Di tengah gemerlapnya Banjarbaru, Kota Pendidikan, ada kisah-kisah sederhana yang menjadi fondasi utamanya. Bukan soal gedung-gedung megah, tapi tentang dedikasi tulus dari para pejuang harapan. Salah satu yang paling menginspirasi adalah Suprapti Ningsih, seorang pendidik yang mengubah pos kamling biasa jadi pusat belajar dan tiang penyangga masa depan.
Suprapti Ningsih, yang akrab disapa Etty, lulusan Bahasa Inggris. Setelah lulus tahun 2011, ia tidak memilih jalur karier yang biasa. Hatinya tergerak melihat banyak anak yang butuh bimbingan belajar tambahan tapi terhalang biaya. Tanpa menunggu fasilitas yang sempurna, Etty langsung bergerak. Ia mulai mengajar gratis di tempat yang tidak terpikirkan: sebuah pos keamanan lingkungan.
Tempat sederhana ini, yang ia juluki "gubuk pintar," jadi magnet buat kawan-kawan di sekitar. Tiap sore, tawa dan semangat belajar mereka penuhi ruangan kecil itu. Etty mengajar dengan penuh kasih, bikin pos kamling bukan cuma tempat jaga, tapi ruang di mana ilmu dan impian bertemu. Lama-kelamaan, kegiatan ini makin besar, dan gubuk pintar pindah ke teras rumah orang tuanya, terus tumbuh bareng semangat Etty yang tidak pernah padam.
Baca Juga: Guru Indonesia Melek Film: Dari Ruang Kelas ke Layar Inspirasi
Transformasi Menjadi Lembaga Resmi
Tahun 2012, dedikasi Etty mencapai puncaknya. "Gubuk pintar" resmi berubah jadi Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Home Learning "Bhakti Pertiwi." Ini bukan cuma ganti nama, tapi komitmen yang lebih besar. LKP ini memberi bimbingan belajar buat berbagai tingkatan, dari anak-anak sampai ibu rumah tangga, menunjukkan kalau pendidikan itu hak semua orang, tanpa melihat usia atau latar belakang.
Sekarang, LKP "Bhakti Pertiwi" itu seperti ekosistem pendidikan yang luar biasa. Dengan 50 murid dan 11 guru sukarela, lembaga ini menjalankan satu visi: mencetak generasi yang cerdas otaknya dan baik akhlaknya.
Etty dan para pengajarnya tidak cuma fokus ke pelajaran sekolah. Mereka rutin mengadakan kegiatan keagamaan tiap Jumat sore; kawan-kawan diajarin cara doa, baca Al-Qur'an, dan mendengarkan ceramah. Ini bukti kalau pendidikan yang utuh itu kunci buat membentuk manusia seutuhnya.
Ketulusan yang Menggerakkan dan Rencana ke Depan
Kisah Etty dan LKP-nya gambaran nyata dari tiang-tiang penyangga Kota Pendidikan Banjarbaru. Kota ini tidak cuma disokong sama sekolah dan kampus favorit, tapi juga sama semangat belajar yang tinggi dan, yang paling penting, dedikasi guru-guru yang tidak kenal lelah. Etty contoh nyata guru yang mengajar bukan demi gaji besar, tapi demi masa depan anak-anak didiknya.
Walaupun menghadapi banyak tantangan, Etty tetap teguh sama misinya. Ia bilang, "Kami akan melanjutkan bimbingan belajar ini dan bersyukur masih bisa bertahan tanpa bantuan dari pihak mana pun karena niatnya tulus untuk membantu anak-anak sehingga selalu ada jalan meskipun kesulitan kadang menghadang."
Lewat LKP "Bhakti Pertiwi," Etty sudah membuktikan kalau satu orang dengan niat tulus bisa memberi perubahan besar. Banyak muridnya berhasil meraih prestasi di berbagai bidang, baik pendidikan maupun keagamaan.
Ke depan, LKP ini punya rencana buat terus berkembang, menambah kursus-kursus baru seperti bahasa Inggris, komputer, tata boga, dan administrasi.
Baca Juga: Dari Pojok Kecil, Ayu Fauziyyah Adhimah Menyalakan Harapan Gizi Sehat
Kisah Suprapti Ningsih adalah pengingat buat kita semua kalau untuk membangun peradaban yang kuat, kita tidak selalu butuh sumber daya yang melimpah. Yang kita butuhkan cuma hati yang tulus, berani mulai dari hal kecil, dan yakin kalau setiap usaha yang tulus pasti berbuah manis.
Suprapti Ningsih adalah mercusuar inspirasi, dan LKP-nya bukti nyata kalau cahaya pendidikan bisa bersinar terang bahkan dari sebuah gubuk sederhana. Mari kita renungkan, kontribusi kecil apa yang bisa saya dan kawan berikan untuk membangun pilar serupa di lingkungan masing-masing.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News