresiasi atas pencapaian mahasiswanya. Menurutnya, kerja praktek tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter yang siap menghadapi dunia kerja.

“Ferdian membuktikan bahwa kerja praktek bisa menjadi ruang pembelajaran yang utuh. Ia tidak hanya belajar tentang struktur beton, tapi juga belajar disiplin, kerja tim, dan bagaimana menghadapi dinamika proyek di lapangan,” ungkap Kumita.

Mushola sebagai Ruang Pengabdian

Lebih dari sekadar tempat belajar, proyek mushola ini juga memiliki makna sosial. Mushola yang sedang dibangun akan menjadi fasilitas ibadah bagi warga Desa Paku.

Kehadiran mahasiswa dalam proyek tersebut memberi warna tersendiri, seakan menunjukkan bahwa ilmu yang dipelajari di kampus bisa langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

Bagi Ferdian, hal ini menjadi pengalaman spiritual tersendiri. Ia merasa tidak hanya berlatih menjadi seorang insinyur, tetapi juga ikut serta dalam amal jariyah melalui pembangunan rumah ibadah.

Nasi Gurih, Makanan Khas Aceh yang Sering Jadi Pilihan untuk Menu Sarapan

“Ada kebanggaan tersendiri ketika tahu bahwa mushola ini nantinya akan dipakai masyarakat untuk beribadah. Rasanya, ilmu yang saya pelajari punya arti lebih besar,” ujarnya.

Belajar Menghadapi Tantangan

Seperti halnya proyek konstruksi lainnya, pembangunan mushola ini juga menghadapi tantangan. Ada kalanya cuaca tidak mendukung, ada pula kendala teknis di lapangan seperti tulangan yang harus diluruskan kembali atau penyesuaian bekisting.

Semua itu menjadi pelajaran nyata bagi Ferdian tentang bagaimana solusi teknis dicari dengan cepat agar pekerjaan tetap sesuai standar.

“Tantangan-tantangan kecil justru membuat saya semakin paham bahwa dunia konstruksi bukan hanya tentang hitungan di kertas, tetapi tentang sikap profesional dan kerja sama di lapangan,” tambah Ferdian.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Kisah Ferdian adalah contoh nyata bahwa belajar tidak harus selalu di ruang kelas. Dari lapangan proyek, ia belajar bahwa ilmu dan pengabdian bisa berjalan beriringan. Bukan hanya menimba pengalaman untuk diri sendiri, tetapi juga ikut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Dosen pembimbingnya berharap pengalaman ini bisa menginspirasi mahasiswa lain. “Setiap kerja praktek sebaiknya dimaknai lebih dari sekadar kewajiban kuliah. Kalau mahasiswa mau membuka diri, banyak sekali nilai kehidupan yang bisa dipetik,” pesan Kumita.

Semangat Anak Muda Aceh

Cerita Ferdian menjadi kabar baik dari Bireuen, Aceh. Ia menunjukkan bahwa anak muda daerah mampu menempatkan diri sebagai bagian dari pembangunan, bahkan dengan cara sederhana, yaitu ikut serta dalam proyek mushola. Dari sinilah semangat anak bangsa untuk terus memberi arti bisa dilihat.

Cerita Rakyat dari Aceh, Legenda Atu Belah di Tanah Gayo

Inilah esensi kabar baik, seorang mahasiswa yang belajar sambil mengabdi, sebuah mushola yang akan menjadi pusat ibadah warga, dan sebuah pesan sederhana bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa dirasakan oleh banyak orang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.