Desa Purwodadi di Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, terkenal sebagai desa peternak kambing dan domba. Walaupun memiliki potensi yang besar, para peternak masih dihadapkan pada tantangan yang cukup serius.
Salah satu masalah yang kerap terjadi adalah penyakit kembung pada ternak yang dapat mengurangi produktivitas. Ditambah lagi, pola pengelolaan peternakan yang masih tradisional membuat pengawasan kesehatan ternak menjadi terbatas.
Pemberian pakan pada ternak juga belum sesuai takaran maupun kebutuhan nutrisi.
Melihat kondisi itu, mahasiswa KKN-T IPB University 2025 membawa sebuah inovasi melalui program GEMUKIN: Pembuatan Silase. Program ini menjadi salah satu kegiatan unggulan yang bertujuan memperkenalkan pakan fermentasi berkualitas dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar desa.
Melalui kegiatan tersebut, peternak diajak untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat pakan fermentasi berkualitas dari bahan lokal, sehingga ketersediaan pakan dapat terjaga sepanjang tahun.
Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 28 Juli 2025 di Ruang PKBM Desa Purwodadi dan dihadiri oleh 40 peternak dari berbagai dusun. Suasananya hangat dan penuh semangat, terutama ketika peserta langsung ikut serta dalam pembuatan silase.
Mahasiswa KKNT IPB Memberikan Solusi Permasalahan Peternakan Di Desa Tondowulan, Jombang
Bahan hijauan yang digunakan cukup sederhana yaitu daun singkong, kulit kopi, dan rumput liar. Semua bahan dicacah, kemudian dicampur dengan molases dan ragi (fermipan).
Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke wadah kedap udara, dipadatkan, dan ditutup rapat. Setelah didiamkan selama 7–21 hari, silase siap dipakai sebagai pakan ternak dengan ciri khas aroma asam segar mirip cuka.
Bagi sebagian peternak, metode pembuatan silase ini benar-benar membuka wawasan baru. Mereka yang sebelumnya hanya mengandalkan pakan segar seperti rumput, kini mengetahui cara menyimpan pakan dalam jangka waktu lama tanpa mengurangi kualitasnya.
“Kami biasanya hanya mengandalkan rumput yang ada. Kalau kemarau, ya cari jauh-jauh. Dengan silase, ternyata pakan bisa disimpan lama tanpa busuk,” ungkap salah satu peserta pelatihan dengan antusias.
Testimoni ini mencerminkan besarnya manfaat yang dirasakan secara langsung oleh para peternak.
Respon masyarakat Desa Purwodadi terhadap program pun sangat positif. Berdasarkan hasil Pre-Test dan Post-Test, terlihat adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman peternak mengenai manfaat dan teknik pembuatan silase.
Mereka kini lebih memahami bahwa pakan fermentasi ini tidak hanya mampu menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun, tetapi juga mempertahankan kandungan nutrisinya agar tetap berkualitas.
Untuk memastikan pengetahuan ini dapat terus diingat dan dipraktikkan, mahasiswa KKN-T IPB University membagikan poster panduan pembuatan silase lengkap dengan langkah-langkah dan manfaatnya agar dapat menjadi referensi harian bagi para peternak.
Meski pelaksanaan kegiatan berjalan lancar, mahasiswa KKN-T IPB University mencatat adanya beberapa hal yang perlu diperbaiki di masa mendatang. Salah satunya adalah ketepatan waktu kehadiran peserta.
Beberapa peserta datang terlambat sehingga melewatkan bagian awal pelatihan yang berisi penjelasan teori dasar. Selain itu, kegiatan sempat mundur dari jadwal yang direncanakan, dan panitia mengakui bahwa perencanaan teknis di tahap awal masih dapat dioptimalkan.
Kendala ini menjadi pembelajaran penting agar program sejenis di masa depan dapat berjalan lebih efisien dan tepat waktu.
Sebagai langkah perbaikan, mahasiswa KKN-T IPB University merekomendasikan peningkatan komunikasi dengan peserta, koordinasi lebih intensif bersama tokoh masyarakat, serta penegakan disiplin waktu yang lebih tegas.
Mahasiswa KKN IPB Tebar 200 Bibit Lewat Cianaga Smart-Farm untuk Dongkrak Peternakan Desa
Dengan persiapan yang matang, pelatihan berikutnya diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.
Mahasiswa KKN-T IPB University berharap keterampilan membuat silase yang telah mereka ajarkan dapat diterapkan secara rutin oleh para peternak.
“Program ini kami rancang agar manfaatnya terasa jangka panjang. Dengan silase, peternak punya kendali lebih terhadap ketersediaan pakan dan bisa fokus meningkatkan produktivitas ternak,” jelas salah satu anggota tim KKN-T.
Kini, sebagian peternak di Desa Purwodadi mulai mengadopsi silase sebagai solusi penyediaan pakan. Metode ini tidak hanya menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun, tetapi juga membantu mengurangi limbah pertanian seperti daun singkong atau kulit kopi yang sebelumnya terbuang.
Dengan langkah sederhana tetapi berdampak besar ini, para peternak memiliki peluang lebih besar untuk menjaga kesehatan ternaknya, meningkatkan efisiensi usaha, dan memperkuat ketahanan pangan di sektor peternakan lokal.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News