justitia avila veda advokat korban kekerasan seksual - News | Good News From Indonesia 2025

Justitia Avila Veda Advokat Korban Kekerasan Seksual, Suara Bagi yang Tak Terdengar

Justitia Avila Veda Advokat Korban Kekerasan Seksual, Suara Bagi yang Tak Terdengar
images info

Kawan GNFI, tidak semua orang yang terluka mampu bersuara. Tidak pula setiap yang terluka bisa meminta tolong. Setidaknya inilah yang dirasakan Justitia Avila Veda. Sebagai seorang penyintas sekaligus advokat, ia tergerak untuk menjadi ‘lilin’ bagi mereka yang menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia.

“Kalau tidak berhasil membawa keadilan bagi korban, setidaknya ada rasa kebersamaan. Yang diperlukan korban untuk bertahan dari situasi itu adalah tahu bahwa kita tidak sendiri,” sebutnya dalam IJRS.

Pemenang penghargaan 13th SATU Indonesia Awards tahun 2022 bidang kesehatan ini menjadi sosok pemuda inspiratif yang telah menolong ribuan ‘orang terluka’ dari sebuah cuitan sederhananya di Twitter (sekarang X).

Dari Karst yang Terancam Hingga Konsep Ecovillage Berkelanjutan, Inilah Jalan Panjang Kampung Berseri Astra (KBA) Cidadap Bandung Barat

Cuitan yang Berubah menjadi Gerakan

Di tahun 2020, kala pandemi COVID-19 merebak, Justitia merasa gelisah. Saat itu, banyak kasus kekerasan seksual berbasis online seperti pemerasan hingga ancaman lewat konten syur bertambah banyak. Namun, korban tidak tahu harus melapor ke mana.

Lulusan Universitas Indonesia ini menuliskan cuitan sederhana di X, di mana ia menawarkan bantuan konsultasi gratis untuk korban kekerasan seksual. Tak pernah disangka, respons audiens membludak. 40 pesan masuk dalam hitungan hari, yang kemudian berkembang menjadi ratusan melalui surel yang dicantumkannya.

Bersama beberapa rekan pengacara, wanita berkacamata ini kemudian menginisasi Kolektif Advokat untuk Keadilan Gender (KAKG).

KAKG memberikan konsultasi hukum, dukungan psikologis, bahkan akses medis bagi korban. Semua layanan itu diberikan secara pro bono atau sukarela.

Hingga sekarang, KAKG menjadi ‘rumah’ bagi ratusan banyak korban, anak-anak, perempuan, penyandang disabilitas, hingga mereka yang selama ini termarginalkan. Baginya, hukum seharusnya tidak menjadi tembok yang tinggi, melainkan jembatan menuju pemulihan.

Dapatkan Atensi Publik, tapi Bukan Tujuan

Justitia Avila Veda KAKG
info gambar

Kiprah Justitia bersama KAKG mengundang perhatian luas. Pada 2022, ia menerima penghargaan SATU Indonesia Awards atas kontribusinya mendampingi korban kekerasan seksual. Berbagai media menyorotinya. Dirinya juga menerima banyak undangan pembicara dan suara korban yang meminta bantuan semakin tinggi. 

Bagi para korban, Justitia bukan hanya pengacara. Ia hadir sebagai teman seperjalanan yang mendengar cerita mereka tanpa menghakimi, menenangkan di saat genting, dan berdiri di ruang sidang untuk memperjuangkan keadilan.

Diketahui dari gopos.id, hingga pertengahan tahun 2023, KAKG sudah menerima 456 aduan, di mana 5 kasus di antaranya sudah ada putusan lewat jalur hukum. Dengan begitu, selain pelaku telah dihukum, korban juga mendapatkan kompensasi selain dengan keadilan.

Selain itu, sekitar 80% yang ditangani adalah kasus kekerasan yang terkait dengan teknologi. KAKG sendiri memang membuka tak hanya konsultasi secara daring, tetapi juga pendampingan persidangan di seluruh wilayah di Indonesia.

Dari Pojok Kecil, Ayu Fauziyyah Adhimah Menyalakan Harapan Gizi Sehat

Lebih dari Sekadar Advokat

Kawan GNFI, di tengah masyarakat yang tak sedikit masih menutup mata terhadap kekerasan seksual dan ketakutan akan menjadi pihak yang disalahkan, kehadiran Justitia Avila Veda adalah pengingat bahwa perubahan bisa dimulai dari keberanian satu orang.

Kawan GNFI tentu ingat bagaimana dari cuitan sederhana lulusan Master of Laws University of Chicago tersebut, di situlah awal mula adanya gerakan. Dari luka pribadi, tercipta jembatan harapan. Ia tidak hanya menjadi penerang bagi penyintas, tetapi juga penggerak.

Tim yang yang bergabung menjadi bagian dari KAKG telah bertumbuh secara kuantiti dari yang tadinya ‘hanya’ segelintir orang.

Sejumlah media mewartakan, tim penggeraknya tadinya hanya 3 orang, kemudian bertambah menjadi 15 orang, hingga 45 orang.

Justitia menunjukkan bahwa keadilan bukan sekadar pasal-pasal hukum, melainkan keberanian untuk mendengar dan keberpihakan kepada mereka yang lemah.

Kini, setiap langkahnya membawa pesan, bahwa tidak ada korban yang sendirian, dan tidak ada keadilan yang terlalu kecil untuk diperjuangkan.

 

#SATUIndonesiaAwards

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
FS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.