legenda asal usul bukit kelam di sintang kalimantan barat cerita bujang beji yang iri dan dengki - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Asal Usul Bukit Kelam di Sintang Kalimantan Barat, Cerita Bujang Beji yang Iri dan Dengki

Legenda Asal Usul Bukit Kelam di Sintang Kalimantan Barat, Cerita Bujang Beji yang Iri dan Dengki
images info

Gunung Kelam atau Bukit Kelam merupakan salah satu gunung yang ada di daerah Kalimantan Barat. Konon terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Bukit Kelam yang ada di daerah SintangĀ tersebut dulunya.

Bagaimana kisah dari legenda Bukit Kelam di Kalimantan Barat tersebut?

Legenda Bukit Kelam Sintang

Dilihat dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di Negeri Sintang hiduplah dua orang pemimpin yang memiliki kesaktian tinggi. Kedua pemimpin tersebut bernama Bujang Beji dan Temenggung Marubai.

Kedua pemimpin ini sama-sama memiliki kesaktian yang sama kuatnya. Akan tetapi mereka memiliki sifat yang bertolak belakang antara satu sama lain.

Bujang Beji dikenal memiliki sifat yang pemarah dan serakah. Selain itu dia juga suka iri dan dengki dengan pencapaian orang lain.

Tidak heran Bujang Beji jarang disukai oleh masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, dia juga hanya memiliki sedikit pengikut.

Hal berbeda ada di pribadi Temenggung Marubai. Dirinya dikenal sebagai pemimpin yang murah hati dan suka menolong, sehingga banyak masyarakat yang menyukai dan menjadi pengikutnya.

Sehari-hari kedua pemimpin ini bekerja dengan menangkap ikan di sungai. Selain itu, mereka juga memiliki ladang yang diolahnya masing-masing.

Bujang Beji menguasai sungai-sungai yang ada di daerah Simpang Kapuas. Sementara itu, Temenggung Marubai menguasai sungai-sungai di Simpang Melawi.

Seiring berjalannya waktu, ikan di Simpang Melawi ternyata lebih banyak dan beragam jika dibandingkan dengan Simpang Kapuas. Hal ini membuat Temenggung Marubai berhasil mendapatkan tangkapan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Bujang Beji.

Situasi ini tentu membuat Bujang Beji iri. Dirinya kemudian mulai menggunakan racun ikan agar bisa mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.

Pada awalnya, rencana Bujang Beji memang berjalan lancar. Namun lama-kelamaan ikan yang ada di Simpang Kapuas justru habis tak bersisa.

Hal berbeda justru terjadi dengan Temenggung Marubai. Dia tetap mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah karena hanya menggunakan alat tradisional saja.

Bujang Beji kemudian mencari cara agar tidak kalah dari Temenggung Marubai. Dirinya kemudian memikirkan cara agar ikan di Simpang Melawi juga habis tak bersisa.

Akhirnya muncul sebuah ide di benak Bujang Beji. Dia berniat menutup aliran sungai Simpang Melawi di bagian hulu dengan batu besar.

Dengan demikian ikan-ikan hanya akan menetap di bagian hulu sungai saja. Akhirnya dengan kesaktian yang dia miliki, Bujang Beji kemudian mengambil puncak bukit batu di Nanga Silat.

Dalam perjalanan menuju Simpang Melawi, ternyata Bujang Beji ditertawai oleh bidadari yang ada di kahyangan. Baru saja Bujang Beji melihat ke atas, dirinya tanpa sengaja menginjak duri beracun.

Akibatnya bukit batu yang dia bawa terjatuh dan terbenam. Bujang Beji kemudian mengangkat sebuah bukit yang memanjang untuk bisa mencongkel bukit batu yang terbenam tersebut.

Namun usaha Bujang Beji ternyata gagal. Akhirnya dia tidak bisa membawa bukit batu tersebut untuk menutup hulu sungai di Simpang Melawi.

Bujang Beji kemudian menjadi marah dan ingin balas dendam atas perbuatan bidadari yang ada di kahyangan. Dia kemudian menanam pohon kumpang mambu yang bisa menjulang hingga ke kahyangan.

Tidak lama kemudian, pohon kumpang mambu tersebut sudah tumbuh menjulang. Sebelum memanjatnya, Bujang Beji melakukan sesajen adat terlebih dahulu.

Sesajen ini dilakukan Bujang Beji dengan memberi makan semua hewan yang ada di hutan. Hal ini bertujuan agar para hewan tersebut bisa membantunya dalam membalaskan dendam kepada bidadari yang ada di surga.

Namun ternyata Bujang Beji melewatkan dua hewan yang ada di hutan, yakni beruang dan rayap. Kedua hewan ini kemudian menjadi marah dan berniat menggagalkan rencana Bujang Beji.

Pada saat Bujang Beji sedang memanjat, para rayap kemudian menggerogoti pohon tersebut. Tidak hanya itu, para beruang juga berusaha menumbangkan pohon tersebut.

Akibatnya Bujang Beji terjatuh dari pohon tersebut. Alih-alih membalaskan dendam, Bujang Beji justru meninggal dunia akibat hal tersebut.

Kelak puncak bukit batu yang diambil Bujang beji dari Naga Silat menjadi asal usul dari Bukit Kelam. Sementara itu, patahan bukit panjang yang digunakan untuk mencongkel bukit yang terbenam menjelma menjadi Bukit Liut.

Begitulah cerita Bujang Beji yang iri dan dengki dalam legenda asal usul Bukit Kelam di Sintang, Kalimantan Barat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.