Isu terkait perubahan iklim selalu menjadi momok menakutkan bagi masyarakat bumi. Ditambah lagi dampak nyatanya sudah terasa di depan mata. Mulai dari cuaca ekstrem, naiknya permukaan laut, hingga polusi udara yang mengancam kesehatan.
Memasuki era digital, masyarakat khususnya generasi muda berada di persimpangan jalan. Memilih apatis atau peduli dalam merespons isu iklim.
Menanggapi isu tersebut, Putri Damayanti Potabuga, seorang aktivis lingkungan asal Jakarta, memilih untuk ambil bagian dalam kepeduliannya dengan menggagas aksi iklim.
Ia melihat era digital bukan sebagai penghambat, melainkan sebagai kunci mengubah pola pikir masyarakat, terutama generasi muda dalam memahami dan menjawab krisis iklim.
Justitia Avila Veda Advokat Korban Kekerasan Seksual, Suara Bagi yang Tak Terdengar
Kelahiran Climate Vlogger
Berangkat dari kegelisahan, pada 2019 ia bersama Climate Institute menginisiasi Climate Vlogger, suatu gerakan melalui media sosial berupa konsep vlog sebagai edukasi iklim untuk digital native.
Putri melihat isu perubahan iklim bukan sebagai tantangan nasional, tetapi sebagai tantangan global. Sebagai generasi awal yang mengalami perubahan sosial berupa teknologi dan internet sejak lahir menjadi tujuan utama pendidikan tentang isu lingkungan.
Seperti diketahui, generasi muda sekarang atau biasa disebut Gen Z adalah generasi yang up to date dengan media sosial dan akan menjadi pemimpin serta pionir di masa depan.
Menariknya, gerakan ini tidak hanya berputar pada teori, tetapi juga ajakan aksi nyata melalui kampanye media sosial. Putri mengajak generasi muda melalui konten video yang dikemas secara menarik dan kreatif. Mulai dari teknik dasar bercerita, editing, hingga tips menyampaikan pesan iklim tanpa menggurui.
Gerakan iklim ini juga mewujudkan berbagai kegiatan salah satunya adalah workshop. Pada kegiatan tersebut, para peserta diajak untuk mempraktikkan langsung cara pembuatan vlog dengan topik pembahasan seputar iklim dan lingkungan.
Rintangan dan Strategi Pendekatan
Dalam mengikutsertakan generasi muda bukanlah hal yang mudah. Teruntuk sebagian orang, isu iklim adalah pembahasan yang cenderung berat. Namun, Putri mempunyai strategi jitu dengan membungkus aksi iklim melalui media sosial dengan bahasa yang ringan, relevan dengan keseharian generasi muda, dan adaptif terhadap model perkembangan media sosial.
Ia juga menekankan pentingnya niat dan langkah kecil yang dilakukan. Mulai dari hal sederhana dan lingkup terdekat, seperti menghemat energi, mengurangi pemakaian plastik, hingga menghemat air.
Jakarta sebagai kota asal Putri sekaligus kota metropolitan dihadapkan oleh isu iklim yang cukup serius, mulai dari polusi udara, banjir, hingga penanggulangan sampah. Menjawab tantangan tersebut, Climate Vlogger mengambil peran dengan memadukan generasiĀ muda dan media sosial.
Berawal dari Aksi Menuju Apresiasi
Aksi Putri Damayanti memberikan kita pemahaman bahwa langkah kecil dalam menjawab isu iklim tak hanya lewat perbincangan serius dan formal saja. Mendasar lewat layar ponsel dan vlog yang menarik, generasi muda bisa mengambil peran sebagai agen perubahan.
David Hidayat dengan ANDESPIN: SATU Indonesia Awards untuk Penjaga Laut Desa Pinang
Langkah demi langkah yang didedikasikan Putri terhadap isu tersebut mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards dari PT. Astra di bidang lingkungan. Hal ini menjadi bahan bakar lebih untuk membuktikan bahwa media digital, khususnya media sosial bisa menjadi ruang alternatif untuk menjaga bumi dari perubahan iklim.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
