spesies baru cicak jari bengkok ditemukan di pulau simeulue namanya cyrtodactylus maryantoi - News | Good News From Indonesia 2025

Spesies Baru Cicak Jari Bengkok Ditemukan di Pulau Simeulue, Namanya Cyrtodactylus maryantoi

Spesies Baru Cicak Jari Bengkok Ditemukan di Pulau Simeulue, Namanya Cyrtodactylus maryantoi
images info

Dunia taksonomi Indonesia kembali mencatatkan prestasi dengan teridentifikasinya spesies baru cicak jari bengkok yang berasal dari Pulau Simeulue, Aceh. 

Temuan ini diumumkan oleh Awal Riyanto, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui publikasi dalam Jurnal Zootaxa pada 4 Agustus 2025. 

Spesies baru ini dinamai Cyrtodactylus maryantoi, sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi Ibnu Maryanto, profesor riset bidang mamalia di BRIN, yang telah membimbing dan menginspirasi generasi baru taksonomis dan konservasionis.

Berkerabat dengan yang di Sumatra Barat

Cyrtodactylus maryantoi diidentifikasi sebagai takson saudara dari Cyrtodactylusawalriyantoi yang sebelumnya ditemukan di Sumatra Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan taksonomi integratif, yang menggabungkan analisis molekuler (genetik) dan morfologi.

Analisis statistik univariat dan multivariat menunjukkan perbedaan morfologi yang jelas antara spesimen dari Simeulue dan daratan Sumatra. Analisis molekuler menempatkan spesimen Simeulue dalam kelompok Cyrtodactylussworderi dan sebagai spesies saudara dari C. awalriyantoi dengan dukungan bootstrap yang sangat tinggi. 

Tingkat divergensi genetik antara keduanya mencapai 12,4–12,7%, sementara dengan spesies lain dalam kelompok yang sama berkisar 17,2–20,1%, mengonfirmasi statusnya sebagai spesies yang unik.

Misteri Keragaman Cyrtodactylus

Cyrtodactylus, atau cicak jari bengkok, pertama kali dideskripsikan pada tahun 1827. Berkat kemajuan teknologi molekuler dan metode barcoding, keragaman marga ini semakin terungkap. Saat ini, tercatat sekitar 283 spesies yang tersebar dari dataran tinggi Tibet hingga Australia utara dan Oseania. 

Awal Riyanto menekankan bahwa keragaman Cyrtodactylus di Indonesia masih merupakan hidden biological diversity. Banyak wilayah yang belum tereksplorasi, ditambah dengan fenomena spesies kompleks dan kriptik serta minimnya studi, membuat potensi penemuan spesies baru masih sangat besar.

Baca juga Kerap Dianggap Mengganggu, Cicak Ternyata Penting untuk Ekosistem

Cicak “Pecel Madiun”

Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada pertengahan Maret 2025, tim peneliti yang sama juga mengumumkan penemuan spesies baru lainnya, yaitu Cyrtodactylus pecelmadiun dari Jawa Timur. 

Nama yang unik ini terinspirasi dari makanan khas daerah tersebut, yaitu pecel Madiun, sekaligus untuk mempromosikan kuliner Nusantara di kancah sains dunia. 

Habitat cicak ini berada tidak lebih dari 40 cm dari permukaan tanah, sering ditemukan di lingkungan dekat manusia seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di sekitar Maospati dan Mojokerto.

Secara morfologi, C. pecelmadiun memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan C. marmoratus (cicak jari lengkung Jawa). Cicak jantan dewasa memiliki panjang tubuh (SVL) 67,2 mm, sedangkan betina 59 mm. 

Warna kulit punggungnya gelap dengan bintik-bintik kuning, sementara bagian perutnya putih terang, yang diduga membantu penyamarannya di lingkungan dekat tanah. Pemeriksaan molekuler menyimpulkan bahwa spesies ini berbeda dengan C. petani, yang merupakan kerabat dekatnya.

Keanekaragaman Hayati yang Terus Berkembang

Penemuan spesies baru cicak jari lengkung semakin mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi di Bumi. Di Pulau Jawa sendiri, beberapa kali ditemukan spesies baru reptil ini. C. pecelmadiun adalah spesies kelima yang teridentifikasi di Jawa, setelah C. belanegara (2024), C. petani (2015), C. semiadii (2014), dan C. marmoratus (1831). 

Temuan ini menunjukkan bahwa bahkan di pulau yang telah lama dieksplorasi sejak zaman Belanda sekalipun, masih banyak kekayaan hayati yang menunggu untuk ditemukan.

Baik cicak rumah (Hemidactylus frenatus) yang biasa ditemui di dinding, maupun cicak jari bengkok (Cyrtodactylus), memainkan peran krusial dalam ekosistem sebagai pengendali hama alami. 

Penelitian menunjukkan bahwa seekor cicak rumah dapat memakan 63 hingga 109 ekor nyamuk per hari. Meskipun preferensi makanan C. pecelmadiun masih perlu diteliti lebih lanjut, diperkirakan spesies ini berperan dalam mengendalikan populasi serangga di sekitar permukiman. 

Oleh karena itu, penggunaan herbisida yang berlebihan untuk membersihkan kebun dapat mengganggu peran penting mereka dalam rantai makanan.

Penemuan Cyrtodactylusmaryantoi dan Cyrtodactyluspecelmadiun dalam waktu yang berdekatan merupakan bukti nyata bahwa Indonesia adalah negara dengan mega-biodiversitas yang masih menyimpan banyak misteri. 

Pendekatan taksonomi integratif yang memadukan morfologi, genetika, dan ekologi telah terbukti ampuh dalam mengungkap keragaman tersembunyi ini. Kedua penemuan ini tidak hanya menambah daftar panjang kekayaan hayati Indonesia tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya upaya konservasi dan eksplorasi yang berkelanjutan.

Baca juga Cicak Jari Lengkung Tambora, Spesies Baru yang meyakinkan indonesia Juara Ragam Hayati

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.