cerita rakyat dari aceh legenda atu belah di tanah gayo - News | Good News From Indonesia 2025

Cerita Rakyat dari Aceh, Legenda Atu Belah di Tanah Gayo

Cerita Rakyat dari Aceh, Legenda Atu Belah di Tanah Gayo
images info

Terdapat sebuah cerita rakyat yang berasal dari daerah Gayo, Aceh tentang legenda Atu Belah. Legenda ini menceritakan sebuah batu besar yang ada di sana dan diyakini bisa menelan siapa saja yang menginginkannya.

Berikut kisah lengkap dari legenda Atu Belah yang menjadi salah satu cerita rakyat Aceh.

Legenda Atu Belah, Cerita Rakyat dari Aceh

Dikutip dari buku Astri Damayanti yang berjudul Kumpulan Legenda Nusantara Favorit, alkisah di tanah Aceh pada zaman dahulu terdapat sebuah daerah yang bernama Desa Penurun. Di sana hidup sebuah keluarga yang miskin dan serba berkekurangan.

Keluarga ini memiliki dua orang anak. Si sulung berusia 7 tahun, sementara itu anak bungsu mereka masih bayi.

Pada suatu masa, desa tersebut ditimpa musim kemarau panjang. Hal ini membuat daerah tersebut mengalami paceklik dan serba kesusahan.

Sehari-hari sang ayah pergi ke hutan untuk mencari persediaan makan mereka. Biasanya sang ayah pergi berburu binatang untuk persediaan makan mereka sehari-hari.

Namun pada masa paceklik tersebut, sang ayah hanya bisa menangkap belalang untuk persediaan makan mereka. Hasil tangkapan ini kemudian disimpan sang ayah di dalam lumbung sebagai persediaan mereka.

Pada suatu hari, si sulung merengek kepada sang ibu karena kelaparan. Dia meminta sang ibu untuk memasak makanan bagi dirinya.

Namun sang ibu sedang kewalahan meniduri si bungsu. Anak bungsunya tersebut terus-terusan menangis karena sedang demam.

Sang ibu kemudian meminta si sulung untuk menunggu sebentar. Akan tetapi si sulung tidak sabar dan terus memaksa sang ibu memasak makanan untuk dirinya.

Akhirnya sang ibu menyuruh anak sulungnya tersebut untuk mengambil persediaan belalang di lumbung mereka. Selain itu, dia menyuruh si sulung untuk membakar sendiri belalang tersebut di perapian.

Si sulung merasa senang dengan hal itu. Dia langsung pergi menuju ke lumbung dan mengambil beberapa belalang.

Namun dia melakukan sebuah kesalahan yang sangat fatal. Setelah mengambil belalang, dia tidak menutup kembali pintu lumbung tempat penyimpanan tersebut.

Hal ini tentu membuat semua belalang yang ada di dalamnya berterbangan. Namun sayang, tidak ada seorang pun yang tahu hal tersebut, termasuk sang ibu dan anak sulungnya.

Tidak lama kemudian, sang ayah kembali dari hutan dengan tangan kosong. Dirinya merasa sangat lapar dan menuju lumbung untuk mengambil beberapa belalang.

Alangkah terkejutnya sang ayah melihat pintu lumbung terbuka begitu saja. Apalagi tidak ada lagi seekor pun belalang yang ada di dalamnya.

Amarah sang ayah langsung memuncak. Semua usaha yang dia lakukan berbulan-bulan untuk mengumpulkan belalang lenyap begitu saja.

Akhirnya sang ayah berteriak dan memanggil istrinya. Begitu istrinya keluar, dirinya langsung menghardiknya dengan kasar.

Tidak hanya itu, sang ayah juga memukul istrinya tersebut saking marahnya. Perbuatan ini tentu merobek perasaan dari sang ibu.

Si sulung yang melihat hal ini tidak bisa berbuat apa-apa. Sambil menggendong sang adik, dia sadar kelalaiannya sebelumnya membuat malapetaka tersebut terjadi.

Sang ibu langsung lari meninggalkan rumah. Dengan perasaan sedih, dia lari menuju Atu Belah.

Si sulung berusaha mengejar sang ibu sambil menggendong adik bungsunya dari belakang. Namun dia tertinggal jauh dari sang ibu yang lari dengan cepatnya.

Sesampainya di Atu Belah, sang ibu langsung berkata dengan lirih, "Atu Belah. Atu bertangkup. Atu Belah. Aku hendak turut."

Tiba-tiba angin kencang langsung datang begitu saja. Angin ini menggoyangkan semua pepohonan yang ada di sana.

Sesaat kemudian, Atu Belah terbuka dan menyedot sang ibu ke dalamnya. Setelah itu, Atu Belah kembali tertutup dalam sekejap.

Rambut sang ibu yang terjepit di antara batu kemudian memanjang dan melambai-lambai. Si sulung yang melihat kejadian ini di depan mata hanya bisa menyesali perbuatannya.

Dia kemudian mengambil tujuh helai rambut sang ibu. Dia menyimpan rambut tersebut sebagai obat rindu kepada ibunya.

Begitulah kisah lengkap dari legenda Atu Belah yang jadi salah satu cerita rakyat dari Gayo, Aceh.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.