Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. adalah momen yang penuh dengan kehangatan spiritual dan rasa syukur. Selain doa dan ceramah, membacakan puisi yang menyentuh hati bisa menjadi salah satu cara yang indah untuk memperingati hari kelahiran Nabi kita tercinta.
Untuk Kawan yang sedang mencari puisi Maulid Nabi Muhammad saw. yang menyentuh hati, artikel ini akan menyajikan kumpulan puisi Maulid Nabi 2-4 bait yang pendek dan menyentuh hati.
Puisi-puisi ini cocok dibacakan di sekolah, majelis, ataupun untuk acara lomba. Yuk, simak lengkapnya di sini!
Baca Juga: 10 Ceramah Singkat tentang Maulid Nabi Beserta Dalilnya yang Menyentuh Hati
Baca Juga: 15 Pidato Maulid Nabi Beserta Dalilnya untuk Anak SD, Bisa untuk Lomba
Kumpulan Puisi untuk Maulid Nabi Muhammad Saw.
Berikut merupakan kumpulan puisi maulid nabi Muhammad SAW yang dapat Kawan gunakan untuk acara peringatan maulid nabi.
a. Puisi tentang Nabi Muhammad Pendek
- Puisi 1: Rindu Rasulullah
Karya: Enjang Adi Pryana
Malam maulid
Syahdu melantun shalawat
Mpuji dan salam
Gema keagungan namamu
Semaikan bait-bait perindu
Padamu wahai panutan
Sang pembawa perubahan
Tangis kami, akankan
Datang masa sepertimu lagi
Wahai Rasul
Hampiri kami senyapkan kegelisahan akhir jaman, dan
Angkat kami dari kacarutmarutan
Laku langkahi aturan
Panjat doa kami, tuntun kami raih syafaatmu
Di hari penghisaban
(Sumber : Buku Sang Pemabuk (Antologi Puisi) Enjang Adi Pryana)
- Puisi 2: Nabiku Muhammad
Karya: Agus A. Hi. Rsyid
Ya, nabi, ya Muhammad
Nabi panutan kami, akhir dari segala nabi
Yang menjadi teladan kami
Dan petunjuk kini menuju jalan yang benar
Tanpa-Nya sebagian umat islam akan sesat
Tak dapat membedakan mana yang salah juga benar
Ucapan syukur atas Kehadiran-Nya
Nabiku Muhammad
(Sumber : Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 3: Salam Rindu untuk Rasulullah
Karya: Meriyanti Lakoro
Ya Rasulullah…
Betapa mulianya dirimu
Engkau selalu ada dalam relung hati kamu
Ya Nabiyullah
Betapa rindunya hati ini
Kami ingin bertemu denganmu
Ya Rabbana
Tolong datangkan beliau dalam mimpi kami
Meski hanya sekali
Ingin rasanya kamu mendengar tutur katanya
Menyerukan sabdanya
Dan melihat ketampanan dirinya
Salam rindu dari kami
Wahai Nabiyullah Muhammadurrasulullah
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 4: Nabi Muhammad
Karya: Fadel Al Husein
Ya Rasulullah
Engkau adalah seorang pemimpin yang berani
Engkau rela dicaci-maki bahkan diludahi untuk membela agama Islam
Engkau berjuang demi menyebarkan agama Islam
Akhlakmu sangat mulia
Ketika orang menghinamu
Engkau balas dengan tersenyum dan mendoakan
Engkau adalah orang yang patut dicontoh
Akhlakmu sangat sempurna
membuatmu dicintai banyak orang
- Puisi 5: Uswatun Hasanah
Karya: Hari Sugarah Makalalag
Thola’al badru
Telah datang purnama
Terangi malam gelap gulitan
Ya Nabi…
Engkaulah cahaya
Hilanglah segala kesesatan
Hancurlah peradaban kebodohan
Muhammad…
Rasul akhir zaman penutup anbiya
Insan kami pribadi sempurna
Uswatun Hasanah seluruh semesta
Ummati Ummati….
Sayangnya kepada umatnya tak ada tandingnya
Shallallah Ala Sayyidina Muhammad
Akuilah kami sebagai umatmu
Syafaat kami di hari pembalasan nanti
- Puisi 6: Nabiku Muhammad Saw.
Karya: Krisna Arya
Ya Rasul ...
Engkaulah manusia yang mulia
Engkau yang membenarkan akhlak
Engkau yang memperjuangkan Islam
Akhlakmu sangat mulia
Ya Rasul ...
Kau adalah orang penyabar
Dicaci maki sana sini dan kau tidak marah
Ya Rasul ...
Akhlakmu sangat sempurna
Aku ingin sepertimu wahai rasulku
Kaulah idolaku
Nabi Muhammad saw.
b. Puisi tentang Rasulullah 2 Bait
- Puisi 1: Rasul
Karya: Lisa Suci Pratiwi
Segelintir rindu terasa nyata
Semilir angin menghembuskan rasa
Ingin ku melihatmu dengan mata kepala
Wahai engkau yang selalu menjadi pelita
Rasul
Engkau adalah tokoh historis
Yang benar-benar ada
Membawa pembaharuan dalam kehidupan nyata
Ingin ku menemuimu dalam dia
Sebagai penenang jiwa yang lara
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 2: Merindumu
karya: Sintia Polutu
Nelangsa hati kerap bertahta
Memupuk rindu yang amat dalam
Rindu ini tak dapat lagi kubendung
kepada engkau Sang Maha Kuasa
Ya Rabb
Adakah engkau merinduiku?
Adakah engkau menantiku?
Menantiku di istana surga-Mu
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 3: Rindu Rasulullah
Karya: Sri Ayun Karmain
Ya Rasulullah
Begitu indah cintamu
Teramat banyak yang mencintaimu
Namun tak ada yang bisa membandingi cintamu
Ya Allah, aku ingin Engkau hadirkan beliau dalam mimpiku
Aku ingin memandang kesejukan di wajahnya
Aku ingin mendengar suara merdunya
Ya Rasulullah
Aku rindu pada tauladan yang kau berikan kepada umatmu
Aku rindu pada kesederhanaanmu ya Rasulullah
Aku rindu pada kepedulianmu terhadap umatmu ya Rasulullah
Aku rindu pada kedamaian yang kau ciptakan ya Rasulullah
Aku merindukanmu ya Rasulullah
Semoga Allah mempertemukan aku denganmu di surga nanti
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 4: Kekasih Ilahi
Karya: Ika Refi K
Rintihan hujan diselimuti angin malam
Berharap mendapat syafaat hingga bibirku terbungkam
Menahan rindu bagai ditusuk seribu duri
Karena kehampaan hidup ini
Tanpa seorang kekasih ilahi
Dia perjuangkan agamanya
Dia perjuangkan kehormatan kaum wanita
Di akhir hayatnya dia sebut umatnya
(Sumber: Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta (2021-2022))
- Puisi 5: Pengobat Rindu
Karya: Sri Vingki Binti Yudin
Berjumpa denganmu kami tak sempat
Engkau telah, meninggalkan sunnahmu
Untuk umatmu yang mengikuti
Ajaranmu yang mulia
Seluruh umatmu merindukanmu
Menjalankan sunnahmu
Cara kami mengobati kerinduan
Padamu baginda Muhammad
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 6: Merintis Rindu Pada Habibanaku
Karya: Indana Zaharo
Bertabur beribu kerinduan
Berjuta keberkahan
Disertai doa dan banyaknya pengharapan
Serta pengampunan
Diiringi alunan cinta dan angan yang ingin berjumpa
Ketika menyebut namamu alam kalbuku
Ya habibanaku,
Sholawat atasmu tak hentinya selalu tercurahkan
Di setiap retorika rindu
Yang menghadirkan salam beserta kasihnya
Kelak syafaatmu yang selalu dinanti
Semoga akan selalu hadir
Di hari akhir nanti
(Sumber: Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta (2021-2022))
- Puisi 7: Sholawat
Karya: Aprilia Farchatun Nimah
Salam syahdu nan mendayu
Hati tertembal pandaran sukma
Ongsok jiwa segelanyut Nirmala
Lembayung di keningnya mega
Allahhuma mendesar di relung semesta
Wangsit menggerayang cahaya
Azali berseloka menggenta
Terenyuh tenteram menghalu jingga
- Puisi 8: Nabi Muhammad Pemberani
Karya: Ghina Khairunisa
Wahai Rasulullah ....
kau adalah pemimpin yang berani
kau berjuang demi membela agama islam
sampai-sampai kau di caci maki
Wahai Rasulullah ....
andai semua umat islam tahu
kalau engkau juga tidak pernah
membeda-bedakan agama
toleransimu sangatlah tinggi
engkau selalu baik terhadap semua orang
c. Puisi tentang Rasulullah 4 Bait
- Puisi 1: Nyanyian Rindu
Karya: Anwar Manto
Merahnya jingga kini menyayat senja
Ribuan burung pun bermain di atasnya
Tangan-tangan manusia mempersiapkan segala bawaannya
Melangkah berjalan dengan sanak saudaranya
Wajah-wajah cerah, menjatuhkan air mata
suara azan yang menjadi penyebabnya
Rindu akan Sang Pencipta takut akan hukumanNya
Menjadi alasan untuk mereka mematuhi aturanNya
Gerakan takbir, rukuk, sujud
adalah syukur yang dipanjatkan
Syair-syair permohonan
terkadang dilantunkan
Nyanyian rindu kepada sosok yang tidak pernah terlihat
Hanya mendengar dari dongeng, pula peninggalanNya
Yaaa HABIBANA ya Rasulku
Rindu akan hadirnya engkau ya Rasul
Jumputlah kami umatmu dalam firdausmu
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 2: Rasulullah
Karya: Rahmatia Nasaru
Ya Rasulullah, engkau adalah pelita dalam hidupku
Ya Nabiallah, engkau adalah nabi terakhir yang mulia
Ya, Habibullah, engkau adalah kekasih Allah
Engkau bagaikan mentari
yang menerangi siangku
Engkau bagaikan rembulan
yang menemani malamku
Rasa sakitku
Tak sesakit apa yang kau rasakan saat memperjuangan agama Allah
Tak sesedih apa yang kau rasakan saat orang-orang itu mengataimu
Atas nikmat Allah, agama ini ada
Atas kuasa Allah, dakwah ini berjalan
Ya Rasulullah…
Wahau aku tak pernah melihatmu
Tapi aku mengagumimu
Walau aku tak pernah bersamamu
Tapi aku merindukanmu
Aku sayang Allah
Aku sayang Rasulullah
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 3: Kecintaanku padamu, Ya Rasul
Karya: Mustika Rachel
Wajahmu yang tak pernah kulihat
kegelapanmu yang hanya dapat tergambarkan tewat cerita
jasamu yang selalu terkenang
membuat rasa cintaku semakin menggebu-gebu
Ketabahanmu yang s'lalu memotivasiku
ketaatanmu yang buatku terkagum-kagum
dan berharap akan kujumpai kau di surga
bersama mereka yang mencintaimu
Wahai Nabiku
betapa cintanya aku pada sosokmu
betapa rindunya aku akan kelembutan yang s'lalu
kauterapkan
Wahai Rasulku
akuilah aku sebagai umatmu
ajaklah aku untuk dapat melihatmu di surga nanti
di tempat semua orang Muslim
berkumpul seraya memanjatkan namamu
- Puisi 4: Cahaya Harapan
Karya: Virginia Agatha
Di saat dunia gelap
tak ada penerangan
di kala semua orang tersesat
tak ada kebenaran
Terlalu gelap
sampai kami tersesat
akankah dunia ini
berakhir seperti ini?
Kau pun datang
membawa sebuah harapan besar
membawa kami ke jalan yang benar
dan menyelamatkan kami
Engkaulah nabiku
Engkaulah rasulku
Nabi Muhammad
Terima Kasih
Baca Juga: 10 Contoh Puisi tentang Pendidikan 2-4 Bait, Sarat Akan Makna
d. Puisi tentang Rasulullah yang Menyentuh Hati
- Puisi 1: Muhammad SAW
Karya: Bilqis Nur Sakilatul Mawaddah
Muhammad sang peneduh jiwa
Terdengar tangisan bahagia
Angin yang berhembus selembut sutra
Terasa hangat pelukan sang Ibunda
Menyambut lahirnya seorang bayi istimewa
Bagai butir mutiara penyejuk jiwa
Sang Muhammaad bin Abdullah
Dengan kekurangannya yang tak bisa menulis dan membaca
Menuntunnya dalam takdir Allah SWT
Ketika dalam kesunyiannya di Gua Hira, mendapatkan wahyu pertamanya
Dakwah yang sulit diterima masyarakat
Godaan-godaan dan siksaan tak bisa dihindarkan
Ketika perang tanpa henti membela islam
Yang harus diteladani umatnya hingga sekarang
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad
Kini engkau telah tiada, meninggalkan cahaya imanmu
untuk selalu dikenang umatmu hingga hari akhir nanti tiba
Wahai Rasulku, Nabiku dan Junjunganku
Selamatkanlah kami hambamu yang hina ini dengan syafaatmu
Wahai sang peneduh jiwaku…
(Sumber: Buku Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta, penerbit Guepedia)
- Puisi 2: Rindu Dirimu
Karya: Firmansyah Yantu
Engkau Rabbku
Aku hambamu
Bolehkah diriku
Rindu diriMu
SenyumMu marahMu
Kurasa dalam ayatMu
Lembutnya sikapMu
Menjadi magnet akan kerinduanku
Ingatkah diriMu
Akan semua kesalahanku
Senyumnya diriMu
Menjadi tanda pemaaf dosaku
Jika suatu saat ingatanku
mulai kabur dengan ciptaanMu
Ingatkan akan diriku
Akan semua ketentuanMu
Sejujurnya,
Sebenarnya,
Seyakinnya,
Aku rindu akan diriMu
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 3: Rindu Muhammad
Karya: Hari Sugarah Makalalag
Saat gelap merasuki malam
Membawa kesunyian dalam jiwa
Merambah dalam hari
Menghantarkan rindu untukMu
Ya Muhammad
Malam semakin larut
Menandakan saatnya mata menjelajahi mimpi
Rindu ini seakan mengikuti jejak
Dalam tidur malamku
Tak terasa udara fajar
mulai masuk dalam relung hati
Membangunkanku dalam mimpi
Dan kucurahkan rindu ini dalam sujudku padaMu
Ya Muhammad
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 4: Rasulullah Nabiyallah
Karya: Any Adhista
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Cahaya hari kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa mulia akhlakmu
Bagai cahaya kemuliaan Al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa indah akhlakmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa suci akhlakmu
Bagai cahaya kesucian Al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya.
Tangisku di bulan Rabiul Awal
Ya Nabi Salam Alaika
Aku menangis ketika membaca cerita
Engkau berdakwah di tengah siksa
Di saat kaum Quraisy menebar keji merajalela
(Sumber: Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta (2021-2022))
- Puisi 5: Rabiul Awal Telah Tiba
Karya: Ozy V. Alandika
Rabiul awal telah tiba
Sejenak hatiku gemetar membaca kisah yang telah dijanjikan
Sungguh hari yang bahagia
Di mana orang-orang seakan mati rasa
Entah ingin menangis entah bahagia
Keduanya terbalut bersama shalawat atas Rasul-Nya
Rabiul awal telah tiba
Mengajak kita untuk mengingat kisah
Tentang pasukan Abrahah yang tumbang oleh burung dan ulat
Tentang riwayat akhir dari Persia; empat belas balkon istana Kisra sirna
Tentang padamnya api kaum Majusi
Juga tentang runtuhnya gereja Buhairah
Rabiul awal telah tiba
Kelahiran Muhammad bertabur cahaya
Menjadi pertanda bahwa Syam akan segera cerah
Menggantikan kejayaan Romawi pada zamannya
Rabiul awal telah tiba
Sudah sangat jauh dari 571 Masehi
Aku tidak pernah sekali pun melihat Nabi
Aku hanya tahu dari Sirah Nabawi
Juga firman Ilahi
Sungguh malu aku hari ini
Padahal Muhammad akan menolong di Hari Akhir Nanti
Sedangkan bibirku masih sedikit berucap shalawat
Duhai Nabiku; aku sungguh mencintaimu
(Sumber: Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta (2021-2022))
- Puisi 6: Ya Rasulallah
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Ya Rasulallah
aku ingin seperti santri berbaju putih
yang tiba-tiba datang menghadapmu
duduk menyentuhkan kedua lututnya pada lutut agungmu
dan meletakkan telapak tangannya di atas paha-paha muliamu
lalu aku akan bertanya
Ya Rasulallah
tentang islamku?
ya Rasulallah
tentang imanku?
ya Rasulallah
tentang ihsanku?
Ya Rasulallah mulut dan hatiku bersaksi
tiada tuhan selain Allah
dan engkau ya Rasulallah utusan Allah
tapi kusembah juga diriku Astaghfirullah
dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah
Ya Rasulallah
setiap saat jasadku shalat
setiap kali tubuhku bersimpuh
diriku jua yang kuingat.
setiap saat kubaca shalawat
setiap kali tak lupa kubaca salam
Assalamu'alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuh
salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
kau menjawab salamku
bahkan apakah aku menyalamimu
Ya Rasulallah
ragaku berpuasa
dan jiwaku kulepas bagai kuda
ya Rasulallah
sekali-kali kubayar zakat dengan niat
dapat balasan kontan dan berlipat
ya Rasulallah
aku pernah naik haji
sambil menaikkan gengsi
ya Rasulallah, sudah islamkah aku?
Ya Rasulallah
aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya
aku percaya malaikat
percaya kitab-kitab suci-Nya
percaya nabi-nabi utusan-Nya
aku percaya akherat
percaya qadha-qadar-Nya
seperti yang kucatat
dan kuhafal dari ustad
tapi aku tak tahu
seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
ya Rasulallah, sudah imankah aku?
Ya Rasulallah
setiap kudengar panggilan
aku menghadap Allah
tapi apakah Ia menjumpaiku
sedang wajah dan hatiku tak menentu
ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan?
Ya Rasulallah
ku ingin menatap meski sekejap
wajahmu yang elok mengerlap
setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.
Ya Rasulallah
kuingin mereguk senyummu yang segar
setelah dahaga di padang kehidupan hambar
hampir membuatku terkapar.
Ya Rasulallah
meski secercah, teteskan padaku
cahyamu
buat bekalku sekali lagi
menghampiri-Nya.
(Sumber: Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta (2021-2022))
- Puisi 7: Rinduku Kepada Rasulullah
Karya: Amalia Dinda P. H.
Hari-hari telah berlalu...
Namun, namamu masih melekat di hatiku
Dan tak pernah aku berjumpa denganmu
Debu dan keringat membaur jadi satu
Terik matahari yang menyengat kulit
Tidak akan menyurutkan langkah-langkah kebajikanmu
Di setiap tapak jalan yang ia lalui
Tersebar doa dan keberkahan
Yang terpancar dan terasa bagi kaum muslimin
Tetapi redup bagi kaum munafik
Ya, Nabi...
Sangatlah agung namamu
Hambamu ini sangatlah rindu kepadamu
Rindu dengan kedamaian yang telah engkau berikan kepada kami
Ya, Rasulullah
Betapa indah akhlakmu
Seperti cahaya matahari
Yang menerangi isi bumi
Engkaulah,..
Sebagai petunjuk yang baik bagi kaum muslimin
Dan sebagai cermin kehidupan
Ya, Nabi, ya, Rasulullah
Hadirkanlah cinta
Dan ajarkanlah akhlakmu yang mulia kepada kami
- Puisi 8: Dia yang Begitu Lembut
Karya: Herson Kadir
Dia yang sering dihina, dihujat, dicaci-maki, tetap tersenyum
Dia yang sering dilempari batu dan kotoran unta, tetap menyayangi
Dia yang sering diludahi, diumpat, akan dibunuh, tetap mengayomi
Dia yang hanya beralaskan pelepah kurma dan tanah, tetap bahagia
Dia yang berhari-hari tak makan minum, tetap kuat
Dialah Nabi akhir zaman
Dialah yang begitu menyayangi umatnya
Dialah yang begitu memuliakan wanita
Dialah yang punya hak memberi syafaat
Dialah yang pertama dibangkitkan dari kubur
Dialah yang pertama masuk surga
Dialah yang memiliki telaga air minum di padang mahsyar
Dialah yang paling Sabar
Dialah yang paling Jujur
Dialah yang paling Amanah
Dialah yang paling lembut
Dialah yang paling firdaus
Dialah Muhammad, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
Baca Juga: 20+ Puisi Hari Pahlawan 10 November Singkat-Menyentuh, Bisa untuk Anak SD
e. Puisi Maulid Nabi untuk Anak SD
- Puisi 1: Ya Rasulullah
Karya: Maida Rosa Y.
Nabi Muhammad
Engkaulah Nabi Akhir Zaman
Nabi yang selalu mencintai umatnya
Nabi Muhammad
Senyummu, elok wajahmu, tatapanmu memancarkan sinar
Di mana manusia dapat merasakan kebahagiaan,
Kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan oleh manusia sebelumnya.
Tatkala engkau bersabda.
Tampak tutur kata indahmu
Engkaulah sebagai salaat bagi umatmu
Dan engkau rela mengantarkan kami nanti ketika melewati jembatan keadilan yang membentang
Sambil berkata “ Allahuma salim. Allahuma salim ,
Allahuma salim ."yang artinya "Ya Allah, selamatkanlah,
Ya Allah selamatkanlah . Ya Allah, selamatkanlah.”
Nabi Muhammad
Aku mencintaimu
(Sumber: Antologi Puisi Cinta Rasulullah Kau Sang Rasulku, Eqy Nasya Aulia, dkk)
- Puisi 2: Engkau Sang Nabi
Karya: Novi Kurniasih
Engkau manusia mulia
Lebih mulia dari emas permata
Seluruh semesta menyanjungmu,
Salam untukmu duhai kekasih Allah
Engkau manusia suci nan cemerlang
Lebih jernih dari embun pagi
Lebih bening dari mata air duniawi
Harum pengorbananmu
Mengalahkan milyaran wangi bunga dunia
Hangatnya kasih sayangmu
Mengalahkan hangat mentari bumi ini
Engkau sang Nabi akhir zaman
Kekasih pemilik kematian dan kehidupan
Akankah kita berjumpa di jannah-Nya kelak
(Sumber: Antologi Puisi Cinta Rasulullah Kau Sang Rasulku, Eqy Nasya Aulia, dkk)
- Puisi 3: Rinduku kepada Rasulku
Karya: Salsabila Yuni.S
Setitik untaian kata tak bermakna,
Mungkin tak akan bisa menggantikan jutaan pengorbanan
Seorang hamba mulia nan saleh
Yang dengan tulus mencintai dan mendoakan
Tanpa kenal letih dan bosan
Selalu mengisi hati dan jiwa
Ya, Nabi Muhammad
Bagaimana bisa aku membalas cintamu yang begitu besar
Bagaimana bisa kau mencintai umatmu yang hina ini
Bukankan engkau kekasih Allah
Bagaimana bisa aku dan saudara saudariku berdampingan denganmu kelak
Bukankah diri ini terlalu banyak noda dan dusta
Terlalu banyak hawa nafsu yang meraja
Bagaimana bisa,
Padahal diri ini sudah sangat rindu ingin bertemu
Ketahuilah, wahai suri tauladanku
Betapa beruntungnya umat yang hidup di zamanmu
Saat mereka rindu, mereka bisa datang menemuimu
Meminta nasehat dan bimbinganmu
Allohumma Sholli Ala Muhammad
Wa Ala Ali Muhammad
Dengan sholawat aku mengobati rasa rinduku
Wahai Rasul kekasih Allah.
Yang sangat aku cintai
Semoga kita bisa bertemu di Jannah Nya
(Sumber: Antologi Puisi Cinta Rasulullah Kau Sang Rasulku, Eqy Nasya Aulia, dkk)
- Puisi 4: Rindu Kepada Rasulullah
Karya: Amalia Dinda. P.H
Hari-hari telah berlalu.....
Namun, namamu masih melekat di hatiku
Dan tak pernah aku berjumpa denganmu
Debu dan keringat membaur jadi satu
Terik matahari yang menyengat kulit
Tidak akan menyurutkan langkah-langkah kebajikanmu
Di setiap tapak jalan yang ia lalui
Tersebar doa dan keberkahan
Yang terpancar dan terasa bagi kaum muslimin
Tetapi redup bagi kaum munafik
Ya, Nabi……
Sangatlah agung namamu
Hambamu ini sangatlah rindu kepadamu
Rindu dengan kedamaian yang telah engkau berikan kepada kami
Ya, Rasulullah
Betapa indah akhlakmu
Seperti cahaya matahari
Yang menerangi isi bumi
Engkaulah...
Sebagai petunjuk yang baik bagi kaum muslimin
Dan sebagai cermin kehidupan
Ya, Nabi, Ya, Rasulullah
Hadirkanlah cinta
Dan ajarkanlah akhlakmu yang mulia kepada kami
(Sumber: Antologi Puisi Cinta Rasulullah Kau Sang Rasulku, Eqy Nasya Aulia, dkk)
- Puisi 5: Dia
Karya: Sinta Polutu
Dialah teladan
Dialah pemimpin
Dialah panutan
Dialah ciptaan Allah yang paling sempurna
Tubuhnya bahkan haram dijilat api jahanam
Dialah yang sangat umatnya rindukan
Dialah pemimpin yang paling bijak
Dialah pembawa pesan dari Sang Pencipta pada umatnya
Dialah yang menuntun kami ke jalanMu Ya Rabb
Wahai Muhammadku
Kami merindukanmu
(Sumber: Antologi Puisi Religius Kalam-kalam Rindu oleh Hersin Kadir & Mahasiswa)
- Puisi 6: Ya Rasulullah
Karya Nur Amaliah Putri
Rasulullah, dalam mengenangmu
Kususuri lembaran sirahmu
Pahit getir perjuanganmu
Membaca cahaya kebenaran
Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umatmu tercinta
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlak
Ya, rasulullah kami umatmu
Walau tak pernah melihat wajahmu
Kami coba mengingatimu
Dan kami coba mengamalkan sunnahmu
Sesungguhnya engkau rasul mulia
Terukir namamu di dalam alquran
Engkaulah kekasih Allah
Namamu bersanding dengannya
Sabdamu adalah doa
Syafaatmu adalah harapan kami
Engkaulah Muhammad
Rahmatan lil’alamin
Kami sambung perjuanganmu
Walau kita tak pernah bersua
Tapi kami tak pernah kecewa
(Sumber : Buku Senandung Kalbu: Antologi Puisi, penerbit Ruang Tentor (2022))
- Puisi 7: Teladanku Ya Rasulullah
Karya Mutasaroh
Ya Rasulullah, Ya Habibullah,
Engkaulah cahaya bagi kami,
Penerang dari kegelapan
Petunjuk jalan dari kesesatan,
Menuju jalan kebenaran
Ya Nabi, Ya Habibullah
Kudendangkan sholawat untukmu
Kugoreskan namamu di hatiku
Pelukmu kudamba esok suatu hari nanti
Semoga umatmu mendapat syafaatmu
Ya Rasulullah, Ya Habibullah
Panutan kami, akhir dari segala nabi
Engkaulah teladan seluruh ummat
Ucapanmu, perilakumu sungguh mulia
Ku berharap umatmu selamat dunia akhirat
(Sumber : Buku Senandung Kalbu: Antologi Puisi, penerbit Ruang Tentor (2022))
Baca Juga: 5 Contoh Template Kata-Kata Undangan Maulid Nabi lewat Pesan WhatsApp
Demikian kumpulan puisi Maulid Nabi Muhammad saw. yang bisa Kawan bacakan saat peringatan Maulid Nabi. Semoga puisi-puisi ini dapat menginspirasi kita semua untuk meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad saw. dan menjadikan momen Maulid tahun ini lebih bermakna.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News