membangun masyarakat mulai dari rumah ciptakan iklim yang sehat untuk ibu - News | Good News From Indonesia 2025

Membangun Masyarakat Mulai dari Rumah: Ciptakan Iklim yang Sehat untuk Ibu

Membangun Masyarakat Mulai dari Rumah: Ciptakan Iklim yang Sehat untuk Ibu
images info

Kesehatan mental ibu seringkali diabaikan. Padahal, ketika seorang ibu sehat secara mental, dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh anak-anak, keluarga, bahkan masyarakat.

Menurut data yang diterbitkan WHO, kesehatan mental para ibu di negara berkembang sangat memerlukan perhatian. Selama masa kehamilan, 15,6% ibu mengalami gangguan kesehatan mental. Angka ini bahkan meningkat setelah melahirkan dengan 19,8% ibu mengalami gangguan kesehatan mental.

Permasalahan ini menjadi salah satu pemantik diadakannya webinar Good Movement x KBTG dengan tema MerawatMental Ibu, Menyemai Masa Depan Anak berkolaborasi dengan Gerakan Binar. Gerakan Binar merupakan sebuah komunitas dengan ruang lingkup support system bagi ibu yang ingin belajar untuk mendampingi tumbuh kembang anak dengan optimal, merawat kesehatan mentalnya, dan juga mempraktikkan positive parenting di keluarga.

Nani Nurhasanah, S.S., founder Gerakan Binar, membagikan wawasan penting tentang bagaimana merawat mental ibu dapat menciptakan generasi yang lebih baik.

Jaga Kesehatan Mental Ibu: Ruang Aman Lebih Penting daripada Kesempurnaan

Ibu yang Sehat Mental Pondasi Keluarga yang Lebih Bahagia

"Tidak harus selalu bahagia, tidak harus paripurna, sempurna, tapi ibu yang tahu kapan dia harus menjeda, kapan dia harus istirahat, kapan punya ruang untuk diri sendiri dan kapan dia harus menemani anak. Itu bisa membuat rumah serasa surga,” kata Nani

Nani menekankan bahwa menjadi ibu yang sempurna bukanlah tujuan utama yang perlu dicapai. Yang lebih penting adalah memiliki kesadaran pada kondisi sendiri: kesadaran untuk berhenti sejenak ketika merasa lelah, memberi diri waktu untuk self-care, dan tetap hadir secara emosional untuk anak. Ketika seorang ibu mampu mengelola emosinya dengan baik, suasana di dalam rumah akan ikut berubah menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

"Happy mom, happy family."

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan emosional yang stabil akan lebih mudah belajar bagaimana mengelola perasaan mereka sendiri. Mereka melihat contoh nyata dari ibunya tentang bagaimana cara menghadapi stres, amarah, atau perasaan kecewa dengan cara yang sehat.

Dengan itu, mereka tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati tinggi dan juga tangguh.

Single Moms Indonesia, Rumah bagi Para Ibu Tunggal yang Aman dan Nyaman untuk Bercerita

Tidak Hanya Kesehatan Ibu, Kapan Ibu Perlu Mencari Bantuan Profesional untuk Anak?

"Jika anak mengalami perubahan. Misalnya yang tadinya dia ceria, jadi pendiam. Atau yang tadinya pendiam, jadi hiperaktif," imbuh Nani.

Nani menjelaskan bahwa perubahan perilaku pada anak bisa menjadi tanda adanya masalah mental. Orang tua perlu peka dan tidak mengabaikan sinyal-sinyal ini. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba menjalin komunikasi yang baik dengan anak.

"Anak kita itu bukan benda mati. Bisa kita ajak ngobrol, bisa kita gali perasaannya."

Jika anak sulit terbuka, orang tua bisa mencari informasi dari lingkungan lain, seperti dari guru wali kelas anak di sekolah. Amati apakah perubahan anak juga terjadi di lingkungan lain karena tidak menutup kemungkinan perubahan anak hanya terjadi di satu tempat saja, misal hanya berubah di rumah.

Berawal dari Keresahan Seorang Ibu, Komunitas Ideketjil Hadir Membangun Literasi Keluarga

Jika masalahnya berlarut-larut, tidak ada salahnya melibatkan psikolog atau konselor.

“Yakinlah, setiap anak pasti akan merasakan kasih sayang dari orang tuanya Berikanlah ketulusan, berikanlah perhatian, sehingga anak pun mau terbuka dengan kita,” kata Nani.

Yang terpenting, ciptakan safe space di rumah agar anak merasa nyaman bercerita.

"Berikan kesempatan anak bercerita dengan bebas, tanpa menghakimi, kita cukup mendengarkan saja."

Gerakan Binar: Dari Keresahan Seorang Ibu, Tumbuh Komunitas Penuh Makna untuk Tumbuh Kembang Anak

Bagaimana Menolong Ibu yang Berjuang dengan Kesehatan Mental?

"Jika kita sudut pandangnya sebagai teman, maka kita hadir ketika dia butuhkan."

Tidak semua orang siap menerima bantuan. Sebagai teman, kita tidak bisa memaksa, tetapi bisa menunjukkan bahwa kita ada untuk mereka.

Dukungan kecil seperti mengajak ngobrol, memberi makanan, atau sekadar mendengarkan bisa sangat berarti. Jadi, sebagai teman usahakan membuat si ibu nyaman terlebih dahulu, dengan cara membuat dia tahu kalau kita ada saat dia butuhkan.

Akan tetapi, jika ibu menunjukkan reaksi bahwa ia merasa belum membutuhkan pertolongan, jangan memaksa karena dikhawatirkan tindakan yang awalnya diniatkan baik justru akan merusak teritorial ibu.

Butterfly Hug, Terapi Mandiri Atasi Kecemasan dalam Diri

"Kita jangan menyerang teritorial dia. Karena kita akan merusak kepercayaannya."

Poin utamanya adalah berikan keyakinan bahwa saya kita selalu hadir sesuai dengan kapasitas yang bisa dilakukan, dan pastikan dia tahu kalau dia punya seseorang yang ada di sekitarnya.

Merawat kesehatan mental ibu di zaman sekarang bukanlah suatu kemewahan, melainkan kebutuhan yang perlu diperhitungkan. Ketika seorang ibu bahagia, seluruh keluarga merasakan dampaknya.

"Kita tidak butuh ibu yang sempurna, tapi ibu yang bahagia."

Dengan kesadaran ini, kita bisa membangun masyarakat yang lebih kuat dimulai dari rumah.

Terapi Kesehatan Mental Berbasis Budaya, Kolaborasi Ilmu Psikologi dan Antropologi dari Prof. Subandi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.